Mohon tunggu...
Iqbal Darmawan
Iqbal Darmawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Iqbal

Saya adalah seorang mahasiswa Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Money

Pergerakan Pasar Saham Selama Pandemi Covid-19 di Indonesia

30 Mei 2021   14:22 Diperbarui: 30 Mei 2021   21:26 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pasar saham merupakan salah satu sumber pendanaan yang penting bagi suatu perusahaan. Perusahaan yang sudah go public dapat menambah sumber dana melalui penjualan kepemilikan perusahaan di pasar modal. 

Dana yang diperoleh merupakan sumber pendanaan jangka panjang sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan sumber dana tersebut untuk meningkatkan kinerja. Hal yang harus dilakukan perusahaan kemudian adalah menjaga dan meningkatkan kepercayaan investor dengan memberikan kinerja terbaik.

Saat ini terjadi pandemi Covid-19 yang menyebar ke seluruh penjuru dunia. Pada awalnya hal tersebut tidak memengaruhi pasar saham, namun dengan semakin banyak korban yang terkonfirmasi maka pasar saham memberikan reaksi negatif. Hal ini juga menyebabkan harga di pasar saham menurun, terlebih setelah WHO menyatakan bahwa Covid-19 merupakan pandemi serta menyebabkan terjadinya negative abnormal return. Pandemi Covid-19 di Indonesia memengaruhi pasar modal dan menyebabkan terjadinya perubahan waktu perdagangan di Bursa Efek Indonesia dan hal ini merupakan sinyal negatif (kabar buruk) yang menyebabkan investor lebih tertarik untuk menjual kepemilikan sahamnya.

Meski didera volatilitas amat tinggi selama setahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia, pasar modal tetap mampu mencatat sejumlah pencapaian, khususnya di akhir 2020 dan awal 2021 ini. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang setahun belakangan sangat dipengaruhi oleh perkembangan pandemi di Tanah Air.

Dia menuturkan, ketika pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pertama diberlakukan pada periode Maret hingga Mei 2020, indeks komposit terguncang dan anjlok dalam hingga 11,3 persen selama periode tersebut. Adapun, begitu pelonggaran PSBB berlaku mulai Juni hingga pertengahan September 2020, IHSG langsung bereaksi positif seiring ekspektasi pasar bahwa pelonggaran PSBB dapat kembali mendorong roda ekonomi.

Di sisi lain, dia mengatakan pandemi juga telah membawa sejumlah pencapaian baru di pasar modal, termasuk dari sisi jumlah investor, kapitalisasi pasar, hingga volume, frekuensi, dan nilai transaksi bursa. Tercatat, sejumlah rekor berhasil dipecahkan seperti rekor volume perdagangan saham harian yang menyentuh 40,60 miliar juta saham dalam sehari pada 17 Desember 2020. Lalu rekor frekuensi perdagangan hingga 2.00.823 juta kali dalam satu hari pada 14 Januari 2021. Kapitalisasi pasar bursa juga sempat menyentuh titik tertingginya sepanjang sejarah pada 13 Januari 2021 lalu yakni mencapai Rp7.505 triliun. Dia mengaku puas dan optimistis dengan perkembangan pasar modal saat ini. Pun dirinya meyakini tren pertumbuhan di bursa saham Indonesia akan terus berlanjut dan masih banyak ruang untuk berkembang. Menurutnya, kondisi pandemi saat ini bukan menjadi tantangan melainkan kesempatan, apalagi di tengah pertumbuhan investor ritel yang sangat besar. Bahkan, Inarno menyebut investor ritel adalah masa depan pasar modal Indonesia.

Penulis : Iqbal Darmawan ( Universitas Pamulang)

NIM : 201010502234

Mata Kuliah : Teori Ekonomi Mikro

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun