Mohon tunggu...
Iqbal Rasyid
Iqbal Rasyid Mohon Tunggu... -

Penyuka Pingpongdan Sepak bola Penonton Iron Kids,Samurai 7,Eyeshield 21 Omnivora

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Marhaban Ya Ramadhan

12 Agustus 2010   23:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:05 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bulan Ramdhan adalah salah satu bulan yang paling kutunggu-tunggu, karena didalam bulan Ramadhan terdapat banyak berkah dan pahala serta ampunan. Aku merasakan ada sesuatu yang berbeda dalam tahun ini, karena aku baru saja pindah dari Sidoarjo ke Makasar.

Jika tahun lalu setiap waktu (pagi, siang, sore, malam)ada yang mengajakku bermain dari sepak bola sampai main catur, tahun ini tidak ada yang mengajakku sama sekali.

Ketika di Sidoarjo, pagi-pagi sudah banyak orang dan tidak sedikit yang mengajakku bermain. Siang hari pun sama, apakah itu cerah atau mendung, apakah itu pada bulan puasa atau pada bulan-bulan biasa, sore lebih mantap lagi, banyak sekali yang bermain dilapangan entah itu sepakbola atau cuma sekedar bersepeda doang. Malam hari terlebih jika ada acara banyak sekali aktivitas yang bisa dilakukan. Sehingga puasa menjadi tidak membosankan.

Sedangkan disini?? Jangankan bersepeda, keluar aja nggak, mungkin cuma keluar buat beli sayur atau pergi ke masjid. Puasa jadi gak bersemangat gara-gara ggak ada aktivitas yang dilakuin, paling-paling ya, maen game, mandi, sholat, tidur ama buka deh, itu aja. Seandainya suasana disini sama atau lebih menyanangkan ketimbang di Sidoarjo pasti seru. Seputar ramadhan tahun ini aku punya sebuah cerita.

Cerita ini bermula ketika ada seorang bocah 8 tahun yang sedang menjalani puasa untuk pertama kalinya, bocah itu bernama Raka, meskipun masih kelas 2 dan masih tergolong masih kecil tapi Raka merupakan seorang anak yang rajin, pinter, sabar, rendah hati serta mampu menahan hawa nafsu. Pada bulan puasa tahun ini, kemampuannya menahan hawa nafsu akan diuji.

Ayahnya yakin bahwa Raka mampu puasa hingga maghrib, pada awal puasa Raka sepertinya ragu bahwa ia mampu puasa hingga maghrib, tapi ayahnya meyakinkan Raka , dengan berkata bahwa jika ingin senang-senangia harus berpuasa terlebih dahulu, ibunya berkata kepada Raka bahwa jika ingin mendapat hadiah dari Allah janganlah putus asa, dan jangan berpikir bahwa aku puasa karena tertekan atau terpaksa, tapi harus ikhlas biar kita mendapat pahala dari Allah SWT. Ibunya juga menasehati Raka agar banyak bersedekah serta beramal sholeh agar kita mendapat kebahagiaan nantinya.

Raka pun melaksanakan nasehat ibunya, meskipun hanya seribu rupiah, tapi itu ia lakukan setiap datang ke mesjid, dia juga mulai rajin mengaji. Karena kerjaannya setiap hari hanya mengaji dan sholat, maka ibunya kembali menasehati Raka bahwa jangan karena ingin mendapat banyak rahmat dari Allah SWT sehingga dia lupa bermain dengan teman-temannya dan lupa belajar, maka ibunya pun membagi waktu kapan Raka harus bermain, kapan waktunya belajar, dan kapan waktunya harus mengaji. Raka menaati nasehat ibunya.

Dan setelah menaati nasehat ibunya, dia kembali rukun dengan teman-temannya, dan PR-nya sudah terselesaikan. Dan sekarang ia sadar bahwa jangan sampe gara-gara bulan Ramadhan ia jadi lupa segala aktivitas yang di lakukannya selama ini…

MARHABAN YA RAMADHAN…

MOHON MAAF LAHIR BATIN…

13 Agustus 2010

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun