Mohon tunggu...
Sri Ken
Sri Ken Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Swasta

Suka masak sambal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Prestasi, Cara Bela Negara "Zaman Now"

17 Desember 2018   22:01 Diperbarui: 19 Desember 2018   10:23 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ndsite.wordpress.com

Jaman colonial Belanda telah berlalu. Cerita-ceritanya ada di buku-buku sejarah yang harus dihafal oleh para murid Sekolah Dasar. Mereka harus hafal dan mengerti bagaimana proses pembentukan Negara Indonesia dan perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan.

Hal menarik dari perjuangan Indonesia adalah kemerdekaan Indonesia yang dda diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 ternyata tidak diakui oleh mantan penjajah yaitu Belanda. Setelah Jepang kalah oleh Sekutu, belanda 'membonceng' Sekutu  dan berusaha untuk menjajahnya kembali.

Dimulai dengan Agresi Belanda I pada tahun 1947 dan beberapa perjanjian diabaikan oleh Belanda . Hingga sampai pada Agresi Belanda II yang meluluh lantakkan Indonesia yang waktu itu berkedudukan di Yogyakarta. Karena begitu mirisnya keadaan pemerintah Indonesia, sampai mendirikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia.

Setelah itu melalui Konferensi Meja Bundar yang masing-masing Negara yang bertikai (Indonesia dan Belanda) diwakili oleh Negara perantara, PBB dan AS. Karena kerasnya tekanan dan kecaman dunia Internasional terhadap Belanda yang masih ingin menjajah Indonesia, akhirnya Belanda mengakui kedaulatan Negara itu. Meski tak mudah karena harus menanggung hutang Belanda atas beberapa hal , akhirnya Indoensia diakui sebagai Negara berdaulat.

Dari merdekanya Indonesia di tahun 1945 sampai diakuinya kedaulatan Indoensia tahun 1950, kita memerlukan waktu selama lima tahun untuk mempertahankan kedaulatan. Dalam jangka waktu itu berbagai pengorbanan rakyat dan beberapa pihak untuk mewujudkan kedaulatan itu.

Hamengkubuwono IX misalnya. Meski tak banyak diceritakan , banyak pengorbanan yang diberikan oleh beliau bagi Indoensia. Semisal Yogya menjadi ibukota sementara pada tahun 48 -49 sebelum agresi Belanda II. Hamengkubuwono juga memberikan beberapa ratus ribu gulden milik keraton Yogyakarta untuk membayar hutang Belanda yang harus ditanggung Indonesia seperti yang tertuang pada perjanjian KMB.

Belum lagi pengorbanan nyawa banyak rakyatIndoensia yang melawan Belanda. Merobek bendera Belanda. Melakukan gerilya di pelosok Jawa sampai Sumatera dan berbagai pengorbanan lain. Itu semua agar Indoensia diakui oleh dunia bahwa mereka harus lepas dari Beanda.

Atas dasar itu, mungkin para generasi muda tak bisa hanya membaca sejarah dan menghafalkannya. Tapi tak memahami maknanya. Mereka seharusnya memaknai perjuangan memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan itu dengan memanfaatkan waktu dan sema kemajuan yang ada ntuk memperoleh prestasi setinggi-tingginya.

Dengan meraih prestasi setinggi-tingginya, hakekatnya kita juga berjuang untuk mempertahankan Indonesia agar selalu menjadi Negara terdepan. Dalam berbagai bidang. Bidang pertanian. Bidang Perkebunan. Bidang pertambangan. Bidang Kedokteran. Sastra, Geografi dan lain sebagainya.

Dengan focus pada prestasi kita bisa lepas dari ancaman disintegrasi bangsa karena perbedaan tidak menjadi masalah.  Dengan Fokus pada prestasi sejatinya kita sedang mempertahankan kedaulatan bangsa kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun