Mohon tunggu...
iqbalmmunprawiro
iqbalmmunprawiro Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mari Membahasakan Semesta Kita ; Monggo mampir ke blog saya di semaikata.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Rambut Merah di Minggu Pagi

22 Maret 2015   23:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:16 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1427045823629625343

Ilustrasi/kompasiana(Shutterstock/chaos)

Mendekap dingin minggu pagi kini
Mengayun diri kembali pergi

Di rantau tengah jawa
Belajar berdiri tanpa sanggahan kata

Ketika saatnya mengantri hari
Gemuruh hebat menyambar tepi
Bukan ini yang hendak di cari
Karena sepi masih lelap menemani

**
Di pinggir ricuh hebat pagi ini
Sosok elok indah berdiri
Rambutnya merah laiknya segar darah
Menakluk dunia menjadi pasrah

Tiada kawan di dekat sisi nyatanya
Karena si kusir pergi tanpa bertanya apa-apa

Darimana kira asalnya sang putri
Mana mungkin anak raja dari sini

**
Kilaunya mengganti matahari pagi ini
Lekaslah mari masuk kemari
Tiada sabar judi pagi ingin tertambat
Sial ada si muda bodoh yang memperlambat

Imaji mengoyak dalamnya diri
Pikir nyata mengunyah pahitnya duri
Bisakah kursi kereta pagi ini
Mengizinkan kita berdua bersama pergi

#sebelumnya dimuat di husbandrynews.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun