Mohon tunggu...
Ira Oemar
Ira Oemar Mohon Tunggu... lainnya -

Live your life in such a way so that you will never been afraid of tomorrow nor ashamed of yesterday.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menjerat Sang Distributor Apel dari LHKPN dan BBM

19 Januari 2012   10:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:41 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada 2 wanita yang perannya cukup sentral dalam kasus suap Wisma Atlit dan proyek Hambalang. Ada Rosalina dan adapula Angelina. Keduanya cukup akrab, Angelina bahkan mengundang Rosalina untuk hadir di ulang tahunnya pada 28 Desember, sesuai hasil kloning BBM. Keduanya sering berhubungan karena terkait transaksi apel Malang, apel Washington, semangka hingga pelumas. Ada yang bertindak sebagai penghubung dengan pemasok barang-barang itu, ada juga yang berperan sebagai distributor di DPR, setelah barang itu diterima. Mari kita cermati peran keduanya.

Rosalina Manullang, jabatan resminya adalah Direktur Marketing PT. Anak Negeri. Tapi dipikir-pikir, seperti yang terungkap di pengadilan, Rosa lebih berperan sebagai “liaison” alias penghubung dengan politisi di DPR, khususnya dengan Angelina Sondakh. Tugas Rosa adalah mengkomunikasikan kebutuhan “pelumas” untuk melancarkan pencairan dana proyek-proyek yang didapat oleh grup perusahaan milik Nazaruddin.

Posisi Rosa sebenarnya terjepit. Sebagai “Direktur Marketing” ia wajib mematuhi perintah atasan untuk mengirimkan apel, semangka, salak bahkan pelumas kepada siapapun yang disebut oleh Boss-nya. Sedangkan sebagai pihak yang berharap dana proyek segera cair, Rosa harus menuruti desakan pihak yang dianggap bisa mempercepat pencairan dana, untuk segera mengirim apel dan semangka sebagai pelumas. Sementara, Rosa sendiri tidak ikut menikmati kesegaran buah-buahan tersebut. Justru Rosa sering dipusingkan bagaiman ia harus mendistribusikan apel yang stock-nya terbatas, ketika Boss membutuhkan dan di saat bersamaan “pelanggan”nya minta segera dikirim.

Anehnya, Rosa yang tak ikut menikmati dan hanya berperan sebagai penghubung antara agen pemilik apel dengan distributor apel, dia justru sudah divonis bersalah dan dijatuhi hukuman 2 tahun penjara. Rosa memang tak mengajukan banding atas putusan hukuman itu. Kini, Rosa memilih untuk membuka semua rahasia yang selama ini dipendamnya. Toh semua itu tak akan mengubah vonis yang menimpanya. Maka, terucaplah dari mulutnya siapa Sang Boss Besar, Ketua Besar, Ketua, Putri dan Pak Bali. Sebagai pihak yang tak diuntungkan dari transaksi berkilo-kilo apel dan semangka, Rosalina memilih mengakui apa yang dia ketahui.

Angelina Sondakh, mantan Putri Indonesia, Wakil Sekjen Partai Demokrat, Koordinator Anggaran di Komisi X DPR, anggota Banggar DPR RI. Itu sederet jabatan yang diemban Angie saat ini. Maaf, ada satu lagi jabatan resmi yang lupa saya sebutkan : distributor apel Malang, apel Washington, semangka dan pelumas. Angie sudah menjadi anggota DPR RI sejak Oktober 2004.

Sesuai persyaratan calon anggota legislatif, Angie harus mengisi LHKPN dimana Saat melaporkan LHKPN untuk kali pertama pada 23 Desember 2003, harta Angie hanya Rp 618.263.000,- dan US$ 7.500. Tapi pada 16 September 2011, KPK merilis laporan harta kekayaan Angie per 28 Juli 2010 telah mencapai Rp 6.155.441.388 dan US$ 9.628. Sedangkan untuk giro dan setara kas yang dimiliki Angie mencapai Rp 770.617.388 dan US$ 9.479 hingga 21 Juli 2010. Jumlah ini meningkat tajam dari 23 Desember 2003, yang hanya Rp 50 juta dan US$ 7.500. Ini berarti total kekayaan Angie naik 1000% atau meningkat 10 x lipat dalam tempo 6,5 tahun!

Meski banyak orang menyebutnya “artis” tapi sebenarnya Angie tak pernah bermain film atau sinetron, juga tak pernah punya album rekaman. Setelah menjadi anggota DPR, Angie bisa dibilang vakum dari dunia keartisan dan sepenuhnya menjadi politisi. Artinya, peningkatan kekayaan sebanyak itu didapat Angie dari profesinya sebagai anggota DPR RI. Perlu dicatat pula, bahwa LKHPN Angie per 28 Juli 2010 itu dibuat saat almarhum suaminya masih hidup. Seperti kita tahu, Adjie Massaid semasa hidup juga menjadi anggota DPR. Artinya keduanya sama-sama wajib membuat LHKPN dan ini berarti harta Angie sudah dilaporkan secara terpisah dari harta Adjie.

Jika dilihat dari rekaman komunikasi BBM antara Angie dan Rosa, sejak 2 Mei 2010 Angie sudah mulai menagih semangka dan pada 22 Juni 2010 Angie bahkan memaksa dikirim apel Washington. (lihat di sini : http://hukum.kompasiana.com/2012/01/17/the-untouchable-angie/) Dengan kata lain, bisa saja “profesi sampingan”nya sebagai distributor buah-buahan di DPR, turut berkontribusi membengkakkan harta kekayaan Angie yang naik drastis itu. KPK sendiri merilis laporan itu karena nama Angie santer disebut-sebut dalam kasus suap Wisma Atlit.

Kini, dengan adanya pengakuan Rosa dan rekaman BBM, makin jelas betapa sentralnya peran Angie. Angie sering meminta anak buahnya – Jeffry dkk. – untuk  menerima “buah-buahan” dari Rosa. Pernah pula Angie meminta Rosa mengantarkan “buah” itu ke apartemennya. Menurut berita yang berkembang dari persidangan Muhammad Nazaruddin, Angie pernah menyebut “buah-buahan” itu dialirkan kemana saja. Ada istilah dialirkan ke “Bali” (diduga kepada I Wayan Koster dari Anggota Banggar dan Komisi X dari Fraksi PDIP), ada sebutan ke “kuning” (diduga Rully Chairul Azwar, Wakil Ketua Komisi X dari Fraksi Golkar), dan ada pula kode ke “Dapil Sulteng” (diduga Akbar Zulfakar, anggota Banggar dan Komisi X dari Fraksi PKS), politisi muda PKS dari Sulawesi Tengah yang dikabarkan siap menjadi kandidat Ketua KNPI didukung oleh Tommy Soeharto. Tapi semua nama yang diduga disebut dalam kode Angie, kontan menolak dirinya dikaitkan dengan pembagian apel.

Kalau melihat begitu banyaknya yang terlibat ikut makan apel dan semangka atau sekedar kecipratan “pelumas”, maka tak heran kalau Angie berani bersumpah bahwa dirinya “bersih”. Wajar, mana ada maling ngaku dengan sukarela. Tapi, menurut Tempo.co, saat ditanya dari mana asal usul kekayaannya yang melonjak itu, Angie malah memilih kabur ketimbang menjelaskan. Tugas KPK-lah untuk memaksa Angie melakukan pembuktian terbalik dari mana asal usul kekayaannya. KPK Juga mendesak Angie untuk menjelaskan apa maksud kode-kode pembicaraan BBM-nya dengan Rosa. Jika Angie menolak keterangan Rosa, maka ia harus bisa menjelaskan versi dirinya apa itu arti dari kata apel Malang, apel Washington, semangka, pelumas, serta siapa itu Ketua Besar, Ketua, Boss Besar.

Angie boleh saja membantah Rosa, itu tak akan menambah dan mengurangi hukuman Rosa. Sebagai pihak yang tak menikmati segarnya buah-buahan itu, Rosa sudah cukup menderita dengan hukuman dari masyarakat, hukuman penjara dan kini teror mental atas dirinya. Sebaliknya Angie, dia masih bebas berkeliaran, jalan-jalan ke mall, menebar tawa lebar sambil menenteng tas Hermes, bercerita bahwa dia punya banyak kenalan polisi dan bersumpah dengan membawa nama Tuhan. Tak ada cara lain, KPK harus tegas! Sebab bermula dari Angie-lah KPK baru bisa menguak pelaku lainnya. Rosalina bukanlah politisi, dia pun tak punya beking kuat. Jadi yang lebih patut dipercaya mestinya keterangan Rosa.

Kemana kasus ini akan mengalir selanjutnya? Sesungguhnya publik pun tak menunggu pengakuan Angie, Mirwan Amir dan Anas. Hukuman publik sudah jatuh kepada Partai Demokrat dan para politisinya. Hukuman rakyat bisa lebih kejam. Tahun2014 kelak, Demokrat bisa jadi terpuruk, SBY jelas tak lagi menjadi Presiden, Angie pun tak selamanya duduk di kursi DPR. Apakah Angie dan komplotannya memilih akan menunggu pengadilan rakyat? Semoga saja Angie masih punya sedikit saja rasa takut.

Referensi :

http://www.tempo.co/read/news/2011/09/17/063356730/Kekayaan-Angelina-Sondakh-Naik-1000-Persen

http://www.tempo.co/read/news/2011/09/17/063356797/Ditanya-Asal-Kekayaannya-Angie-Diam-Lalu-Ngacir

http://berita.liputan6.com/read/353751/kekayaan-angelina-sondakh-meningkat-tajam

http://www.suarapembaruan.com/home/tommy-soeharto-dukung-zulfakar-pimpin-knpi/12783

-font�ho-蟴 89� or:black'>

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun