Mohon tunggu...
Iqbal Maulana
Iqbal Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Iqbal Maulana

Sederhana tapi signifikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Rumah Bolon: Simbol Identitas Budaya Batak Toba

29 Desember 2024   12:30 Diperbarui: 29 Desember 2024   14:56 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : (IT Disbudparekraf Sumut)

Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman budaya yang unik, berasal dari berbagai suku bangsa yang tersebar di seluruh nusantara. Setiap suku memiliki asal-usul dari daerah tertentu dan membawa ciri khas yang membedakannya dari suku lainnya. Karena perbedaan wilayah geografis, budaya setiap suku pun memiliki karakteristik yang unik, seperti dalam hal kuliner khas, senjata tradisional, pakaian adat, tarian, hingga bentuk rumah adat. Rumah adat, khususnya, menjadi simbol budaya yang mencerminkan identitas masyarakat setempat. Contohnya, Rumah Gadang yang berasal dari Minangkabau di Sumatera Barat, Rumah Honai dari Papua, dan di Sumatera Utara, tepatnya pada sub-etnik Batak Toba, terdapat rumah adat yang dikenal dengan nama Rumah Bolon (Purba et al., 2024).

Rumah bolon merupakan rumah adat suku Batak yang berasal dari daerah di Provinsi Sumatera Utara. Rumah bolon menjadi simbol dari identitas masyarakat Batak yang merupakan salah satu suku terbesar di Indonesia. Rumah bolon sering disebut juga rumah gargo merupakan sebuah rumah pertemuan kelurga besar. Sama umumnya dengan rumah adat di Indonesia, rumah adat bolon juga berbentuk panggung. Di mana bagian atas dijadikan sebagai tempat tinggal dengan memiliki kamar-kamar. Tempat tidur cukup dibuat tinggi daripada dapur.

Rumah Bolon merupakan rumah panggung yang tiang-tiang penyanggahnya tidak ditancapkan ke dalam tanah,namun diletakkan di atas batu elips yang disusun sedemikian rupa,sehingga rumah dapat stabil dan dapat meminimalisir dampak gempa yang sering terjadi.Selain itu ada atapnya juga yang dibentuk melengkung ke atas,menyerupai perahu terbalik supaya air bisa mengalir dengan cepat dari atas ke bawah,di mana bagian depan lebih rendah dibandingkan bagian belakang.Hal ini juga memiliki makna tersendiri dimana atap bagian depan dianggap sebagai orang tua dan atap bagian belakang dianggap sebagai anak.Artinya diharapkan kedudukan anak lebih tinggi dibandingkan orang tuanya.Rumah Bolon biasanya dibangun menggunakan kayu jati,meranti,ulin,dsb tergantung yang tersedia di daerah tersebut.Kemudian untuk bagian atap ditutup menggunakan ijuk dan rotan sebagai pengikat (Purba et al., 2024).

Rumah Bolon, atau juga dikenal sebagai Jabu Bolon, adalah rumah tradisional khas suku Batak Toba yang berasal dari Sumatera Utara, Indonesia. Dahulu, Rumah Bolon berfungsi sebagai tempat tinggal bagi 13 raja yang berkuasa di wilayah tersebut. Rumah Bolon pertama kali dibangun pada tahun 1864 di Desa Pematang Purba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Setelah era kepemimpinan raja terakhir, Tuang Mogang Purba, rumah ini diserahkan kepada pemerintah daerah Sumatera Utara. Kini, Ruma Bolon diakui secara nasional sebagai simbol rumah adat dari provinsi tersebut. 

Dalam perkembangannya, Rumah Bolon tidak lagi hanya dihuni oleh kaum bangsawan. Masyarakat biasa juga mulai menggunakannya, biasanya sebagai tempat tinggal bersama untuk lima hingga enam keluarga. Perubahan ini terjadi karena beberapa faktor, termasuk perubahan sosial dan politik yang terjadi dalam masyarakat Batak Toba. Dengan berakhirnya masa kekuasaan raja-raja yang mendiami rumah ini, Rumah Bolon mulai dijadikan rumah bersama oleh beberapa keluarga, terutama dalam bentuk sistem tinggal komunal. Konsep tinggal bersama dalam satu rumah ini mencerminkan nilai-nilai sosial masyarakat Batak Toba yang menjunjung tinggi kebersamaan, kekeluargaan, dan saling gotong royong.

Rumah Bolon memiliki desain arsitektur yang kaya makna filosofis, terbagi menjadi tiga bagian utama: atap, rumah utama, dan kolong. Bagian atap melambangkan dimensi kehidupan tertinggi, yaitu tempat para dewa. Rumah utama, yang berfungsi sebagai tempat tinggal, menggambarkan dimensi kehidupan manusia di dunia. Sementara itu, bagian kolong di bawah rumah melambangkan dimensi terbawah, yaitu dunia kematian. Filosofi ini mencerminkan pandangan hidup masyarakat Batak Toba yang menjunjung tinggi hubungan antara manusia, dunia spiritual, dan alam semesta (Pane & Sihotang, 2022).

Dengan tata ruang bagian  rumah terbagi menjadi beberapa ruang tanpa sekat. Ini biasanya dihuni oleh beberapa keluarga sekaligus. Dan memiliki perapian di tengah rumah yang berfungsi untuk menghangatkan ruangan dan mengusir serangga. Mempunyai makna simbolis antar lain atap yang menjulang tinggi melambangkan hubungan dengan Sang Pencipta. Serta tiang-tiang penyangga melambangkan kekuatan dan persatuan keluarga.

Di Rumah Bolon, tengkorak kepala kerbau dipajang di depan. Tingkat kesejahteraan penghuni rumah ditandai dengan banyaknya tengkorak kepala kerbau yang dipasang di sana. Jumlahnya sebanding dengan penghuni rumah . dan juga anda akan melihat anyaman di atap yang dapat diwarnai dengan berbagai warna sesuai pilihan penghuni rumah. Warna tersebut mencerminkan karakter pemilik rumah. Hitam, putih, dan merah adalah warna yang paling umum digunakan.

Dengan demikian, meskipun Rumah Bolon mulai digunakan oleh kalangan yang lebih luas, fungsi simboliknya sebagai rumah adat yang mencerminkan identitas dan kekayaan budaya Batak Toba tetap terjaga. Rumah ini tetap menjadi tempat yang dihormati, yang mengandung makna spiritual, sosial, dan budaya bagi masyarakat setempat.

REFERENSI :

  • Pane, R. N., & Sihotang, M. A. I. (2022). Etnomatematika Pada Rumah Bolon Batak Toba. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 5, 384--390.
  • Purba, A., Simangunsong, M., & Sinulingga, J. (2024). Keunikan Rumah Bolon pada Etnik Batak Toba: Kajian Semiotika. 8, 24423.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun