Pandemi memberikan dampak yang sangat besar kepada setiap elemen masyarakat, tak terkecuali mahasiswa.
Sudah 3 bulan berjalan semenjak kasus pertama Novel Corona Virus (Covid-19) ditemukan di Indonesia, dan kurvanya sampai saat ini belum menunjukkan adanya kecenderungan untuk melandai.
Kebijakan yang kembali diambil pemerintah adalah dengan menginisiasi kehidupan "New Normal"Â pasca selesainya masa berlaku kebijakan "Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) yang diterapkan mulai bulan April lalu.
Kebijakan New Normal diharapkan dapat kembali memutar roda perkenomian dan dengan perlahan lahan membuka kembali fasilitas ekonomi dan pendidikan. Kebijakan New Normal juga menjadi angin segar bagi pelajar dan mahasiswa yang berharap akan kembali melaksanakan kegiatan secara bertatap muka dengan secepatnya.
Pandemi Covid-19 memang sangat berdampak ke dunia perkuliahan. Selama masa pandemi, semua kegiatan belajar dilakukan secara daring melalui fitur panggilan video lewat aplikasi demi terpenuhinya imbauan "Belajar dari rumah".Â
Sampai saat ini, aplikasi web telekonferensi seperti Zoom dan Google Meet masih jadi primadona dosen untuk memulai kelas dan menyampaikan materi. Untuk pengumpulan tugas dan diskusi, sebagian dosen menggunakan fitur Google Classroom dan sebagian lain memakai Whatsapp Group.
Meskipun sudah berusaha semaksimal mungkin agar kegiatan perkuliahan berjalan dengan baik, namun sebagian mahasiswa pesimis dengan kemampuan menangkap materi, mengingat fokus perkuliahan yang tidak sebesar apabila dijalankan secara tatap muka di dalam kelas.
"Ya ga fokus aja gitu kalau di rumah, kalau di kelas kan fokus" ujar Raihan, mahasiswa program S1 Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2019, pada saat ditanya bagaimana berjalannya kegiatan kuliah pada masa pandemi ini.
Adapun ia menilai kegiatan perkuliahan tidak se-efektif dibandingkan apabila dijalankan di dalam kelas. Bahkan ia cenderung pesimis untuk mendapatkan Indeks Prestasi (IP) yang memuaskan pada semester genap tahun ini. "Untuk dapat IP yang bagus semester ini sepetinya susah deh soalnya kan belajarnya aja ga maksimal gitu" tambahnya.
Berbeda dengan Raihan, masalah lain dihadapi oleh Fadhila. Tinggal di luar pulau Jawa, membuatnya seringkali bermasalah dengan gangguan internet dan sinyal. Mengingat semua kegiatan perkuliahan dilakukan secara daring, masalah jaringan tersebut tentu menghambatnya dalam mengikuti kegiatan perkuliahan.