Mohon tunggu...
Ir. H. Dian Kusumanto
Ir. H. Dian Kusumanto Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Sekarang tinggal di Nunukan Kalimantan Timur, suatu tempat di wilayah perbatasan NKRI

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menghitung Modal Investasi yang Paling Murah untuk Swasembaga Gula Nasional

22 April 2015   21:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:47 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Menghitung Modal Investasi yang paling murah untuk Swasembaga Gula Nasional (Investasi dengan komoditi Aren jauh lebih murah dibandingkan Tebu) Oleh : Ir. H. Dian Kusumanto Awal tahun 2014 yang lalu saya membaca di Metronews pernyataan Menteri Pertanian Dr. Suswono bahwa targetswasembada Gula pada tahun 2014 sebesar 5,7 juta ton tidak akan tercapai. Sejak awal swasembada gula dicanangkan pada tahun 2009 yang lalu, penulis merasa ini adalah hal yang mustahil.Kalau bahasanya Asmuni dari grup lawak Srimulat adalah “hil yang mustahal”.Ternyata demikian kenyataannya kita hanya mampu menghasilkan 2,5 juta ton pada tahun 2013 ini, masih sangat jauh. Banyak alasan dan sebab-sebab yang disampaikan oleh para pejabat yang terkait dengan swasembada gula ini sehingga target swasembada ini tidak tercapai.Sebabnya sebagai berikut : 1.Lintas Kementerian tidak sinergis. 2.Kementerian Pertanian perannya hanya 20 %. 3.Target 20-25 PG baru tidak tercapai, hanya 1 PG baru saja. Kementerian Perindusterian juga tidak ada gregetnya. 4.Investasi PG baru macet karena tidak tersedia anggaran dan swasta dan BUMN tidak siap atau tidak berminat. 5.Lahan yang diperlukan 300-350 ribu hektar, yang tersedia 195 ribu hektar yang dibebaskan Kementerian Kehutanan.Tetapi tidak ada yang mengajukan HGU, karena masyarakat minta uang pembebasan. BPN baru proses kalau clean & clear. Hanya 40% dari 195 ribu hektar yang bisa digunakan untuk perkebunan Tebu. 6.Asumsi awal 300 ribu ha sudah dimulai sejak 2010. 7.Dan lain-lain. Pada tulisan ini penulis mencoba membuat proyeksi dengan angka target swasembada gula nasional kita sebesar 5,7 ton gula per tahun.Ada 2 pilihan komoditi yang diperbandingkan, yaitu komoditi lama tanaman Tebu (Saccharrum officinarum) dan komoditi harapan baru yaitu Aren (Arenga pinnata).Penulis sengaja menyampaikan wacana ini agar bangsa Indonesia yang dianugerahi aneka tanaman penghasil gula ini tidak hanya terpaku pada satu komoditi saja.Sebenarnya di Indonesia yang kaya raya akan plasma nutfah ini terdapat banyak jenis tanaman asli yang bisa diolah menjadi gula.Dari keluarga palma seperti Kelapa, Siwalan, Nipah dan Aren.Dari keluarga ubi-ubian ada Singkong, Ubi Jalar dan Bit Gula.Dari keluarga Serealia selain Tebu ada juga Jagung, Sorgum dan lain-lain.Namun penulis akan menyandingkan 2 komoditi saja yaitu Tebu yang selama ini digunakan dan tanaman Aren yang diharapkan sebagai alternatif masa depan. Target swasembada dengan memproduksi gula sebanyak 5,7 juta ton setiap tahunnya, tentu memerlukan lahan kebun untuk menghasilkan bahan baku dan juga pabrik untuk mengolah bahan baku menjadi gula.Ternyata investasi akan lebih murah jika untuk mencapai target swasembada gula nasional memilih komoditi Aren. Dengan menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut : 1.Untuk Tebu : produktivitas 6 ton/ha/tahun, dengan investasi lahan kebun Rp 100 juta/hektar, kapasitas pabrik 5.000 tcd, rendemen 8% dan harga pabrik gula Tebu Rp 1,2 trilyun/unit. 2.Untuk Aren : produktivitas 50 ton/ha/tahun, dengan investasi lahan kebun Rp 50 juta/hektar, kapasitas pabrik 5.000 tcd, rendemen 14 % dan harga pabrik gula berbahan nira Aren Rp 200 milyar/unit. Maka untuk mencapai target swasembada gula nasional sebanyak 5,7 juta ton GKP per tahun jumlah investasi seluruhnya baik untuk untuk kebun dan pabrik, sebagai berikut : 1.Jika berbasis komoditi Tebu, investasi sebesar Rp180,5 trilyun (kebun Tebu Rp 95 trilyun dan pabrik gula Tebu sebesar Rp 85,5 trilyun) 2.Jika berbasis komoditi Aren, investasi sebesar Rp 9,093 trilyun (kebun Aren Rp 5,7 trilyun dan pabrik gula Aren senilai Rp 3,393 trilyun) Dengan demikian dengan memilih Aren sebagai komoditi dasar (base commodity) untuk mencapai swasembada nasionalmaka nilai investasi jauh lebih murah jika dibandingkan komoditi Tebu.Hitungan dan proyeksi lebih lengkap disajikan sebagaimana tabel berikut. Tabel 1.Proyeksi nilai investasi kebun untuk memenuhi target nasional swasembada gula berdasarkan produktivitas dan luas areal kebun antara Tebu dan Aren

Tabel 2.Proyeksi nilai investasi pabrik gula untuk memenuhi target nasional swasembada gula berdasarkan kapasitas pabrik dan rendemen antara Tebu dan Aren

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun