Mohon tunggu...
Iqbal Hafizhul Lisan
Iqbal Hafizhul Lisan Mohon Tunggu... -

Pelajar SMA Labschool Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pohon Masa Mendatang

5 Januari 2015   04:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:48 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pohon memiliki peran yang penting bagi kehidupan di dunia. Satu pohon sangat berarti karena perannya dapat mendatangkan banyak manfaat. Salah satu peran pohon sebagai sumber pembentukan oksigen yang merupakan kebutuhan utama setiap mahluk hidup. Dengan banyaknya oksigen, maka udara pun akan terasa sejuk.

Menariknya, sejuk yang terasa bukan hanya dari luar namun dari dalam hati juga. Jika melihat pohon yang hijau-hijau, hati pasti akan terasa lebih sejuk. Sebagaimana banyak orang yang suka berekreasi ke tempat-tempat yang asri dan penuh pepohonan yang rindang. Perasaan penat dan lelah serasa menghilang begitu melihat dan menikmati kesejukan pepohonan.

Semua orang mengetahui peran dan manfaat dari pohon. Jika ditanya, mereka pasti akan menjawab sebagai sumber pembentukan oksigen, untuk mengurangi polusi udara, untuk menahan laju air, untuk mencegah tanah longsor, dan sejumlah fungsi lainnya. Namun banyak dari mereka yang hanya sebatas mengetahui tanpa disertai suatu tindakan yang nyata. Hal ini ditunjukan dengan masih banyaknya penebangan pohon yang dilakukan secara ilegal, banyak yang tidak peduli dengan pohon-pohon di bantaran sungai atau tempat-tempat curam, dan semakin berkurangnya jumlah pepohonan di perkotaan. Padahal mereka juga mengetahui apa dampak yang akan terjadi akibat ulah mereka yang seperti itu.

Dugaan makin berkurangnya pohon diduga karena banyaknya orang yang memiliki pola pikir “hidup hanya untuk hari ini” sehingga mereka melakukan apapun benar-benar hanya untuk saat ini tanpa memikirkan apa yang akan terjadi ke depannya. Pola pikir seperti itu tentu harus diubah karena cenderung bersifat ekstraktif atau hanya mengambil hasil dari alam tanpa adanya usaha pelestarian. Seperti misalnya penebangan hutan untuk industri tanpa berusaha menyiapkan tanam ulang sebagai pohon pengganti. Tindakan yang cenderung mengabaikan usaha pelestarian, maka semakin lama luas hutan akan semakin berkurang, atau bahkan bisa habis tak tersisa.

Mengatasi itu semua, maka yang harus dibangun diawal adalah pola pikir harus diubah, yakni dari “hidup hanya untuk hari ini”menjadi “hidup untuk hari esok”. Sehingga, penebangan hutan untuk kebutuhan industri dilakukan dengan adanya usaha penanaman hutan kembali. Dengan begitu, diharapkan adanya kesadaran dalam diri masyarakat akan pentingnya menjaga alam demi keberlangsungan untuk masa mendatang.

Selain pola pikir, dibutuhkan pembelajaran mengenai pentingnya pembangunan yang berkelanjutan atau berguna untuk masa mendatang. Seperti pembelajaran Education Of Sustainable Development (EFSD) atau konsep pendidikan pengembangan berkelanjutan yang telah disahkan oleh UNESCO. EFSD perlu diterapkan karena berguna untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan memberi kesadaran serta kemampuan kepada semua orang. Pembelajaran ini baik diberikan terutama bagi generasi muda agar dapat berkontribusi lebih baik untuk masa sekarang dan yang akan datang. Sayangnya, belum semua sekolah atau lembaga pendidikan di Indonesia menerapkan sistem pembelajaran seperti ini.

Dalam hal pembentukan kesadaran untuk melestarikan alam atau pembangunan berkelanjutan, sebenarnya cara pembelajaran yang lebih tepat dilakukan yaitu dengan mengalami dan mengamalkan, bukan hanya terpaku secara teori saja. Dengan mengalami atau melakukan perbuatan secara langsung, seperti menanam pohon dan menjaga kebersihan lingkungan, maka tanpa sadar akan ada rasa cinta dan kesadaran yang timbul dalam diri. Setelah rasa tersebut ada, maka akan berlanjut ke arah berikutnya yaitu pengamalan. Seseorang akan berusaha untuk mengamalkannya dengan cara menerapkan langsung pelestarian ke alam dan turut mengajak orang-orang untuk ikut serta. Sehingga pembelajaran seperti ini akan mendapatkan pengalaman dan pengamalan di dalamnya.

Menjaga kelestarian lingkungan untuk masa mendatang sangat perlu dilakukan. Semua orang dapat turut andil dalam menjaga lingkungan tanpa memandang tingkat ekonomi maupun pendidikan. Semua orang dapat saling membantu mulai dari pelajar, karyawan, hingga para pejabat. Harus adanya rasa bertanggung jawab dalam diri masing-masing agar tidak saling bergantung. Masyarakat harus bertindak tanpa memikirkan bahwa itu kewajiban pemerintah. Begitu pula dengan pemerintah, harus bertindak dengan benar karena dipandang sebagai contoh bagi masyarakat. Hal ini merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat.

Dalam rangka memperingati hari gerakan satu juta pohon pada sepuluh Januari mendatang, ada baiknya jika paradigma diubah bahwa hidup bukan hanya untuk saat kini. Ada anak cucu yang akan hidup di masa mendatang. Mereka membutuhkan alam untuk dapat hidup. Perlu dilakukan usaha pelestarian alam. Seperti yang diketahui, satu pohon berguna sebagai sumber oksigen untuk dua orang. Oleh karena itu mulai lah untuk berusaha melestarikan alam dari menanam pohon dan memeliharanya. Sehingga generasi mendatang masih dapat merasakan dan menikmati alam yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun