Mohon tunggu...
Iqbal Julian
Iqbal Julian Mohon Tunggu... karyawan swasta -

orang yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sahur Keren Buat Ayah

10 Agustus 2011   17:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:55 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Assalamu’alaikum. Perkenalkan, nama aku Alif. Umurku sekarang enam tahun. Aku punya kabar gembira buat teman-teman. Puasa kali ini aku kembali lagi ke kampung halaman kakek ayahku di Tanjung Pura. Padahal baru dua bulan lalu kami pulang kampung. Tanjung Pura itu adalah nama sebuah kecamatan di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Dekat dengan perbatasan Aceh dan Selat Malaka. Kali ini ayah mengajakku berkunjung ke Masjid Azizi. Masjid Azizi merupakan salah satu peninggalan sejarah Kesultanan Langkat. Dibangun oleh Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmadsyah pada tahun 1902. [caption id="attachment_128246" align="aligncenter" width="300" caption="tampak depan Masjid Azizi"][/caption] Dinding masjid itu tampak luar berwarna hampir semuanya kuning. Kubahnya banyak dan berwarna hitam. Ayah mengajakku berkeliling masjid ini. Langit-langit masjidnya sangat tinggi. Di bagian depan pelataran masjid, terdapat kompleks pemakaman. Salah satunya adalah tempat persemayaman terakhir seorang pujangga juga pahlawan nasional asli Tanjung Pura bernama Tengku Amir Hamzah. Aku tahu ini tentu saja dari cerita Ayah. [caption id="attachment_128247" align="aligncenter" width="300" caption="kompleks pemakaman Masjid Azizi"][/caption]

Capek berkeliling, aku jadi ingin buang air kecil. “Ayah, Alif mau pipis”, sahutku. “Oke”, ayahku membalas singkat. Ayah lantas menggendongku ke bagian punggungnya. “Biar cepat”, kata Ayah.

Sampai di toilet, buka celana, lantas aku langsung pipis. Tapi tak lama kemudian terdengar ayahku berteriak pelan, “yah, kakaaak”, keluhnya.

Gerakan ayah membuatku terbangun dari tidur. Oh ternyata cerita pulang kampung tadi hanya mimpi dan ternyata, aku mengompol! Aku berpaling ke ayah. Terlihat bajunya basah. Tentu saja karena ompolku.

Mendengar sedikit keributan di kamar tidur, Bunda bergegas datang. Melihat apa yang terjadi, ia hanya tersenyum manis, “Tuh Ayah, sama kakak aja bangun, sedang sama Bunda susah banget dibanguninnya”, kata Bunda pura-pura ngambek karena Ayah susah banget dibangunin buat makan sahur.

Ayah segera bangkit, lantas mengambil handuk. “Butuh cara spesial buat bangunin ayah”, katanya sambil menjulurkan lidah ke arah Bunda di bibir pintu kamar lalu segera pergi.

Tapi Bunda juga punya cara spesial untuk mengingatkan Ayah, “Jangan lama-lama mandinya, Yah. 10 menit lagi Shubuh”. Bunda lantas meletakkan Blackberry Telkomsel-nya ke atas meja rias. “Hihihi, biar jadi sahur keren buat ayah,” bisik ibu ke arahku.

“What!” teriak Ayah dari dalam kamar mandi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun