Mohon tunggu...
muhammad iqbal aiman
muhammad iqbal aiman Mohon Tunggu... -

Warga Indonesia,akademis,sport,political dan pemerhati hukum

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Teknologi Informasi dan Pendidikan Saling Membutuhkan

26 Mei 2014   03:21 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:07 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://assets.kompas.com/data/photo/2013/10/07/1650171shutterstock-129176891780x390.jpg

Teknologi informasi (Information Technology, IT) adalahsama dengan teknologi lainnya, hanya informasi merupakan komoditas yang diolah dengan teknologi tersebut. Dalam hal ini, teknologi mengandung konotasi memiliki nilai ekonomi. Bentuk dari teknologi adalah kurnpulan pengetahuan (knowledge) yang diimplementasikan dalam tumpukan kertas (stacked of papers), atau sekarang dalam bentuk CD-ROM. Tumpukan kertas inilah yang didapatkan, jika seseorang membeli sebuah teknologi dalam bentuk patent atau bentuk Hak atas Kekayaan Intelektual atau HaKI (Intellectual Property Rights) lainnya.

Teknologi informasi adalah sarana dan prasarana (hardware, software, useware) sistem dan metode untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan, menyimpan, mengorganisasikan dan menggunakan data secara bermakna. Oleh karena itu, teknologi informasi menyediakan begitu banyak kemudahan dalam mengelola informasi dalam arti menyimpan, mengambil kembali, dan pemutahiran informasi.

Selain itu, teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah, memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas (Wardiana, 2002). Artinya informasi yang relevan, akurat dan tepat Waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan, Serta merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.

Revolusi informasi global telah berhasil menyatukan kemampuan komputasi, televisi, radio dan telefoni secara terintegrasi. Hal ini juga merupakan hasil dari suatu kombinasi revolusi di bidang komputer personal, transmisi data dan kompresi, lebar pita (bandwidth), teknologi penyimpanan data (data storage) dan penyampai data (access) integrasi multimedia dan jaringan komputer. Konvergensi dari revolusi teknologi tersebut telah menyatukan berbagai media, yaitu suara (voice, audio), video, citra (image) grafik dan teks (Adi Sasono, 2000).

Teknologi informasi dan internet sudah merasuk ke dalam kehidupan kita sehari-hari, termasuk dalam bidang pendidikan. Maksudnya, saat ini internet bukan lagi menjadi barang "lux", bahkan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam aktivitas kita sehari-hari baik sebagai pelajar, mahasiswa, maupun bagi para pebisnis. Pelajar dan mahasiswa memanfaatkan internet sebagai salah satu sumber belajar (learning resources). Sedangkan bagi para pebisnis internet sebagai ujung tombak promosi dan berinteraksi dengan klien atau rekan bisnisnya (Sudarma, 2008: 2).

Adapun fungsi teknologi informasi dalam pendidikan dapat dibagi menjadi tujuh fungsi, yaitu:

1) sebagai gudang ilmu;

2) sebagai alat bantu pembelajaran;

3) sebagai fasilitas pendidikan;

4) sebagai standar kompetensi;

5) sebagai penunjang administrasi;

6) sebagai alat bantu manajemen sekolah; dan

7) sebagai infrastruktur pendidikan (Indrajit, 2004).

Dengan semakin besar penerapan teknologi jaringan (networking) dengan cakupan dunia atau Wide Area Network (WAN) dan pemanfaatan media internet untuk kegiatan pembelajaran (cyber education/ virtual university) tanpa adanya kendala waktu, tempat, geografis, dan fasilitas. Demikian halnya dengan adanyapembelajaran berbasis internet dapat dengan mudah diterapkan secara efektif dan biaya yang efisien. Dengan kata lain, teknologi informasi merupakan kunci dalam dua hal, yaitu a) efisiensi proses dan b) memenangkan kompetisi.

Dengan adanya kemudahan berkomunikasi menggunakan teknologi multimedia, teleconference/video conference, memungkinkan adanya proses pembelajaran jarak jauh melalui internet atau dikenal dengan istilah cyber education/virtual university. Hal itu rnemungkinkan peserta didik/mahasiiswa dapat kuliah dimana saja di seluruh penjuru dunia dan kapan saja karena jarak geografis dan waktu bukan merupakan kendala utama.

Teknologi informasi yang dimaksudkan di sini adalah segala bentuk penggunaan atau pemanfaatan kornputer (beserta seluruh asesoris dan peripheralnya) dan internet untuk pembelajaran.[1]


  1. ICT dan Pendidikan

UNESCO bermaksud untuk memastikan bahwa semua Negara, baik yang telah maju maupun yang sedang berkembnag, telah memiliki akses kepada fasilitas-fasilitas pendidikan yang penting untuk mempersiapkan anak-anak muda agar bisa memainkan perannya yang utuh dalam masyarakat modern dan memberikan sumbangsih bagi bangsa yang berpengetahuan. Karena pentingnya ICT dalam tugas sekolah saat ini, maka UNESCO sebelumnya telah menerbitkan berbagai buku dalam bidang ini sebagai media praktis untuk membantu Negara-negara anggota, misalnya: Informatics for Secondary Education: A Curiculum for school (1994) dan Informatic for Primary Education (2000). Perkembangan-perkembangan yang pesat dalam ICT saat ini menuntut satu dokumen yang sepenuhnya baru sebagai pengganti atas terbitan-terbitan yang pertama ini.

Semua pemerintah bertujuan menyediakan pendidikan komprehensif yang mungkin bagi para warganya dalam batasan-batasan keuangan yang tersedia. Karena posisi ICT dalam masyarakat-masyarakat modern begitu penting, maka pengenalannya ke dalam sekolah-sekolah menengah pada agenda politik akan menjadi sangat penting.

Pada saat yang sama, ICT menambah nilai kepada proses-proses pembelajaran, dan kepada pengaturan dan manajemen lembaga-lembaga pendidikan. Internet merupakan kekuatan pendorong bagi perkembangan dan inovasi tersebut di Negara-negara yang telah maju dan sedang berkembang.

Negara-negara seharusnya bisa mengambil manfaat dari berbagai perkembangan teknologi. Untuk bisa melakukan hal itu, para kader professional mesti didik dengan latar belakang yang bagus, terlepas dari platform-platform khusus computer atau sistem-sistem pengoperasian software.

Perkembangan-perkembangan teknologi menciptakan perubahan-perubahan dalam pekerjaan dan dalam pengaturan kerja, dan kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan pun berubah. Yang terpenting untuk dimiliki adalah kompetensi-kompetensi berikut ini:[2]

·Pemikiran yang kritis

·Kompetensi yang generalis (luas

·Kompetensi-kompetensi ICT yang memungkinkan pekerjaan seorang ahli

·Pembuatan keputusan

·Penanganan situasi-situasi yang dinamis

·Bekerja sebgai anggota sebuah tim, dan

·Komunikasi yang efektif

Model pengembangan ICT


  1. Pengembangan ICT sebagai kontinum yang didalamnya system pendidikan atau sekolah bisa menunjuk dengan tepat suatu pendekatan yang berhubungan dengan pertumbuhan ICT untuk konteks khususnya. Model ini disebut kontinum pendekatan terhadap pengembangan ICT.
  2. Menggambarkan tahap-tahapan yang berbeda dalam cara di mana orang-orang yang paling sering terlibat dalam penggunaan ICT di sekolah-sekolah­­­,guru-guru dan siswa-siswa, menemukan, mempelajari, memahami dan mengkhususkan diri pada penggunaan alat-alat ICT. Model ini disebut tahapan-tahapan pengajaran dan pembelajaran dengan dan melalui ICT.[3]


  1. Pembelajaran Berbasis Internet

Internet adalah gabungan dari jarlngan-jaringan computer (LAN) di

seluruh dunia yang saling terhubung. Sedangkan di sisi lain internet juga merupakan sumber informasi global yang memanfaatkan kumpulan jaringan-jaringan komputer tersebut sebagai medianya. Dengan demikian, internet adalah jaringan global yang menghubungkan beribu-ribu bahkan berjuta-juta jaringan komputer (local/wide areal network) dan computer pribadi (stand alone), memungkinkan setiap komputer yang terhubung kepadanya dapat menghubungi banyak kolnputer kapan saja, dan dari mana saja di belahan bumiini untuk mengirim berita, memperoleh informasi ataupun mentransfer data (Murni, 2008: 5). Jaringan ini bukan merupakan suatu organisasi atau institusi karena tidak satu pihak pun yang mengatur dan memilikinya.

Penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran yang semakin meluas terutama di negara-negara maju merupakan fakta yang menunjukkan bahwa dengan media ini dimungkinkan diselenggarakannya proses pembelajaran yang lebih efektif. Hal itu terjadi karena dengan sifat dan karakteristik internet yang cukup khas Sehingga diharapkan bisa digunakan sebagai media pembelajaran sebagaimana media lain telah dipergunakan sebelumnya seperti radio, televisi, CD-ROM interaktif dan lain-lain.

Di antara keseluruhan fasilitas Internet tersebut terdapat lima aplikasi standar internet yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran (Purbo, 1996), yaitu E-mail, Mailing List (milis), Newsgroup, File Transfer Protocol (FTP), dan World Wide Web (WWW).

Internet sebagai media pembelajaran yang diharapkan akan menjadi bagian dari suatu proses pembelajaran di sekolah, ada beberapa kondisi yang harus dimiliki oleh internet agar bisa dimanfaatkan secara optimal dalam kegiatan pernbelajaran. Kondisi yang harus mampu didukung oleh internet tersebut terutama berkaitan dengan strategi pembelajaran yang akan dikembangkan, yang kalau dijabarkan secara sederhana, bisa diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk mengajak peserta didik mengerjakan tugas-tugas dan membantu peserta didik dalam memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka mengerjakan tugas-tugas tersebut (Boettcher,1999).

Strategi pembelajaran ini meliputi pembelajaran, diskusi, membaca, penugasan, presentasi, dan evaluasi, secara umum pelaksanaannya tergantung dari satu atau lebih dari tiga mode dasar dialog/komunikasi sebagai berikut: a) dialog/komunikasi antara guru dengan peserta didik; b) dialog/komunikasi antara peserta didik dengan sumber belajarj dan C) dialog/kornunikasi di antara peserta didik (Boettcher, 1999).

Apabila ketiga aspek tersebut bisa diselenggarakan dengan komposisi yang serasi, maka, diharapkan akan terjadi proses pembelajaran yang efektif. Para pakar pendidikan menyatakan bahwa keberhasilan dalam pencapaian tujuan/kompetensi dari pembelajaran sangat ditentukan oleh keseimbangan antara ketiga aspek komunikasi tersebut (Pelikan, 1992). Kemudian dinyatakan pula bahwa perancangan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengutamakan keseimbangan antara ketiga dialog/komunikasi tersebut sangat penting pada lingkungan pembelajaran berbasis Web (Bottcher, 1995).

Program pembelajaran berbasis web atau portal pembelajaran ini ditujukan untuk menyediakan fasilitas berbasis Web yang memungkinkan pembelajaran lebih mandiri tanpa dibatasi oleh waktu dan jarak. Fasilitas-fasilitas standar yang dapat disediakan untuk program pembelajaran ini adalah: 1) direktori pengelolaan modul-modul pembelajaran online; 2) kelas virtual; 3) manajemen komunikasi dan kolaborasi: bulletin board, chat, forum diskusi; 4) manajemen informasi; dan 5) perpustakaan digital. Fasilitas-fasilitas standar ini mempunyai fleksibilitas untuk menampung content pembelajaran dalam jumlah besar dan memungkinkan unltuk di-sharing sebagai aset bersama komunitas pendidikan.

Internet merupakan media yang bersifat multirupa, pada satu sisi intemet bisa digunakan untuk berkomunikasi secara interpersonal misalnya dengan menggunakan e-inail dan chat sebagai sarana berkoimunikasi antarpribadi (one-to-one communications), di sisi lain dengan e-mail pun peserta didik bisa melakukan komunikiasi dengan lebih dari satu orang atau sekelompok peserta didik yang lain (one-to-many communications). Bahkan, internet juga memiliki kemampuan sebagai media untuk melakukan diskusi dan kolaborasi oleh sekelompok orang. Di samping itui dengan kemampuannya untuk menyelenggarakan komunikasi tatap muka (teleconference), memungkinkan pengguna internet untuk berkomunikasi secara audio visual sehingga dimungkinkan terselenggaranya komunikasi verbal maupun nonverbal secara real-time.

Dengan demikian, secara nyata internet bisa digunakan dalam pembelajaran di Sekolah karena memiliki karakteristik yang khas, yaitu: ( 1) sebagai media interpersonal dan juga sebagai media massa yang memungkinkan terjadinya komunikasi one-to-one maupun one-to-money (2) memiliki sifat interaktif; dan (3) memungkinkan terjadinya komunikasi secara sinkron (real-time) maupun tertunda (asyncronous) sehingga memungkinkan terselenggaranya ketiga jenis dialog/komunikasi yang merupakan syarat terjadinya Suatu proses pembelajaran. Dengan karakteristiknya yang khas ini dimungkinkan pada suatu saat nanti internet bisa menjadi media pembelajaran yang paling terkemuka dan paling banyak digunakan secara luas. [4]


  1. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pendidikan

Teknologi informasi harus mengambil peran sentral dalam upaya mengembangkan pendidikan, bail: itu proses pendidikan formal maupun pelatihan. Teknologi informasi dapat berperan dalam pendidikan terbuka jarak jauh. Seperti di Universitas Terbuka, pemanfaatan teknologi informasi rnampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan memperluas jangkauan akses layanan pendidikan. Selain itu, penerapan teknologi informasi dapat digunakan untuk peningkatan kualitas pendidikan melalui pelatihan guru dan dosen secara nasional. Demikian pula pendidikan jarak jauh yang memanfaatkan teknologi informasi untuk pelatihan bagi berbagai kelompok masyarakat, misalnya usaha kecil dan menengah, birokrasi pada pemerintah daerah, guru dan dosen dan lain-lain.

Teknologi informasi dapat digunakan untuk rnemudahkan kerja sama antara pakar dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan secara fisik. Dahulu, seseorang harus berjalan jauh untuk menemui seorang pakar guna mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal itu dapat dilakukan dari rumah dengan mengirimkan e-mail. Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar-menukar data melalui internet, e-mail, ataupun dengan menggunakan mekanisme file sharing. Bayangkan apabila seorang mahasiswa di Papua dapat berdiskusi masalah kedokteran dengan seorang pakar di universitas terkemuka di pulau Jawa. Mahasiswa di manapun di Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen yang terbaik di Indonesia dan bahkan di dunia. Batasan geografis bukan menjadi masalah lagi.

Sharing information juga sangat dibutuhkan dalam bidang penelitian agar penelitian tidak berulang (reinvent the wheel). Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dan lembaga penelitian dapat digunakan bersama-sama sehingga mempercepat proses pengembangan ilmu dan teknologi. Jadi manfaat teknologi informasi bagi bidang pendidikan dan pembelajaran di Indonesia, antara lain akses ke perpustakaan, akses ke pakar, menyediakan fasilitas kerja sama, dan berbagai sumber belajar lain.[5]

Secara umum ada tiga pendekatan penggunaan atau pemanfaatan teknologi informasi atau instruksional computer dan internet untuk pendidikan dan pembelajaran, yaitu:

a. Lenrning about computers and the internet, di mana technological literacy menjadi tujuan akhir. Komputer dapat dijadikan sebagai objek pembelajaran, misalnya ilmu komputer (computer science). Artinya menjadikan teknologi informasi sebagai Salah satu mata pelajaran yang diberikan di sekolah.

b. Learning with computers and the internet, di mana teknologi informasi memfasilitasi pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah. Misalnya Pustekkom, Depdiknas mengembangkan program CD multimedia interaktif untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Biologi, Fisika, Kimia dan lain-lain sebagai salah satu alternatif media pembelajaran di SMA dan SMK.

c. Learning through computers and the internet, yaitu mengintegrasikan pengembangan keterampilan-keterampilan berbasis teknologi informasi dengan aplikasi-aplikasi dalam kurikulum. Misahnya di perguruan tinggi, sebagai contoh mahasiswa melakukan riset online, menggunakan spreadsheet dan program database untuk membantu mengorganisasikan dan menganalisis data yang telah dikumpulkan atau menggunakan word processing untuk menyusun laporan penelitian. Oleh karena itu, computer dapat juga dlunakan sebagai alat bantu untuk melakukan proses tertentu, misalnya penghitungan atau kalkulasi dan penyimpanan data serta pemrosesan kata dan data (word and data processing).


  1. Dampak Internet Bagi masyarakat dan Dunia Pendidikan

Sebagai suatu teknologi, internet telah memberikan perubahan yang besar bagi kehidupan masyarakat di berbagai bidang seperti bisnis dan industri, pemerintahan dan politik, pendidikan dan riset, dan lain-lain.

Dalam dunia bisnis dan industri, intemet telah digunakan untuk berbagai

Keperluan seperti pemasaran dan promosi, tender global, hubungan bisnis, perekrutan pegawai, pertemuan dan konferensi, pelatihan, dan penelitian

serta pengembangan bisnis.

Di bidang pemerintahan dan politik, intemet telah digunakan untuk

menyebarluaskan infonnasi dan program-program pemerintah. Banyak

departemen maupun pemerintahan daerah telah membuat perubahan dalam

sistem pelayanan dengan membuat situs atau web site yang mereka namakan

dengan e-government;

Di dunia pendidikan dan penelitian, penggunaan internet dirasakan

semakin penting. Berbagai sumber-sumber pembelajaran dan penelitian telah

banyak tersedia di intemet, Para mahasiswa, dosen, dan peneliti dapat

mengakses katalog-katalog online dari perpustakaan-perpustakaan besar di

dunia. Tidak hanya itu, beberapa perpustakaan hybrid atau perpustakaan

maya di internet juga banyak tersedia di internet di mana kita dapat

mengakses informasi secara full text. Jurnal-jurnal elektronik, .dan database

online yang menyajikan informasi untuk kepentingan akademis juga dapat

dilanggan dan diakses melalui internet. Buku-buku elektronik juga telah

banyak diterbitkan di intemet. Mengenai hal ini akan kita bahas lebih lanjut

pada modul berikutnya.

Intemet juga dapat dijadikan sarana untuk memublikasikan hasil-hasil

penelitian dan berbagai karya akademis lainnya yang telah dihasilkan.

Melalui web atau situs-situs resmi lembaga pendidikan atau lembaga kajian,

mereka memublikasikan hasil-hasil penelitian, artikel, makalah seminar, dan

bahan-bahan lairmya.[6]

BAB III

PEMBAHASAN


  1. Gambaran Masalah

Di Indonesia, Media Sosial Belum Digunakan secara Produktif


  • Penulis : Ihsanuddin
  • Selasa, 12 November 2013 | 16:54 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Tumbuh kembangnya media sosial belakangan ini dinilai belum mampu digunakan dengan baik dan produktif oleh pengguna internet di Indonesia. Pengguna masih banyak menggunakan media sosial untuk ajang hiburan dibandingkan menggunakannya sebagai sarana mendapatkan informasi dan pembelajaran.


Hal ini disampaikan Ketua Forum Telematika KTI Hidayat Nahwi Rasul dalam diskusi bertajuk "Peran Media Sosial dalam Meningkatkan Kualitas Demokrasi Indonesia" di Jakarta, Selasa (12/11/2013). Untuk mengatasi masalah tersebut, Hidayat berpendapat, harus ada agen-agen pembaruan yang yang dapat memproduksi konten-konten produktif di media sosial.


"Ini sebenarnya hanya masalah aksi reaksi saja. Karena di media sosial kita sejak awal banyak konten yang tidak produktif, maka akhirnya semuanya jadi ikut-ikutan tidak produktif juga," kata Hidayat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun