Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Secangkir Kopi di Taman

7 Mei 2024   15:46 Diperbarui: 7 Mei 2024   16:06 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar oleh blank space dari pexel.com 

Karena gelagat Bram yang seolah-olah ingin melepas Lasmi, akhirnya Lasmi beranjak dari kursi malas itu. "Mas... masih ingetkan perjanjian kita?" Tatap Lasmi dalam, dia berdiri dengan tenang. Bram sudah gemetar, dia tahu, dia ingat dengan janji itu, mereka mengucap sumpah pernikahan, mereka juga membuat perjanjian hukum, siapa pun di antara mereka yang selingkuh, konsekwensinya adalah keluar dari rumah tanpa membawa apa pun.

"Aku ingat, Lasmi... tolong, bagaimana aku bisa menghidupi anak itu?"

Lasmi mengecup kening Bram, "Selamat tinggal, Sayang..."

-Tamat-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun