Berdasarkan apa yang saya dapat baru-baru ini adalah film dokumenter dengan Judul Barang Panas dari Channel Youtube yang bernama Indonesia Baru, yang pada awalnya sering membuat film dokumenter di Channel Youtube Whacthdoc.Â
Dari film dokumenter yang baru saja Rilis pada tanggal 21 Desember 2023, saya mendapatkan beberapa hal yang begitu mencolok dimana di era yang serba modern ini ada warga masyarakat yang menolak pembangunan demi kemajuan daerahnya yaitu tepatnya di daerah Desa Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, NTT mulai direncanakan.
Geotermal digadang-gadang sebagai sumber panas bumi yang ramah lingkungan, tetapi belum tentu ramah sosial. Dibandingkan dengan tenaga uap yang menggunakan batu bara yang menyebabkan polusi udara, gheotermal katanya lebih efektif sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi, dan ghotermal dikeluarkan dari kategori tambang supaya bisa dapat diterima dengan baik oleh masyarakat yang padahal harus menggali lubang dengan kedalaman 3-6km ke bawah permukaan tanah.
Warga Wae Sano menolak pembangunan Geotermal karena di khawatirkan akan mengakibatkan dampak buruk bagi lingkungan dan bagi masyarakat sekitar. Seperti pada halnya dibeberapa tempat uang sudah dibangun Gheotermal terjadi suatu peristiwa meninggal nya 1 orang dan 5 orang terluka di Gheotermal Dieng Jawa Tengah karena sumbatan pipa yang kemudian meledak hingga menyebabkan beberapa orang korban.
Lalu kemudian ditempat lain misalnya di Pangalengan Kabupaten Bandung, Satu kampung hilang dikarenakan longsor dan ledakan pipa di Wayang Windu Gheotermal. Kampung yang hilang tersebut adalah kampung Cibitung yang tertimbun oleh longsoran tanah pada tahun 2015.Â
Di tempat lain juga Gheotermal mempunyai dampak yang begitu mengerikan, beberapa warga terdampak infeksi pernapasan dan juga gatal-gatal disekujur tubuhnya. Dari mulai orang dewasa sampai balita mengalami gatal-gatal.
Pak Yosef adalah salah seorang tokoh masyarakat Wae Sano, yang begitu keras menolak proyek Gheotermal yang akan dibuat oleh PT.Geo Dipa yang dibiayai langsung oleh Bank Dunia.Â
Bersama para warga Wae Sano yang lainnya dengan rata-rata orang tua yang menolak dibangunnya Gheotermal ini ternyata banyak juga anak muda yang berbondong-bondong menghadang para utusan perusahaan yang bersikeras untuk melanjutkan proyek ini.Â
Sudah berberapa kali masyarakat Wae Sano melakukan demonstrasi ke kantor bupati dan pemerintah setempat supaya tidak melanjutkan proyek Gheotermal di Desa Wae Sano yang mengancam kerusakan lingkungan dan berdampak panjang.
Mata pencaharian masyarakat Wae Sano yang menjadi prioritas adalah bertani yaitu tani kopi, cengkeh, vanili, kemiri, dll. Banyak warga yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dan peternakan, begitu juga banyak sekali orangktua yang menyekolahkan anaknya hingga sarjana dari hasil pertanian nya atau ternak nya.Â