Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Melodi Malam di Bawah Hamparan Bintang

22 Agustus 2023   08:00 Diperbarui: 22 Agustus 2023   08:21 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar oleh Lucas Pezeta dari pexel.com

Aku mengangkat alis, tidak yakin. "Kamu pikir begitu?"

Nala mengangguk tegas. "Tentu saja! Kamu ingat konser kecil bulan lalu? Saat kamu bermain gitar, semua orang di sana terpesona oleh melodi yang kamu buat. Termasuk aku."

Aku tersenyum, mengingat momen itu. "Mungkin kamu benar. Tapi industri musik itu keras, dan kompetisinya sangat ketat."

Nala menepuk pundakku lembut. "Ya, memang sulit. Tapi ingat, tidak ada yang tidak mungkin dan tak ada yang bisa menghalangi kita kecuali diri kita sendiri. Jika kamu tidak mencoba, kamu tidak akan pernah tahu seberapa sulit dan jauhnya perjalan kamu."

Kata-kata Nala menghangatkan hatiku. Aku merasa seperti ada semangat baru yang tumbuh di dalam diriku. "Terima kasih, Nala. Aku akan mencoba lebih keras lagi."

Nala tersenyum penuh semangat. "Itu dia! Kamu tahu, impianmu juga akan menjadi impian kami. Kami akan selalu mendukungmu."

Kami duduk di sana, bercakap-cakap tentang mimpi dan harapan kami. Percakapan itu seperti pelipur lara yang sangat aku butuhkan. Mungkin memang tidak akan mudah, tapi aku tahu bahwa dengan dukungan teman-temanku dan tekad yang kuat, aku bisa mengejar impianku.

Tak lama setelah Nala pergi, aku mengambil gitar kesayanganku dan mulai memetik senar-senarnya dengan lembut. Melodi yang kuharapkan mulai tercipta, membawa perasaan dan keinginan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Sementara melodi itu mengalir, aku merasa seperti menjadi bagian dari aliran waktu yang sangat besar, menuju masa depan yang cerah dan penuh peluang.

Malam itu, di bawah cahaya bintang-bintang, aku belajar bahwa tak peduli seberapa besar impian itu, yang penting adalah berani mencoba dan tidak pernah menyerah. Melodi-melodi malam itu menjadi pengingat bahwa kita memiliki kekuatan untuk menciptakan perubahan, asalkan kita berani memulai dan terus berusaha.

-Tamat-

Iqbal Muchtar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun