Bertepatan dengan hari pahlawan yang jatuh pada hari ini tanggal 10 November, masih banyak yang bingung bagaimana sih jadi pahlawan di era kini? Dahulu ada beragam pahlawan, ada Pahlawan Nasional, Pahlawan Kemerdekaan hingga Pahlawan Revolusi.
Bagi anak-anak, mereka umumnya lebih mengenal beragam pahlawan superhero berpakaian ketat yang punya kekuatan super dalam mengalahkan musuh dan menumpas kejahatan. Baiklah sob... zaman pun sudah berganti, tidak perlu merapatkan barisan sambil mengangkat bambu runcing untuk melawan agresi para penjajah. Kini dengan kemerdekaan hasil jerih payah para pahlawan terdahulu, tugas generasi kini ialah mempertahankannya. Caranya menjadi para pahlawan yang kekinian.
Di era digital saat ini, strategi berperang sudah berbeda. Hampir semuanya didukung salah satunya dari kemampuan meleknya anak muda terhadap teknologi. Informasi ibarat bambu runcing saat ini. Berbagai jenis Gadget harus dioptimalkan dengan semaksimal mungkin agar tak terjajah dengan perubahan zaman.
Hari pahlawan jadi refleksi yang tepat dalam sudut pandang pahlawan masa kini yang kekinian. Syarat menjadi pahlawan saat ini mengacu akan kreativitas, inovasi dan kerja keras dipadukan oleh bakat minat. Pahlawan kini diisi oleh anak muda, apalagi semangatnya yang membara untuk mengejar mimpinya. Tak lupa pula berbalut rasa kepatriotan yang mendarah daging, pahlawan kekinian siap bersaing dengan bangsa lain dalam berbagai hal.
Apalagi Bung Karno pernah berujar:
Seribu para tetua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah duniaÂ
Pahlawan kekinian hadir dari kalangan anak muda, apalagi peringatan hari sumpah pemuda dan hari pahlawan hanya terpisah 13 hari sehingga nuansa kepemudaan masih begitu kental. Saat para orang tua hanya bisa duduk di kursi roda dengan sejuta mimpi, anak muda hanya dengan satu mimpi mampu memberikan sejuta kemudahan untuk orang lain.
Anak muda harus jadi garda terdepan membela negara, dari minat dan bakatnya. Melawan gerusan kemajuan bangsa lainnya. Tolak ukur sekarang bukan siapa yang paling kuat mengangkat senjata, tetapi segenap prestasi yang ditorehkan.
Kini bukan hal yang asing saat mendengar hasil buah tangan anak muda mampu mendirikan perusahaan secara global yang mampu menyerap ribuan tenaga kerja. Para pengembang perusahaan bermula dari perusahaan perintis di dunia digital yakni Startup.Berawal dari minat dan melihat kebutuhan masyarakat inginkan, mereka terdorong menyalurkan ide-ide segar yang kemudian jadi trendsetter.Mereka layak dianugerahi pahlawan kekinian.
Pahlawan kekinian selanjutnya yakni ilmuwan dengan segudang riset terkemuka yang ia lakukan, bahkan ia menuntut ilmu negeri nan jauh. Namun, saat mendengar atau melihat sesuatu mengenai Indonesia, dirinya tergugah dan rela kembali ke tanah air mengabdikan segala ilmu yang didapatkan. Segudang prestasi di negeri orang buat semua orang bangga, dan dia layak masuk jajaran pahlawan kekinian.
Pahlawan kekinian selanjutnya ialah atlet-atlet yang serius mengembangkan bakatnya pada olahraga yang ia jalani. Berlatih begitu keras, melewati proses trial dan error, dan tak gampang puas atas segala torehan yang ia capai. Tujuannya mulia, mengharumkan nama bangsa dan saat lagu kebangsaan diputar setelah pengalungan medali. Rasa bangga menjadi anak negeri sangat kentara, mengalahkan atlet-atlet terbaik dari negeri lain hanya ingin negeri jaya. Mereka pun layak masuk dalam kategori pahlawan kekinian.
Ada pula seorang penghasil karya dari buah pikir dan tangannya, mereka anak bangsa yang layak dianggap sebagai pahlawan masa kini yaitu penulis dan seniman. Penulis yang bersahaja akan tulisannya yang menuliskan kehidupan bangsa hingga saat karya meledak di pasaran, semua ikutan membaca termasuk bangsa asing. Saat itulah bangsa kita terkenal akan kebudayaan dan kaya akan karya dari penulis anak bangsa.
Di sisi lain ada pula para seniman yang menghasilkan karyanya yang diakui oleh dunia. Indonesia selaku negeri yang kaya akan beragam budaya pastinya banyak seniman kondang dalam menghasilkan mahakarya yang menjual. Memamerkan hasil seni ke pentas dunia dan mendapatkan applause dari masyarakat luar, seniman anak negeri layak masuk jadi pahlawan kekinian.
Pahlawan terakhir ialah anak negeri yang mengabdikan ilmu dan pengetahuannya ke daerah pedalaman. Meninggalkan segala bentuk kenyamanannya yang ada diperkotaan untuk berbagi kepada saudara-saudaranya di pedalaman. Ia ingin menularkan semangat kepada anak-anak negeri yang kurang beruntung untuk menggapai mimpinya akibat keterbatasan sarana dan prasarana. Ia pun rela bekerja tanpa pamrih dengan meluruskan niat berbagi. Ia layak masuk ke dalam pahlawan kekinian.
Terakhir.... semua anak bangsa bisa menjadikan dirinya pahlawan, siapa saja yang bisa bermanfaat untuk orang lain termasuk pahlawan, karena gelar dan pencapaian lain itu hanya masalah titel semata. Kini bukan saja berharap seberapa banyak manfaatkan yang diberikan kepada sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H