Beberapa orang mungkin merasakan jika makin lama kita makin individualistis. Bukan hanya individualistis karena sulitnya ekonomi, tetapi juga tatanan masyarakat sedikit banyak bergeser. Bukan saja di wilayah perkotaan, sedikit terpengaruh juga di wilayah perdesaan.
Teknologi ikut berperan besar dalam perubahan sosial di masyarakat. Orang di ujung gunung mungkin lebih tahu kehidupan rumah tangga para artis yang ada di Instagram dan tik tok, daripada kehidupan atau kesusahan tetangganya sendiri, terhdap persoalan kehidupan. Sehingga tidak heran jika banyak sekali kasus bunuh diri yang melibatkan keluarga yang latar belakangnya tak jauh dari persoalan sosial dan ekonomi.
Sifat individualistis itu kemudian juga merember ke persoalan keyakinan. Memang dalam keyakinan, seseorang dinilai harus menghargai soal keyakinan sebagai hal privacy, seseorang. Namun di Indonesia ada factor yang juga mengintervemsi soal itu yaitu ideologi transnasional.
Ideologi ini membuat seseorang cenderung menjadi intoleran. Intoleran, bukan hanya persoalan individualistic saja, namun masuki juga masuk pada pemahamaman soal ideologi yang salah atau melenceng. Dalam ideologi itu seseorang yang berbeda keyakinan tidak lagi dianggap rekan karea sesama umat beragama dalam kehidupan berbangsa, namun adalah musuh. Sehingga tak heran jika ada pengeboman di rumah ibadah saat malam Natal atau saat misa pada hari minggu seperti yang bisa kita saksikan pada saat bom Surabaya.
Sebenarnya jika kita telaah bersama, perbedaaan agama bukanlah satu satunya factor yang menyebabkan orang berjarak dari yang lainnya, namun sikap permusuhan yang muncul karena pemahaman yang salah. Penegasan ini harus diingat baik oleh banyak umay dari agama mapun juga., agar kita tetap dekat satu sama lain terlepas dari hal yang bersifat individuyalistik itu.
"Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusirmu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil." (QS Al-Mumtahanah : 8).
Ayat ini sejatinya mewakili dalil yang cukup tegas bagaimana sebaiknya bergaul dalam pergaulan lintas iman seperti di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H