Mohon tunggu...
Sri Ken
Sri Ken Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Swasta

Suka masak sambal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Banyak Bernarasi Positif, Berpengaruh bagi Bangsa

7 Februari 2019   14:53 Diperbarui: 7 Februari 2019   15:07 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika kita perhatikan media sosial yang sehari-hari kita geluti, maka bisa disimpulkan bahwa yang banyak terjadi adalah banyaknya narasi yang dikeluarkan oleh masyarakat. Tapi secara kuantitas, narasi itu memang tidak bermafaat bagi masyarakat. Narasi-narasi itu malah sering merusak hubungan sosial antar masyarakat karena sering berisi sesuatu yang negative.

Hal negative yang sering ada dalam narasi itu adalah hoax dan ujaran-ujaran kebencian.  Dua hal itu sering menjadi hal yang mengganggu dalam pergaulan sosial antara masyarakat.  Pihak A tidak menyukai pihak B atau dua pihak itu saling bersaing sampai tak segan untuk mengeluarkan kata-kata kasar atau kata berisi maki-makian yang mengganggu perasaan A atau B.

Ini terjadi secara berulang-ulang dan mendominasi narasi sosial media banyak orang di Indonesia.  Baik di facebook, twitter, instagram sampai blog. Hal itu didorong karena banyak orang tergerak untukeksistensi dirinya. Di media sosial itu dia setidaknya harus terlihat lebih hebat dibandingkan orang lain melalui apa yang dituliskannya. Tulisan itu adalah cerminan dirinya; apa yang ada di otaknya atau hatinya.

Jika dalam dirinya hal yang bersifat negative, maka yang keluar adalah hal-hal atau narasi yang bersifat negative. Jika dalam diri seseorang bersifat positif maka yang ada adalah hal-hal yang bersifat positif atau harapan untuk hal yang baik.

Narasi yang dikeluarkan oleh kebanyakan  orang ini mau tidak mau memberi warna pada jagat informasi masyarakat. Karena media --terutama media online turut mengimplifikasi  hal negative itu ke situasi informasi kita.  Kita tahu bersama bahwa media online  sekarang ini bersifat kuratif (mengambil sumber dari narasi di media sosial yang beredar dalam masyarakat).

Contoh nyata adalah ketika Ahmad Dani Prasetyo (ADP) ditahan karena ujaran kebencian yang dia lontarkan pada twitter. Media online tak segan membuat berita reaksi dari orang-orang terdekap Dani , semial anak-anaknya dari tayangan instagram dan twitter mereka atau orang-orang yang dekat dengannya.  Semisal instagram anaknya, Dul yang mengeluarkan narasi-narasi metafora, sesaat setelah ayahnya dihukum atas ujaran kebencian.

Bila ini terakumulasikan dari seluruh ujaran-ujaran yang dikeluarkan oleh masyarakat, kita bisa bayangkan bagaimana profil jagat informasi Indonesia. Ini sangat mempergaruhi kita dan lingkungan , menjadi buruk juga.

Karena itu, mungkin  kedepan kita bisa belajar bagaimana bernarasi dengan baik. Bagaimana kita lebih banyak mengeluarkan harapan positif dan mendukung hal yang baik untuk masyarakat ke depan. Juga membuat bangsa kita tumbuh positif dan lebih baik dibanding yang sedang berlaku.

Kita juga harus menahan diri untuk tidak mengeluarkan hal atau narasi negative yang akan membuat jagat informasi kita memburuk. Karena itu, sudah selayaknya untuk mengingatkan lingkungan kita agar bernarasi positif fan berharapan positif juga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun