Dari hasil penyelidikanku beberapa hari di Hotel itu, aku menemukan beberapa fakta mengejutkan tentang korban dan pelaku. Ternyata, Bambang Wijaya adalah seorang pengusaha kaya yang memiliki banyak musuh dan hutang. Ia juga terlibat dalam bisnis gelap seperti narkoba, judi, dan prostitusi. Ia sering menginap di Hotel Majestic untuk bertemu dengan para mitra bisnisnya atau wanita-wanita cantik yang ia sewa.
***
Aku berhasil mengungkap identitas dan motif pelaku dengan bantuan rekaman CCTV, catatan telepon, dan bukti-bukti lainnya. Aku kemudian melacak keberadaan seroang wanita bernama Siska, aku menangkapnya di sebuah apartemen mewah milik salah satu temannya. Aku membawa Siska ke kantor polisi untuk diinterogasi.
"Siska, saya sudah tahu semua tentang Anda dan apa yang Anda lakukan. Anda adalah pembunuh Bambang Wijaya, bukan?" aku menginterogasi Siska di kantor polisi.
"Saya tidak tahu apa-apa, Pak. Saya tidak pernah membunuh siapa-siapa." jawabnya dengan wajah pucat.
"Jangan berbohong, Siska. Saya punya bukti-bukti yang kuat untuk menjerat Anda. Lihat ini, ini adalah rekaman CCTV yang menunjukkan Anda masuk dan keluar dari kamar nomor 13 di Hotel Majestic pada malam pembunuhan itu." bentakku.
"Itu bukan saya, Pak. Itu pasti orang lain yang mirip dengan saya." Wanita itu berdalih.
"Jangan mengelak, Siska. Saya juga punya catatan telepon yang menunjukkan Anda berkomunikasi dengan Bambang Wijaya sebelum dan sesudah pembunuhan. Anda menghubungi dia untuk membuat janji bertemu di hotel, bukan?" aku membentaknya.
"Itu juga bukan saya, Pak. Nomor telepon itu bukan milik saya." katanya, kali ini ia benar-benar ketakutan.
"Jangan menyangkal, Siska. Saya juga punya barang-barang milik Anda yang ditemukan di tempat kejadian. Ini adalah pisau yang Anda gunakan untuk menusuk Bambang Wijaya. Ini adalah dompet Anda yang berisi kartu identitas dan uang tunai. Ini adalah syal Anda yang tertinggal di kamar." kataku dengan mengelurkan barang-barang itu.
"Itu semua bukan milik saya, Pak. Itu semua dipasang oleh orang lain untuk menjebak saya." Wanita itu kemudian menangis.