Sebelum saya melanjutkan curhatan saya sebagai manusia, saya ucapkan selamat kepada AI, yang lagi-lagi telah mengalahkan manusia dalam percobaan permainan poker 6 orang yang dirancang oleh para peneliti dari laboratorium AI Facebook dan Universitas Carnegie Mellon. Selamat Pluribus (AI juga punya nama), selamat atas kemenanganmu mengalahkan profesional poker Darren Elias, yang memegang rekor untuk sebagian besar gelar Tur Poker Dunia, dan Chris "Jesus" Ferguson, pemenang enam acara World Series of Poker.Â
Kemenangan terssebut menambahkan rekor kemenangan kecerdasan artifisial (AI) atas manusia setelah sebelumnya mengejutkan dunia dengan mengalahkan Tim OG dalam permainan MOBA berbasis PC paling populer, Defense of The Ancient (DoTA2). Elon Musk, pendiri Open AI telah membuktikan, tim pemegang juara Esport The International 2018 tersebut bisa dibuat bertekuk lutut dihadapan AI buatannya.
Belum juga lepas dari ingatan kita, bagaimana AI buatan Google, AlphaGO menantang salah satu pemain terbaik dalam kompetsi GO profesional, Lee Sedol. Google menamai tantangan tersebut  Google DeepMind Challenge Match, mencoba membuktikan bahwa AI dapat belajar dengan cepat, dan mudah beradaptasi dengan perubahan. Hasil Pertandingan tersebut juga diluar dugaan, Alpha Go menang telak atas Lee Sedol.
Tapi jangan minder dulu, ada loh yang berhasil menahan imbang AI, bahkan sempat mengalahkannya. Dia adalah pemenang dunia catur Garry Kasparov yang berhasil menahan Deep Blue yang merupakan AI rancangan perusahaan raksasa, IBM.
Semakin Pintar ?
"OpenAI Five dmenggunakan sistem deep reinforce learning, yang artinya kami tidak membuat kodenya untuk bermain. Kami membuatnya untuk belajar. Dalam eksistensinya selama 10 bulan ini, mereka sudah memainkan Dota 2 selama 45 ribu tahun,"Â ujar Greck Brockman, chairman sekaligus co-founder OpenAI.
Bagaimana tidak pintar, AI diprogram untuk cepat belajar, menganalisis, serta membuat pilihan terbaik yang rasional berdasarkan program dan logika. Beda sama manusia yang punya "hati kecil", yang terkadang membuat pilihannya jauh dari kata rasional. Apalagi dewasa ini, banyak manusia yang justru malas belajar, hingga otaknya sudah out of the date karena sudah lama tidak di upgrade.
Maka wajar, AI yang pintar ini akan menggantikan manusia yang lambat belajar dan tidak rasional. Terbukti kan, 30 tahu lalu siapa yang kepikiran wartel bakalan punah, tukang kirim surat sudah tidak laku, hingga petugas tol yang sekarang digantikan dengan scanner e-money . Manusia dianggap tidak efisien, serta dinilai hanya menambah upah faktor produksi.
Tetapi tenang saja, kita sebagai manusia telah diberikan kecerdasan alami oleh Yang Maha Kuasa. Segala yang alami itu baik lho, beda dengan buatan. Coba saja bandingkan, pewarna alami dan buatan, obat alami dan obat kimia, bagusan mana? yang alami lah.
Jadi jangan minder, terus perbarui kecerdasan alami kita sebagai hadiah terbesar dari Yang Maha Kuasa. Teruslah belajar, jangan berhenti. Oleh karena itu, yang berhenti belajar siap-siap saja digantikan oleh AI. Sekian.Â