Mohon tunggu...
Sri Ken
Sri Ken Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Swasta

Suka masak sambal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fanatisme Berlebihan Tak akan Hadirkan Rahmat

5 Oktober 2024   22:18 Diperbarui: 5 Oktober 2024   22:39 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Media sosial tumbuh secara luar biasa di negara kita , dan mungkin negara lain karena ini merupakan fenomena global. Mungkin karena negara kita berpenduduk banyak sehingga dampaknya sangat terasa di kehidupan sehari hari kita.

Salah satu dampak dari penggunaan media sosial adalah ujaran kebencian, bukan saja soal politik namun juga agama. Fanatisme dan faham  transnasional diselipkan di beberapa ayat dan disebarkan seakan-akan itu suatu kebenaran mutlak. Begitu juga ajaran untuk intoleran dan bertindak radikal yang disebarkan melalui media sosial.

Kita bisa melihat seorang mahasiswa di Malang yang karena rasa simpatinya terhadap ISIS, yang dia kenal melalui medsos, dia kemudian tergerak hatinya untuk menghimpun dana untuk ISIS. Padahal kita tahu ISIS banyak meninggalkan persoalan di Suriah, antara lain bagi warga Indonesia yang sudah terlanjur bergabung dengan ISIS sulit untuk kembali ke Indonesia karena mereka stateless.

Keyakinan terhadap agama yang dianut memang wajib dimiliki oleh seluruh umat.  Hal yang dimiliki oleh umat /manusia terhadap keyakinan yang mereka percayai disebut iman. Iman adalah salah satu anugerah terbesar yang diberikan Allah kepada umat manusia. Ia adalah pondasi hidup yang membawa kita lebih dekat kepada-Nya, sekaligus mengarahkan kita pada kebajikan, kedamaian, dan ketenangan batin. Pada dasarnya, iman adalah kekuatan yang membawa kesejukan dalam hati dan kedamaian di dunia bagi diri dan lingkungan.

Apalagi  hakekat Islam di Indonesia adalah 'rahmatan lil alamin'dimana kehadiran Islam di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia itu sendiri dan alam sekitar,  " Dan tiadalah kami mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

Namun seperti yang saya singgung di atas, keimanan itu bisa menjadi keliru bahkan melenceng dari seharusnya. Mahasiswa simpatisan ISIS atau pelaku pemboman tiga gereja di Surabaya adalah salah dua dari sekian contoh, bagaimana keimanan itu keliru ditafsirkan. Beberapa orang yang punya fanatisme berlebihan itu menggunakan agama untuk menciptakan perpecahan, kekerasan dan kekacauan.

Hal ini tentu bertentangan dengan tujuan utama agama itu sendiri, yaitu membawa rahmat bagi seluruh alam semesta. Bagaimanapun, fanatisme berlebihan tak akan bisa wujudkan rahmat bagi sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun