Bandung, 15 Oktober 2024 Â Â Pemerintah Kota Bandung baru-baru ini melakukan atau meluncurkan sistem pembayaran parkir nontunai dengan menggunakan metode Quick Respone Code Indonesian Standard (Qris), akan tetapi efektivitasnya sampai saat ini masih menuai pro dan kontra serta menjadi pertanyaan besar. Sistem pembayaran parkir dengan metode ini telah dimulai pada tanggal 10 Oktober 2024 yang dimana itu semua bertujuan agar mempermudah masyarakat melakukan pembayaran dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor parkir. Namun, tidak sedikit dari banyak juru parkir mengungkapkan bahwa sistem pembayaran tersebut tidak berjalan efektif di lapangan.
Banyak dari juru parkir mengeluhkan bahwa mereka mengalami kesulitan dalam menerapkan metode pembayaran Qris ini, apalagi jika kendaraan yang keluar secara berbarengan kemudian belum tentu orang yang menjadi juru parkir tersebut mempunyai media atau alat elektronik. Salah satu juru parkir yang mengalami kesulitan tersebut adalah Bapak Diding (66 tahun) yang bekerja sebagai juru parkir resmi di jalan Cisangkuy, di depan Cafe Cisangkuy dan Ia memberikan tanggapan setelah di wawancarai " Kalau bapak sih ya.., karna memang kurang mengerti sistem pembayaran yang sudah mulai menggunakan metode seperti itu yaa tidak setuju sih, karna bapak sendiri tidak bisa bermain handphone, apalagi kalo dipikir pikir yaa, pembayaran seperti itu ngabisin waktu dan ngeribetin."
Pak diding pun memberi tau pendapatan dari hasil menjadi juru parkir ini terkadang hanya mencapai angka 100 ribu rupiah perhari, itu pun jauh dari target yang harus Ia dapatkan untuk bisa di setorkan kepada DISHUB. Hal itu terjadi karena banyak pengendara yang parkir dan kemudian tidak membayar tarif parkir sesuai dengan harga yang sudah ditentukan oleh tiket/karcis. DPRD Kota Bandung pun memberikan kritik terhadap kebijakan ini karena menyoroti potensi terjadinya penipuan yang dapat muncul dari penggunaan metode pembayaran menggunakan Qris yang ditempelkan pada rompi juru parkir.
Pada kesimpulan nya walaupun pemerintah berharap agar sistem parkir menggunakan metode pembayaran Qris ini dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi, tantangan dan kenyataan yang terjadi di lapangan memperlihatkan bahwa implementasinya belum seluruhnya berjalan dengan efektif dan lancar. Banyak dari juru parkir dan masyarakat masih lebih memilih pembayaran dengan menggunakan metode uang tunai karena dianggap lebih nyaman dan malah lebih mudah. Dan perlu dilakukan lagi evaluasi lebih lanjut untuk memastikan keberhasilan sistem pembayaran menggunakan Qris sebelum diperluas lagi ke seluruh wilayah di Kota Bandung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H