Aku menatap rumah tua yang berdiri megah di depan mataku. Aku merasakan ada sesuatu yang menarik dan misterius di tempat ini. Aku mengambil kamera digitalku dan mulai mengambil beberapa gambar dari berbagai sudut. Aku berencana untuk menggunakan tempat ini sebagai referensi untuk novelku.
Aku beranikan diriku melangkah masuk ke halaman rumah, angin dingin bertiup menyapu kulit. aku menggigil, tapi bukan karena kedinginan. Aku merasa ada sesuatu yang mengawasiku dari balik jendela-jendela kusam itu. Aku mengabaikan perasaanku, aku terus berjalan menuju pintu depan.
Aku mencoba membuka pintu itu, tapi ternyata terkunci. Aku mencari-cari kunci di bawah keset atau di bawah pot bunga, tapi tidak menemukan apa-apa. Aku hampir putus asa, ketika aku melihat jendela di samping pintu yang sedikit terbuka, aku mendekatinya, mendorongnya lebih lebar.
Aku berhasil membuka jendela itu, aku melompat masuk ke dalam rumah dan mendarat di lantai kayu yang berderit, aku menyalakan senter yang aku bawa, melihat sekeliling, dan aku terkesima dengan apa yang aku lihat.
Rumah itu tampak seperti terjebak oleh waktu. Semua perabotan serta aksesoris di rumah ini masih utuh, meskipun sudah berdebu dan berlumut. Ada lukisan-lukisan indah di dinding, karpet-karpet tebal di lantai, dan lampu-lampu kristal di langit-langit. Ada juga piano, gramofon, serta buku-buku tua di ruang tamu.
Aku seperti masuk ke dalam sebuah mesin waktu, aku merasa ada banyak cerita yang tersimpan di rumah ini, aku ingin mengetahuinya. Aku mulai menjelajahi setiap ruangan di rumah ini, sambil mengambil gambar serta mencatat hal-hal yang menarik dari rumah ini.
Aku tidak menyadari bahwa ada sepasang mata yang mengikutiku dari kejauhan. Mata itu milik hantu penghuni rumah ini. Hantu itu merasa heran dengan kedatanganku. Dia sangat jarang sekali melihat manusia berani masuk ke rumah ini, apalagi seorang wanita muda yang cantik.
Radit merasa penasaran denganku. Dia ingin tahu siapa aku, dan apa tujuanku datang ke rumah ini. Dia juga merasakan sesuatu yang aneh di dadanya, sesuatu yang sudah lama tidak dia rasakan. Sesuatu yang mirip dengan ... cinta.
Radit memutuskan untuk mendekatiku, ia mencoba untuk berkomunikasi denganku. Dia tahu bahwa tidak semua orang bisa melihat atau mendengarnya, tapi dia berharap aku bisa. Dia ingin berbicara denganku, dan mengetahui lebih banyak tentang diriku.
Radit mengikutiku sampai ke lantai atas, hingga kamar tidur utama. Aku masuk ke dalam kamar itu, aku terpesona oleh tempat tidur besar yang tertutup tirai putih. Aku mendekati tempat tidur itu, dan menyentuh tirainya dengan lembut.