Mohon tunggu...
Iqbal Kautsar
Iqbal Kautsar Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pemakna INDONESIA. Pencerita Perjalanan. Travel Blogger. \r\nwww.diasporaiqbal.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sepetak Senja Sangihe

27 Juni 2014   00:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:43 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nelayan kecil selaksa menuju mentari. Menuju pengharapan.

[caption id="" align="aligncenter" width="554" caption="Senja Sangihe, Senja Beranda Negeri"][/caption]

Tahukah kau? Kenapa senja itu begitu indah?Pada senja ada pergulatan antara gelap dengan terang. Pada senja pula ada pertautan antara siang dengan malam. Dengan mega merona sebagai mahar yang menggempitakan angkasa. Dan selalu saja saya memuja, menyebutkan nama, pada senja ada kamu. Pada senja ada kita.

Hanya sekedar di tepian jalan, di tikungan, di tepian hari. Sepetak senja bisa dinikmati dengan penuh kontempelasi hati. Tapi. Tidak kah ini hanya tempat seadanya? Bukankah merayakan senja perlu di puncak gunung, di tepi pantai, di tempat-tempat spesial yang disengajakan untuk menyongsong terbenam baskara?

Tidak. Bukan! Senja ini apa adanya. Mungkin hanya di tepian negeri, di utara Indonesia, yang membuat senja ini terasa istimewa. Senja di beranda negeri.

Namun, ini juga bukan sebuah kesengajaan tatkaka menanggap sebuah pementasan senja di Sangihe. Pasti, hari itu, Tuhan bermurah hati menempatkan kita di sini, hanya untuk menikmati senja yang merona. Pasti Tuhan punya rencana. Pulau kecil di Sulawesi Utara ini rela menjadikan daratan dan lautannnya sebagai panggung terbuka untuk senja kita.

Pasti kita diberi ruang untuk bisa melampiaskan ketakjuban pada momen surya tenggelam di cakrawala lautan Sulawesi, di ufuk barat sana. Pasti kita dikasih ruang untuk bisa merenungkan perjuangan hidup saat perahu-perahu nelayan lalu lalang di perairan perbatasan. Pasti kita disediakan ruang untuk mendengar celotehan riang bocah dan pemuda Sangihe yang berkali-kali berceburan ke perairan tenang.

Tahukah kau? Kenapa senja kita begitu indah? Pada senja, bukan sekedar lanskap semesta yang kita rayakan bersuka ria. Tapi, potret hidup manusia menyongsong senja juga kita gubah sebagai nyanyian yang menebar asa. Pada senja, sepetak makna penciptaan Ilahi tersaji bertumpah ruah. Pada senja, sampai-sampai juga kita maknai senja seperti mememaknainya sebagai ibadah.

Di Sangihe, sore itu, kita khusyuk beribadah senja, bukan?

Catatan:

  • Saya melakukan perjalanan ke Sangihe, Sulawesi Utara pada bulan November 2013 lalu. Saya temui senja ini di tepi jalan antara Tamako dan Manganitu. Keduanya adalah kota kecamatan di Pulau Sangihe, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Senja ini mudah ditemui karena jalan yang mengelilingi Pulau Sangihe ini berada di pinggir pantai.
  • Foto selengkapnya ada di http://diasporaiqbal.blogspot.com/2014/06/sepetak-senja-sangihe.html

[caption id="" align="aligncenter" width="554" caption="Di Sangihe, pohon kelapa tinggi-tinggi. Memeriahkan senja."]

Di Sangihe, pohon kelapa tinggi-tinggi. Memeriahkan senja.
Di Sangihe, pohon kelapa tinggi-tinggi. Memeriahkan senja.
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="554" caption="Nelayan kecil selaksa menuju mentari. Menuju pengharapan."]
Nelayan kecil selaksa menuju mentari. Menuju pengharapan.
Nelayan kecil selaksa menuju mentari. Menuju pengharapan.
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun