Mohon tunggu...
iqbal kholidi
iqbal kholidi Mohon Tunggu... wirausahawan, penulis lepas. -

akun kompasiana iqbal kholidi, twitter: @iqbal__kholidi facebook: facebook.com/iqbalkholidi.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ber-Islam Via Doktrin

28 Juli 2015   14:34 Diperbarui: 11 Agustus 2015   20:50 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam sambutan ucapan selamat atas mengudaranya stasiun Nabawi TV, KH. Said Aqiel Siradj berpesan pentingnya dakwah yang transformatif bukan doktrin. Saya sependapat dengan apa yg dikatakan Kyai Said, sebab doktrin bukanlah cara yang tepat untuk menyampaikan risalah Islam.

Menurut saya menyampaikan Islam dengan doktrin hanya menghasilkan iman yang was-was dan nalar yang lemah, akibatnya timbul praduga dan kebencian, tidak hanya kepada agama selain Islam bahkan pada sesama pemeluk Islam. Dan di saat pandangan keagamaannya dikoreksi ia membela diri dengan cara mempertanyakan keislaman orang yang mengkritiknya, menuding melecehkan Islam atau seolah bertanya "anda ini orang Islam bukan?". Ketika ada orang yg tindakannya merugikan orang lain yang kebetulan pelakunya agamanya bukan Islam maka akan dikaitkan-kaitkan dengan agamanya. Sungguh naif.

Tidak cukup sampai di situ, dalam menyikapi problema yg terjadi dalam dunia Islam gampang menyimpulkan dan mengkambinghitamkan diluar Islam, bahwa kasus ini adalah konspirasi Amerika, konspirasi Zionis, antek Yahudi, kriminalisasi barat hingga antek Komunis.

Menerima ajaran Agama via doktrin bukan kebahagiaan yang didapat namun rasa cemas terus menerus, merasa Islam adalah agama yang banyak musuhnya.

Padahal orang beragama tujuannya mencari ketenangan dalam hidup, bukan mencari atau memperbanyak musuh. Semestinya semakin tebal iman seseorang ia tidak mudah goyah, tidak alergi dengan yang berbeda baik madzhab atau agama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun