Tribots: Robot yang Bisa Melompat, Berkomunikasi, dan Bekerja Sama

Sebuah kabar mengejutkan datang dari tim gabungan peneliti dari cole polytechnique fdrale de Lausanne (EPFL), sebuah universitas sains dan teknologi yang berada di Swiss dan Osaka Univeristy, sebuah universitas teknologi di Jepang. Tim peneliti tersebut berhasil membuat robot yang dirancang memiliki pembagian kerja layaknya koloni semut. Berbobot hanya 10 gram, Tribots diklaim mampu berkomunikasi dengan tribots lain, membagi tugas dan menyelesaikan tugas sulit secara bersama-sama.

Tribots memiliki struktur tubuh yang simpel, dinamis, dan dirancang untuk dapat melewati hambatan-hambatan yang berada di sekelilingnya. Memiliki 3 kaki dan bentuk sepert huruf 'T', Tribots dapat dirancang hanya dalam beberapa menit. Dengan demikian,membuat Tribots cocok untuk diproduksi masal. Bentuk yang dinamis membuat Tribots dapat melompat kedepan dan keatas. Tidak hanya itu, dibekali dengan kemampuan navigasi dari sensor inframerah, Tribots mampu mendeteksi lingkungan dan secara kolektif dapat mengatasi rintangan disekitarnya.

Layaknya seekor semut, kecerdasan Tribots terletak pada kerjasama kolektif dan pembagian tugas. Mereka bahkan dapat memindahkan objek rintangan yang lebih besar daripada diri mereka sendiri. Meskipun memiliki bentuk yang sama, setiap Tribots telah memliki pekerjaannya masing-masing. 

Penjelajah' mendeteksi hambatan fisik di jalur mereka, seperti objek, lembah, dan gunung. Setelah mendeteksi hambatan, mereka memberi tahu anggota kelompok lainnya. Kemudian, 'pemimpin' memberikan instruksi. 'Pekerja', sementara itu, mengumpulkan kekuatan mereka untuk memindahkan objek. 

"Setiap Tribot, seperti halnya semut Odontomachus, dapat memiliki peran yang berbeda. Namun, mereka juga dapat mengambil peran baru secara instan ketika dihadapkan dengan misi baru atau lingkungan yang tidak dikenal, atau bahkan ketika anggota lain tersesat. Ini melampaui apa yang bisa dilakukan semut yang sebenarnya, "kata James Paik, salah satu peneliti Tribots.

Tertarik, beginilah videonya:

Sumber: EPFL | TechCrunch