Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cepen : Melawan Polusi

19 Juli 2023   08:00 Diperbarui: 19 Juli 2023   08:02 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar cerpen Melawan Polusi foto oleh Marek Piwnicki dari pexel.com

Aku terbangun dengan matahari yang menyinari wajahku melalui jendela kamarku. Hari itu terasa istimewa karena aku akan mengikuti konferensi ilmiah yang telah aku nanti-nantikan selama berbulan-bulan. Sepanjang perjalanan menuju tempat konferensi, detak jantungku semakin cepat. Aku berusaha tenang, tetapi kegugupan itu terus merayap ke seluruh tubuhku.

Sesampainya di lokasi konferensi, aku disambut oleh suasana yang penuh dengan energi. Orang-orang berjalan dengan sibuk, berbagi ide, dan berdiskusi tentang penemuan-penemuan terbaru dalam bidang kami. Aku merasa begitu terinspirasi oleh semangat dan antusiasme mereka.

Konferensi dimulai dengan pidato pembuka dari seorang ilmuwan terkenal dalam bidangku. Mendengar kata-kata inspiratif dan pengetahuannya yang mendalam, aku merasa semakin termotivasi untuk berkontribusi lebih banyak dalam penelitian ini. Aku merasa terpanggil untuk melakukan perubahan nyata dalam dunia ilmiah.

Selama istirahat makan siang, aku bergabung dengan kelompok peneliti lain yang memiliki minat yang sama. Kami berbagi pengalaman dan pengetahuan kami, saling memberikan dorongan dan masukan satu sama lain. Percakapan kami penuh dengan semangat dan kegembiraan.

Ketika waktunya tiba untuk mempresentasikan penelitianku, aku merasakan campuran antara kegugupan dan keberanian. Aku berdiri di depan audiens yang menunggu dengan penuh perhatian. Mataku melihat wajah-wajah peneliti lain yang begitu bersemangat untuk mendengarkan hasil penelitianku.

Aku memulai presentasi dengan perasaan yang sedikit gemetar, tetapi semakin lama aku berbicara, semakin percaya diri aku menjadi. Aku membagikan penelitianku dengan semangat dan menjelaskan setiap detailnya dengan jelas. Respons yang aku dapatkan sangat positif, dan itu membuat hatiku berbunga.

Aku berdiri di depan panggung, menatap audiens yang penuh dengan antusiasme. Jantungku berdegup kencang saat aku memulai presentasi penelitianku.

"Selamat siang, semuanya," sapaku sambil tersenyum gugup. "Terima kasih telah hadir untuk mendengarkan presentasi penelitianku hari ini. Saya sangat senang berbagi hasil penelitian yang telah saya lakukan selama ini."

Seorang peneliti di baris depan mengangkat tangannya. Aku memberikan izin kepadanya untuk bertanya. "Tentang apa penelitian Anda sebenarnya? Apa yang membuatnya begitu menarik?"

Aku tersenyum, berusaha menenangkan diri. "Penelitian saya berfokus pada pengembangan metode baru untuk mendeteksi dan mengatasi polusi udara. Saya menyelidiki penggunaan teknologi sensor yang lebih canggih dan efisien dalam memantau kualitas udara di daerah perkotaan. Tujuannya adalah memberikan solusi yang lebih akurat dan cepat dalam mengidentifikasi sumber polusi dan meminimalisir dampak negatifnya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun