Ampelgading, salah satu desa yang berada di Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar merupakan salah satu dari banyaknya desa yang berada di kaki Gunung Kawi dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Malang. Lokasi desa yang berada jauh dari jalan raya membuat desa ini memiliki ciri khasnya sendiri. Mengingat kondisi geografis yang ada, banyak masyarakat menghabiskan waktu untuk berkebun dan mengurus ternak. Kabarnya, setiap rumah disini memiliki paling sedikit satu sampai dua hewan ternak yang dikembangbiakkan dengan baik. Adapun berbagai komoditas utama dari Desa Ampelgading antara lain adalah kopi, tebu, dan pisang. Semua hasil panen biasanya dijual oleh masyarakat, namun tidak sedikit dari mereka yang mengolahnya menjadi produk yang siap untuk dijual kembali.
Kesejukan udara sudah menjadi hal yang pasti lantaran desa ini berada jauh di atas. Tak heran, bagi para pendatang baru nantinya akan merasa terkejut dengan perbedaan cuaca yang ada. Istilah "anak gunung" juga sudah menjadi panggilan gurauan dari rekan-rekan yang berada di desa lain di Kecamatan Selorejo. Lokasi desa yang berada jauh di atas dapat menyuguhkan banyak orang dengan pemandangan yang sangat cantik, seperti keindahan Gunung Kawi yang setiap harinya dinikmati oleh masyarakat desa ini. Tidak hanya itu, perkebunan kopi hingga taman penuh bunga juga ada di desa ini, lho!Â
Sebagai salah satu komoditas utama dari Desa Ampelgading, kopi menjadi hal yang sangat sering ditemui di desa ini. Hal menarik yang kami dapatkan adalah terdapat UMKM lokal yang merupakan salah satu produsen kopi bubuk ternama dan telah melakukan supply hingga luar Kota Blitar. Ialah Nur Rohmat selaku owner dari Pawone Coffee yang telah memulai usahanya selama beberapa tahun belakangan. Berbekal keinginannya untuk menjadi seorang pengusaha, menjadikan mas Nur (sebutan akrabnya) berani untuk memulai usaha kopinya. Dimulai dari produksi rumahan hingga pada akhirnya menjadi salah satu supplier utama beberapa coffee shop ternama di beberapa kota Indonesia, menjadikan Pawone Coffee sebagai salah satu representasi UMKM yang sukses di kalangan masyarakat. Tidak hanya itu, mas Nur juga tidak jarang mengikuti berbagai kegiatan yang berkaitan dengan dunia kopi, mulai dari festival hingga pameran. Berkat kegigihan dan keberanian dari mas Nur, lokasi usahanya sempat disambangi oleh Bupati Blitar pada tahun 2022 silam. Wah keren banget ya!
Melihat hal ini, tim MMD 336 mencoba melakukan pendekatan dengan pihak Pawone Coffee terkait dengan pemberdayaan UMKM Desa. Tim MMD 336 melihat bahwa nama Pawone Coffee masih sangat asing bagi masyarakat di luar desa lantaran belum optimalnya branding dan pemasaran dari mas Nur dan rekan lain terhadap nama brand secara independen. Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat beberapa mitra coffee shop telah melakukan rebranding produk tanpa menyertakan Pawone Coffee sebagai supplier mereka. Berangkat dari permasalahan ini, tim MMD 336 mengajak mas Nur dan rekan untuk berkolaborasi dalam hal penjualan produk secara independen sekaligus sebagai langkah melakukan rebranding nama dan produk mereka. Tidak bisa dianggap remeh, kolaborasi yang dilakukan pada akhirnya memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap penjualan dari usaha mas Nur ini.Â
Tim MMD 336 membuka batch pembelian pertama selama kurang lebih satu minggu dan produk yang terjual sudah mencapai 100 pax. Hal ini tentu saja menjadi langkah yang berhasil kami lakukan sebagai salah satu bentuk pemberdayaan terhadap UMKM Desa. Dalam waktu dekat, kami nantinya akan membuka kembali pemesanan kedua melihat masih besarnya antusiasme beberapa kelompok terhadap produk kolaborasi yang kami tawarkan ini. Bagi para pecinta kopi di luar sana apabila kalian ingin menikmati kopi nikmat yang dibuat dengan bahan baku alami dan berkualitas tinggi, maka menjadi hal yang wajib untuk mencicipi kopi dari Pawone Coffee ini. Dengan harga kaki lima namun dapat bersaing dengan kualitas bintang lima. Yuk segera cek media sosial mereka untuk informasi lebih lengkapnya di Instagram @pawonecoffee dan Facebook @Pawone Coffee.
