"Saya setuju dengan Anda, Watson. Saya juga cenderung dengan teori ketiga. Saya pikir ada hubungan antara pelaku dan korban yang belum kita ketahui."
"Lalu, bagaimana kita bisa mengetahui hubungan itu, Barton?"
"Kita harus menyelidiki lebih lanjut, Watson. Kita harus mengumpulkan informasi tentang korban-korban sebelumnya, dan mencari tahu apakah mereka memiliki sesuatu yang sama atau berbeda dari Nyonya Cohen. Kita juga harus mencari tahu siapa pengirim surat ini, dan bagaimana dia bisa mendapatkan alamat Nyonya Cohen. Kita harus menemukan petunjuk yang bisa mengarahkan kita ke identitas dan lokasi pelaku."
"Baiklah, Barton. Saya siap membantu Anda dalam penyelidikan ini. Tapi bagaimana dengan Nyonya Cohen? Apakah dia aman di sini?"
"Tidak, Watson. Dia tidak aman di sini. Pelaku pasti sudah tahu keseharian Nyonya Cohen. Dia mungkin akan mencoba menyerangnya kapan saja. Kita harus membawanya ke tempat yang lebih aman."
"Ke mana kita akan membawanya?"
"BRAKK." Tubuh Nyonya Cohen tiba-tiba terjatuh.
"BRAK." Watson kemudian menyusul, bola mataku terbelalak menatap mereka berdua tergelatak tanpa sebab, kulihat Watson dan Nyonya Cohen mengelepar bak ikan yang kehabisan nafas.
"Watson," teriakku.
"BRAK." Tubuhku kini jatuh ke lantai, sama seperti mereka, menggelepar kesakitan, nafasku tersengal-sengal, dalam waktu sempit aku berfikir, apakah mungkin surat itu membawa racun yang menyebar di udara ketika aku membukanya?
-Tamat-