Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Detektif Barton

26 Oktober 2023   08:34 Diperbarui: 26 Oktober 2023   08:42 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari pexel.com

"Ya, Tuan Barton. Saya berasal dari keluarga Yahudi yang tinggal di London selama beberapa generasi."

"Apakah Anda tahu tentang kasus pembunuhan berantai yang sedang terjadi di London?"

"Saya tahu sedikit, Tuan Barton. Saya membaca di koran bahwa sudah ada empat orang yang dibunuh dengan cara yang sama: mereka ditemukan dengan luka tusukan di dada, dan tanda bintang david dibuat dari darah mereka di dinding atau lantai tempat mereka ditemukan."

"Apakah Anda mengenal salah satu korban itu?"

"Tidak, Tuan Barton. Saya tidak pernah bertemu atau berhubungan dengan mereka."

"Apakah Anda memiliki musuh atau orang yang membenci Anda?"

"Tidak, Tuan Barton. Saya hidup sederhana dan damai. Saya tidak pernah terlibat dalam masalah atau konflik dengan siapa pun."

Aku mengangguk-angguk, lalu menyerahkan kertas itu kepada Watson.

"Watson, apa pendapat Anda tentang surat ini?" tanyaku.

Watson memeriksa kertas itu dengan seksama,  "Sulit untuk mengatakannya, Barton. Surat ini tampaknya ditulis dengan tinta merah biasa, bukan darah. Huruf-hurufnya rapi dan teratur, menunjukkan bahwa pengirimnya memiliki pendidikan yang bagus. Tidak ada cap atau tanda lain yang bisa mengidentifikasi pengirimnya."

"Jadi, kita tidak punya petunjuk apa pun? Lalu siapa pelakunya?" tanyaku sambil mengerutkan keningku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun