Tangkai Harapan untuk Ana
Hari ini, Ana,
jejak langkahmu menapak tangga harapan,
diiringi doa yang merambat dari langit,
mengakar dalam hati keluarga, sahabat, dan mereka yang mencintaimu.
Kau, seorang penjaga mimpi,
telah melewati malam-malam penuh perjuangan,
dengan mata yang letih namun hati yang teguh.
Di balik setiap lembaran buku yang kau buka,
ada cerita tentang keberanianmu,
tentang air mata yang tak selalu terlihat,
tentang gigil di malam hening saat ragu mencoba mengetuk pintu.
Namun kau, Ana, tak pernah menyerah.
Semangatmu adalah pelita,
yang menolak padam di tengah badai.
Hari ini bukan sekadar wisuda,
ini adalah bukti bahwa mimpi tak pernah sia-sia,
bahwa kerja keras adalah doa yang digerakkan oleh tangan manusia,
dan hasil adalah puisi yang ditulis oleh semesta.
Ana,
di pundakmu kini ada beban baru,
namun juga ada sayap yang lebih kokoh.
Kau telah menjadi pohon yang berakar kuat,
siap meneduhkan siapa saja yang singgah.
Lihatlah,
orang-orang yang tersenyum bangga di sekitarmu,
mereka menyaksikan perjalanan ini sebagai saksi,
bukan hanya dari keberhasilanmu hari ini,
tapi dari keindahan proses panjangmu.
Jangan pernah takut melangkah,
karena dunia ini adalah taman luas,
dan kau, Ana, bunga yang siap mekar di mana pun takdir menanam.
Wisuda ini bukan akhir,
tapi pintu yang baru saja kau ketuk,
menuju kehidupan yang lebih berwarna,
di mana mimpi baru menunggu untuk diwujudkan.
Selamat, Ana.
Langitmu kini lebih luas,
dan cahaya bintang-bintangmu semakin terang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H