Berjalan didalam kota adalah hobby saya beberapa tahun belakangan ini. Melihat gedung-gedung tua dengan banyak garis sisa-sisa sejarah cukup membuat saya tertarik dan mencoba mengimajinasikan kejadian dikala itu. Ada banyak pertanyaan dipikiran saya, tentang bagaimana kehidupan disaat moment-moment sejarah itu terjadi dan tentang bagaimana nama masih tetap dikenang meski raga telah hilang ditelan masa.
Saat itu di bulan Oktober 2018, saya bersama salah seorang teman berkesempatan berkunjung ke Tjong A Fie Mansion di kawasan Kesawan tepat di pusat kota Medan. Seperti cerita saya di paragraph sebelumnya, karena topik cerita ini adalah berjalan didalam kota, kami pun memulai perjalanan kami dengan mengunjungi sebuah Mall di Medan yaitu Sun Plaza.
Seperti biasa kegiatan yang wajib dilakukan di Mall ini adalah hunting makanan, jadi kami menghabiskan beberapa waktu untuk makan di Mall ini dulu. Setelah puas menghabiskan waktu di Mall tersebut, kamipun bergegas pergi menuju Tjong A Fie Mansion yang terletak tidak jauh dari Sun Plaza. Saya tidak perlu menggunakan Google Map karena saya sudah sangat paham lokasi Mansion ini, karena Saya selalu melewati tempat ini sebelum Saya ibadah setiap hari minggu. Kamipun berjalan kaki menuju Mansion dan tiba di lokasi kurang lebih lima sampai delapan menit saja. Mansion ini terletak di jalan Ahmad Yani Kawasan Kesawan dengan luas kurang lebih 4000 meter kuadrat yang terdiri dari 35 ruangan.
Setibanya di Mansion ini, kamipun disambut oleh gerbang indah  menuju kawasan Mansion dengan patung singa dikiri dan kanan gerbang tersebut. Sesampainya didalam kita dapat melihat pekarangan yang asri yang ditanami banyak tanaman-tanaman hijau yang sangat serasi dengan warna dasar Mansion tersebut. Kamipun langsung menuju tempat pembelian tiket masuk dan saat itu kami di charge 35K untuk setiap orangnya, kami juga ditawarkan apakah ingin memakai pemandu atau tidak, dan karena tujuan saya adalah untuk memahami sejarah dari Mansion ini Saya pun meminta seorang pemandu untuk mendampingi kami dan menceritakan kejadian-kejadian di masa itu. Tiga point penting dari Mansion ini adalah sejarah, arsitektur dan fakta-fakta tentang Tjong A Fie.
Kita mulai dari sejarah, dari nama "Tjong A Fie" teman-teman pasti sudah tahu bahwa beliau adalah seorang keturunan cina. Tjong A Fie lahir pada tahun 1860 didaerah Moyan, Tiongkok dan beliau lahir dari keluarga yang cukup kekurangan dan menghantarkan beliau  pada akhirnya memutuskan keluar dari sekolah.
Keluarga Tjong A Fie memiliki usaha toko kecil dikala itu dan dari sanalah beliau mencoba memahami keahlian dalam memahami bisnis. Setelah cukup memahami tentang bisnis atau dagang tersebut Tjong A Fie memutuskan untuk pergi ke Hindia Belanda dan tibalah beliau di Kota Medan. Beliau mengaplikasikan kemampuan bisnisnya setibanya di Medan dan hal ini membuat pergaulan beliau berkembang sangat baik dengan kaum-kaum bangsawan di Medan. Tidak hanya kemampuan bisnis dan pergaulan yang baik, beliau juga memiliki sifat yang sangat dermawan kepada semua orang. Karna sifat-sifat beliau tersebut akhirnya beliau menjadi salah seorang kepercayaan Sultan Deli dikala itu. Karena kemampuan beliau dalam menangani urusan bisnis Sultan dikala itu, beliau pun akhirnya menjadi orang Tiongkok pertama yang memiliki perkebunan tembakau.
Tidak hanya perkebunan tembakau yang luas, beliau juga menanamkan modal dibidang pertambangan di Sumbar dikala itu. Semua bisnis yang beliau miliki menghantar beliau menjadi salah seorang yang berpengaruh dan terpandang di masa itu.
Ketika kita membicarakan sebuah Mansion, tidak adil sepertinya jika kita tidak membahas arsitektur Mansion tersebut. Mansion ini dibangun dengan mengimitasi gaya bangunan tiongkok kuno, eropa dan sedikit sentuhan melayu. Interior dari mansion ini adalah cina klasik dan sedikit sentuhan eropa. Pada bagian langit-langit mansion, dapat kita temukan lukisan-lukisan yang berseni tinggi dan lampu-lampu gantung yang anggun dengan gaya klasik eropa.
Di samping itu, kita juga bisa menemukan banyak barang-barang peninggalan Tjong A Fie yang dipakai dimasa hidupnya. Galeri-galeri foto juga menghiasi setiap sudut ruangan Mansion ini dan membawa  para pengunjung seperti berimajinasi tentang kehidupan dimasa itu. Semua sisi di Mansion ini bisa dinikmati oleh pengunjung kecuali di bagian kanan bangunan, bagian kanan bangunan ini tidak dapat dimasuki pengunjung karena masih ditempati oleh salah seorang keturunan Tjong A Fie.Â
Mengapa Tjong A Fie terkenal dimasa itu? Kekayaan dan kedermawanan Tjong A Fie lah yang membuatnya sangat dikagumi masayarakat kota Medan dikala itu. Ada beberapa fakta yang saya dapatkan dari pemandu saat itu, ternyata dimasa hidupnya Tjong A Fie sangat peduli dengan kepentingan khalayak banyak, hal ini dibuktikan dengan pembangunan beberapa bangunan rumah ibadah yang dibangunnya dikala itu.
Walaupun Tjong A Fie adalah warga keturunan Cina, beliau selalu menderma tanpa melihat suku, agama dan ras dari orang yang membutuhkan. Secara detail berikut ini adalah beberapa pembangunan yang dilakukan Tjong A Fie, yaitu pembangunan Titi Berlian (jembatan kampung Madras), Klenteng (Jalan Kling dan Pulo Brayan), Rumah Sakit Khusus Lepra (Pulau Sicanang) dan Mesjid Raya Medan (Tjong A Fie menyumbang sepertiga dari seluruh dana pembangunan) dan masih banyak lagi.