Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal Mohon Tunggu... -

Ketika saya memutuskan untuk menulis, maka ada satu hal yang sangat menggebu-gebu di dalam pikiran saya untuk di bagikan kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Total Quality Management in Education

29 November 2013   11:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:32 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Banyaknya bermunculan universitas, sekolah tinggi, institute,maupun akademi selama ini di Aceh memberikan sedikit nuansa baru dalam duniapendidikan Aceh, khususnya pendidikan di level higher education(perguruan tinggi). Masyarakat disuguhkan dengan berbagai macam pilihanperguruan tinggi yang mereka sukai. Satu sisi bermunculan perguruan tinggi inikita sambut dengan positif karena ini pertanda bahwa masyarakat sekarang sudahcukup sadar dengan pentingnya pendidikan. Namun, di satu sisi yang lain kepercayaanyang diberikan DIKTI (Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi) kepada  sebuah institusi untuk menjalankan perannyaharus menjadi langkah awal untuk menciptakan sebuah perguruan tinggi denganpertimbangan manajemen kualitas atau total quality management yang cukupbagus. Kenapa ini dianggap penting? Karena untuk membentuk sebuah generasi yangcerdas dan kritis semua bermula dari sebuah institusi pendidikan yangmemberikan kualitas dan metode pembelajaran yang memicu daya kreasi dan inovasiyang tinggi.

Menjalankan sebuah institusi pendidikan berarti kitamenjalankan sebuah pelayanan umum atau public service. Kita sebagaipelayan akan melayani masyarakat yang ingin kita layani di tempat kita bekerja.Kita dituntut memberikan pelayanan dengan standar mutu dan kualitas yang tinggikepada orang akan kita layani. Dan itu artinya adalah kita sebagai pelayan akanall-out atau habis-habisan supaya orang yang kita layani menjadi suka,betah, puas, dan senang dengan jasa atau produk yang kita tawarkan. Semahal apapunbudget yang dikeluarkan oleh pelanggan asal dengan high-quality atau top-qualitypelanggan juga akan membeli atau menggunakan jasa kita. Contohnya bisa kitalihat bagaimana perusahan Apple mempunyai Apple lovers (pelanggan sejati)dengan produk-produknya. Penggagum Apel lebih mementingkan satisfactoryatau kepuasan daripada budget yang dikeluarkan. Membangun kepercayaan itusangat sulit tapi ketika kita sudah mendapatkan kredibilitas dari pelangganmaka kitalah pemenangnya.

Ini juga yang seharusnya insitusi pendidikan harus tawarkankepada masyarakat yaitu sebuah kepercayaan yang bermula dari  peningkatan manajemen mutu dalam instansinya.Pakar dalam Total Quality Management Deming melihat bahwa masalah mutu terletakpada masalah manajemen. Manajemen bagus maka akan terbentuk mutu yang baguspula.

Sebuah institusiperguruan tinggi sekarang ini sedang berlomba-lombanya memberikan mutu yangterbaik untuk masyarakat khususnya masyarakat yang ingin kuliah ditempatmereka. Tapi, itu semua tidak hanya dengan sebuah wacana ataupun teori yangterpampang jelas disebuah billboard maupun surat kabar. Menjalankan sebuahmanajemen pendidikan dengan mutu yang bagus itu membutuhkan perjuangan tidaksedikit. Butuh waktu dan perjuangan keras. Melibatkan sebuah aspek atau staffyang terlibat di dalamnya. Kerja sama yang seimbang dan apik diantara semuamereka akan menghasilkan manajemen mutu pendidikan di sebuah institusi semakintak terkalahkan.

Tapi tunggu dulu, semua tidak semudah itu. Pengalaman selamaini banyak institusi gagal ditengah jalan menjalankan manajemen mutu ini akibattidak punya tekad yang kuat menjaga dan melakukan perubahan terus menerus untukmemberikan mutu yang terbaik. Membentuk manajemen yang bagus dengan mutu yangsuper hebat harus dimulai dengan langkah-langkah besar. Dan itu dimulai dengansikap bahwa semua mungkin dan bisa dilakukan. Asalkan dilakukan dengan cerdas,bersama-sama dan sabar.

Dalam bukunya Total Quality Management in Education,Edward Sallis memberikan banyak poin-poin penting bagaimana meningkatkanmanajemen mutu pendidikan.

Point pertama menurut dia adalah perubahan terus menerus.Orang Jepang adalah orang pekerja keras karena itu mereka maju dengan sebuahkonsep hidup mereka dengan istilah Kaizen (improvement for thebetter future) yaitu perubahan terus menerus ke arah yang lebih. Berbicaramutu maka berbicara bagaimana kita mengambil sebuah sikap untuk memperbaikiyang salah. Menjadi baik maka kita harus belajar dari kesalahan kita selamaini. Perbaikan itu tidak harus dimulai dalam skala besar tapi semua itu dimulaidari kecil. Step by step improvement.

Poin kedua yang cukup penting harus kita ketahui untukmeningkatkan manajemen mutu pendidikan adalah perubahan kultur. Memang initidak mudah karena ini menyangkut sikap, pola pikir dan kebiasaan kita. Tapi,hal ini harus dipahami adalah budaya yang salah terkadang bisa memberikan hasilkinerja kita yang buruk dan menghambat peningkatan mutu sehingga disinidibutuhkan staff dan institusi yang siap dengan perubahan dengan perubahansikap dan pola pikir yang matang dan berwawasan.

Dengan berjalannya waktu, staff akan belajar bahwa merekatidak hanya mengubah pola pikir mereka tapi mereka juga harus meningkatkanskill mereka untuk itu semua. Selain itu, dengan memberikan kepercayaan dalamruang lingkup jabatan mereka  maka staffbisa bekerja dengan sempurna dan bertanggung jawab tinggi.

Perubahan kultur dan sikap memang sangat dibutuhkan, tapitidak cukup sampai disitu. Staff juga membutuhkan sebuah kondisi yang nyamandan aman untuk bekerja yang didukung oleh pimpinan yang arif dan bijaksanadalam mengambil segala keputusan. Ketika staff terasa terintimidasi dengankeadaaan maka ini akan menjadi salah satu penyebab menurunnya mutu yang merekaberikan kepada pihak luar. Sehingga rasa acuh tak acuh dalam pelayanan kepadapihak luar bisa memperburuk reputasi manajemen yang telah dibuat selama ini.

Manajemen mutu di dalam dunia pendidikan semua berpusatkandalam ruang lingkup pimpinan. Artinya disini adalah pimpinan yang menjadi langkahawal penggerak mutu dalam instansi mereka. Salah langkah atau pun salah dalampengambilan keputusan akan berakhir kepada amburadulnya manajemen kerja. Danini sangat fatal. Bisa-bisa akan menghancurkan manajemen mutu yang ada.Parahnya lagi kalau semua itu harus dimulai lagi dari awal kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun