Mohon tunggu...
Mochamad Iqbal
Mochamad Iqbal Mohon Tunggu... Guru - Penulis | Pengajar | Penikmat Film

Nominasi Best in Fiction 2023, senang membaca buku-buku filsafat. | Penulis Novel Aku Ustadz Matote | Penulis Antologi Cerpen Isnin di Tanah Jawa, Kumpulan Para Pemalas. | Menulis adalah cara untuk mengabadikan pikiran, dan membiarkannya hidup selamanya.|

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Lari Menuju Kemenangan

18 Juli 2023   08:00 Diperbarui: 19 Juli 2023   00:43 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika aku membuka mataku, sinar mentari yang hangat menyapaku. Aku merasakan embusan angin lembut yang mengusap pipiku, memberikan rasa kesegaran di pagi hari. Hari ini adalah hari yang istimewa bagiku, karena aku akan mengikuti perlombaan lari sekolah.

Setelah mandi dan sarapan pagi, aku segera berlari ke sekolah dengan semangat penuh. Saat tiba di sana, aku melihat teman-temanku berkumpul di lapangan. Rasanya seperti ada getaran energi dan kegembiraan yang mengisi udara.

Perlombaan dimulai dengan adu lari 100 meter. Aku berdiri di garis start, dengan hatiku berdebar-debar. Ketika peluit dibunyikan, aku melepaskan diri dengan cepat. 

Aku merasa kuat dan cepat. Kakiku bergerak secepat kilat, dan angin menerpa wajahku. Aku bisa mendengar sorakan teman-temanku di belakangku, yang memberikan semangat dan dukungan.

"Hey, kamu bisa melakukannya! Semangat!" teriak Lisa, salah satu temanku yang juga berpartisipasi dalam perlombaan.

Aku tersenyum dan memberi isyarat dengan jempolku, menunjukkan rasa terima kasihku atas dukungannya. Tapi aku tidak bisa terlalu lama fokus pada percakapan, karena aku masih harus mempertahankan kecepatanku.

Aku merasakan detak jantungku semakin cepat dan energiku mulai berkurang, tetapi aku tidak akan menyerah. Aku terus berlari sekuat tenaga. 

Ketika aku semakin mendekati garis finish, suara sorakan teman-temanku semakin keras. Aku mendengar suara Andre, teman sekelasku, berteriak dengan penuh semangat, "Ayolah, kejar mereka! Kamu sudah dekat! Jangan menyerah!"

Aku mengangguk dan melanjutkan lariku dengan semangat baru. Aku tahu aku harus memberikan yang terbaik dalam momen ini. Suara nafas yang berat dan langkah kaki yang cepat menggaung ditelingaku saat aku bersaing dengan teman-temanku.

Melihat garis finish semakin dekat membuatku semakin bersemangat. Aku meraihnya dengan keras, dan merasakan kelegaan yang tak terkatakan. "Aku berhasil!" teriakku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun