Penyebaran virus Coronavirus (Covid-19) yang cepat dan tanpa batas seakan begitu menakutkan. Sudah ada 73 negara dari 193 negara di bawah pengakuan PBB. Artinya ada sepertiga negara di dunia sudah terjangkit virus mematikan tersebut. Belum ada penawar yang optimal dan penyebarannya yang cepat seakan jumlah korban yang terjangkit bisa terus bertambah.
Salah satu update data korban yang terjangkit hingga tulisan ini ditulis ada lebih dari 95 ribu korban terjangkit Covid-19. Sebagian besar pasien berhasil pulih, meskipun media kurang menarik dalam membahas korban yang berhasil pulih dibandingkan dengan korban meninggal dunia.
Korban terbanyak datang dari China daratan, Korea Selatan, Iran, dan Italia. Sedangkan negara lainnya sedang waswas menanti kejutan serupa terjadi. Berbagai cara dilakukan dengan melakukan tindakan pencegahan dengan memasangkan alat Thermal Scanner di sejumlah pintu masuk kedatangan internasional seperti bandara.
Fungsi dasarnya dalam mendeteksi tubuh penumpang yang masuk di sebuah kota atau negara. Perangkat akan merekam suhu tubuh dari objek yang melintas di alat tersebut.
Keterangannya bisa dilihat bahwa manusia yang sehat akan terekam berwarna biru dan ungu. Sedangkan yang punya gejala demam akan memberi sinyal warna kuning, oranye hingga merah. Petugas bandara akan memeriksa penumpang tersebut dan bila dianggap punya potensi besar akan dibawa ke RS yang khusus menangani Covid-19.
Hanya saja, sejumlah negara kecolongan dan bahkan penyebarannya tak disangka oleh penderitanya. Gejala yang baru dirasakan setelah 14 hari atau bahkan korban yang tidak melapor ke RS membuat jumlah penderita bertambah. Bahkan sejumlah negara sudah dalam darurat Covid-19. Masyarakat di sejumlah negara pun mulai panik seperti dengan memborong pasokan dan masker dalam jumlah besar.
Sejumlah festival, pertemuan hingga pertandingan harus ditunda hingga waktu yang tak ditentukan mengingat bisa menambah jumlah korban terkontaminasi. Izin keramaian pun tidak berhasil dikeluarkan, sebuah kerugian besar termasuk dalam segi ekonomi. Apa pun itu kita harus mencegahnya bersama-sama.
Alibaba dan Inovasinya di Bidang Medis
Negara yang paling terpukul secara ekonomi adalah China, ekonomi mereka jeblok dalam dua bulan terakhir. Berbagai industri tutup dan bahkan dunia pariwisatanya pun harus kehilangan begitu banyak turis. Di tengah situasi genting tersebut, Alibaba mencoba memberikan terobosan khususnya pencegahan Covid-19 secara lebih masif lagi di masyarakat.
Sudah ada lebih dari tiga ribu jiwa melayang di China daratan. Penanganan ekstra saja tak cukup dalam menekan virus tersebut. Selama obat penawar belum ditemukan, sudah pasti ada banyak korban yang terinfeksi. Bila tidak sigap, akan banyak korban yang jatuh bukan hanya di China daratan tapi di seluruh dunia.
Terobosan yang dilakukan adalah melalui anak perusahaannya yang bergerak di bidang riset, DAMO Academy. Sejak berdiri pada tahun 2017, DAMO Academy punya dedikasi besar dalam penelitian dan riset teknologi untuk umat manusia.
Ada banyak project yang dikerjakan di lintas bidang. Total ada lima bidang yang menjadi fokus utama dalam pengembangannya.