Mohon tunggu...
Ira Oemar
Ira Oemar Mohon Tunggu... lainnya -

Live your life in such a way so that you will never been afraid of tomorrow nor ashamed of yesterday.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Benarkah Kopi Luwak Putih Aman bagi Penderita Gangguan Lambung?

27 November 2012   12:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:35 21051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_218576" align="aligncenter" width="576" caption="Tampilan white coffee memang tidak hitam pekat seperti kopi pada umumnya"][/caption]

Dulu, saya sangat anti minum kopi kalau tak benar-benar terpaksa. Kopi tubruk asli terasa pahit, sementara kopi instant merk tertentu yang dulu belum ada pesaing, terasa terlalu pekat dan membuat jantung berdebar tiap kali mengkonsumsinya meski hanya secangkir kecil.

Suatu hari, di bulan Mei 2010, saya harus tugas ke Cilacap berangkat malam hari dengan diantar sopir kantor. Sebagai bekal, saya membelikan kopi di mini market untuk sopir kantor. Kata teman saya, peminum kopi lebih suka kopi tubruk, jadi saya belikan kopi instant yang jenisnya tubruk (aneh ya, ternyata ada lho!). Karena kopi instant itu dijual dalam kemasan paket berisi beberapa sachet, akhirnya kopi itu bersisa cukup banyak. Kebetulan, tak lama setelah itu ada event piala dunia 2010, untuk menemani bergadang nonton pertandingan bolanya, saya minum kopi itu dan ternyata pas dengan selera saya. Sejak itu jadilah saya peminum kopi.

Sampai akhirnya muncul iklan di layar kaca tentang sebuah “kopi putih” yang katanya aman bagi lambung dan bersertifikasi “HALAL” dari MUI, saya tertarik untuk mencobanya. Saat itu masih dijual secara terbatas pada supermarket tertentu saja. Karena merk-nya mengandung kata “luwak” konotasi di benak saya adalah “kopi luwak” yang nota bene mahal. Betapa kagetnya saya saat saya lihat harganya kurang lebih seribu perak per sachet, tak jauh beda dengan kopi lain. Penasaran saya makin bertambah dan berspekulasi langsung membeli kemasan besar isi 20 sachet.

Ternyata, ketika saya seduh, aroma kopinya yang kuat dan harum sangat menggoda indera penciuman saya dan merangsang otak saya untuk berimajinasi tentang rasa kopi yang enak. Entah karena tergoda aromanya atau memang rasa kopi itu benar-benar enak di lidah, yang jelas saya sangat menyukainya dan sampai sekarang rutin meminumnya. Yang jelas pula, saya korban iklan. Iklan tentang nikmatnya kopi. Tapi benarkah itu kopi memang berasal dari bijih kopi luwak? Artinya biji kopi yang dipungut dari kotoran luwak? Dan benarkah kopi itu aman bagi lambung pada penderita maag? Tampaknya, untuk iklan yang ini kita perlu menganaliasa lebih jauh.

[caption id="attachment_218577" align="aligncenter" width="503" caption="Kemasan kopi yang di klaim sebagai kopi luwak (atau merknya luwak?)"]

13540198101032376135
13540198101032376135
[/caption]

FAKTA TENTANG KOPI (KOTORAN) LUWAK

Kopi luwak asli adalah kopi yang didapat dari hasil proses panjang dari biji kopi sisa pembuangan luwak (nama hewan). Konon biji kopi dari kotoran Luwak memiliki rasa yang lezat yang sudah dikenal sejaka jaman penjajahan Belanda dulu, bermula dari larangan para pemilik perkebunan Belanda kepada para buruh perkebunan kopi untuk mengolah kopi yang berasal dari pohon kopi. Karena larangan itu akhirnya buruh perkebunan kopi terpaksa memunguti sisa kotoran luwak yang berceceran di sekitar perkebunan untuk di buat minuman kopi.

Produksi kopi luwak sangat tergantung biji kopi yang dimakan luwak. Itu sebabnya tingkat produksinya sangat terbatas, sehingga banyak produk kopi luwak palsu. Menurut data yang ada produksi kopi luwak di seluruh dunia bahkan tidak mencapai 1 ton per tahun bahkan di prediksi hanya sekitar 500 kg per tahunnya. Produksi kopi luwak saat ini tersebar di beberapa negara Asia Tenggaradan yang sedikit membanggakan ternyata Indonesia adalah negara yang memproduksi kopi luwak terbanyak di dunia, mencapai 200 kg pertahunnya alias 2/5 atau 40%  produksi dunia.

Tak heran kalau kopi luwak dikenal mahal, karena kelangkaan dan keunikannya. Presiden SBY bahkan pernah menjadikan kopi luwak sebagai oleh-oleh/ cinderamata bagi PM Australia saat berkunjung beberapa tahun yang lalu. Itu artinya kopi luwak cukup bergengsi, berkelas dan berharga. Saya pernah mendapati promo sebuah merk kopi premium yang menjual kopi luwak seharga Rp. 65.000,- untuk kopi seukuran gelas air minum kemasan.

Nah, kalau kelangkaannya karena sedikitnya jumlah produksi, maka cukup mengherankan jika kopi putih yang maksud itu diklaim sebagai kopi luwak. Mengingat saat ini kopi putih yang diiklankan di TV itu dijual dihampir semua warung kopi kelas kaki lima sekalipun. Harganya yang hanya seribu perak se-sachet sama dengan kopi merk lain, makin menunjukkan bahwa kopi itu bukanlah kopi istimewa yang dibuat dari bahan baku yang langka.

Sejak awal sebenarnya saya memang tidak sedikitpun punya persepsi bahwa itu adalah “kopi luwak”. Menurut saya, kata “luwak” hanyalah mengacu pada merk kopi tersebut. Tepatnya Kopi “merk luwak”. Hal ini ditunjang logo kopi bergambar luwak. Jadi, iklan “kopi luwak” janganlah serta merta membuat kita berasosiasi bahwa kopi itu berasal dari biji kopi yang didapat dari sisa kotoran luwak. Mungkin karena bintang iklannya para artis ternama, bisa jadi banyak yang terbuai dengan istilah kopi luwak ini.

[caption id="attachment_218578" align="aligncenter" width="518" caption="Kemasan baru ini sengaja memperjelas klaim bahwa ini kopi premium yang low acid"]

13540200171761963741
13540200171761963741
[/caption]

FAKTA TENTANG KANDUNGAN ASAM DAN KAFEIN “WHITE COFFE”

Dari penelusuran melalui Google, yang saya temui di situs-situs resmi produsen kopi tersebut maupun agennya, kopi putih tersebut dibuat dengan proses pendinginan hingga -400C (minus 40 derajat Celcius), sehingga kadar asamnya berkurang drastis hingga 80% namun, tetap menjaga kadar kafein. Artinya kadar kafein dari kopi ini tetap 100%.

Uniknya, di beberapa belahan bumi lainnya dikenal berbagai istilah tentan g white coffee atau kopi putih, yang semua merujuk pada proses pengolahannya. White coffee dibuat dari biji kopi yang digongseng (roasted) tidak sampai matang, sehingga akan menghasilkan biji kopi yang berwarna lebih terang dan aroma berbeda daripada biji kopi umumnya yang digongseng sampai matang yang biasanya akan menghasilkan biji kopi berwarna coklat gelap dan aroma khas kopi. Biji kopi putih ini juga lebih keras dari biji kopi yang digongseng matang sehingga membutuhkan grinder khusus untuk menggilingnya dan karena berasal dari biji kopi yang digongseng tidak sampai matang maka kopi putih diduga mengandung kafein lebih tinggi daripada kopi biasa.

Di negara-negara barat seperti Amerika, Inggris dan Australia, yang dimaksudkan dengan White Coffee seringkali merujuk kepada kopi hitam atau espresso yang ditambah susu atau krimer (creamer/whitener). Bedanya dengan "cafe au lait" yang merupakan kopi dengan susu adalah, white coffee menggunakan susu dengan suhu kamar sedangkan cafe au lait menggunakan susu panas.

Di Amerika, white coffee juga bisa merujuk pada biji kopi yang digongseng (hanya) sampai kuning, dan ketika dibuat espresso menghasilkan minuman kopi encer berwarna kuning namun dengan keasaman tinggi. Jenis biji kopi ini umumnya hanya untuk membuat espresso, tidak untuk kopi seduh biasa. Karena digongseng dalam waktu yang lebih singkat, maka gula alami dalam biji tersebut tidak sampai terkaramelisasi dan tidak meninggalkan rasa pahit, rasa dan aromanya dikatakan seperti kacang. Ini mungkin menjelaskan kenapa kopi putih rasanya tidak terlalu pahit.

Nah, dari beberapa uraian di atas, sebenarnya kopi putih yang proses penggongsengannya tidak sampai matang jusrtru kadar asamnya tinggi dan kadar kafeinnya pun lebih tinggi dari kopi biasa. Maka, benarkah klaim bahwa kopi putih ini aman bagi penderita gangguan lambung?

Gangguan lambung akibat maag atau gastritis umumnya disebabkan meningkatnya asam lambung akibat berbagai faktor, salah satunya karena adanya asupan asam yang kuat dan zat kaustik. Termasuk karena mengkonsumsi makanan/minuman yang memicu terjadinya peningkatan asam lambung. Salah satunya adalah kopi, karena zat kafein yang ada didalamnya. Sementara, dari penjelasan proses di atas, kadar kafeinnya tetap 100% bahkan diduga bisa lebih tinggi dari kopi lainnya. Karena itu, tampaknya klaim bahwa kopi putih ini aman untuk penderita ganguang lambung, perlu diteliti dan dibuktikan melalui uji medis pada sekelompok penderita gangguang lambung yang mengkonsumsi kopi tersebut.

Nah, termakan iklan sih boleh-boleh saja, tapi tetaplah rasional. Usah berharap mendapatkan kopi yang terbuat dari biji kopi sisa pembuangan luwak kalau harganya sama dengan kopi biasa. Jangan pula berharap aman dari gangguan lambung jika anda memang pengidap gangguan lambung  yang tetap tak mau meninggalkan kafein. Selamat menikmati kopi putih, hirup aromanya, reguk nikmat rasanya.

Referensi :

  1. Kopi Luwak
  2. Iklan Kopi Luwak Membohongi Penderita Maag
  3. 8 Fakta Menarik tentang Kopi Luwak yang Perlu Anda Ketahui
  4. White Cofee Apa Ya

Catatan : Semua foto adalah dokumentasi pribadi. Apabila Admin Kompasiana menganggap ini berbau iklan karena menampilkan merk, silakan Admin menghapus gambar kedua dan ketiga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun