Mohon tunggu...
Muhammad IqbalFirdaus
Muhammad IqbalFirdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - UPN "Veteran" Yogyakarta

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Terlalu Fokus dengan Beras, Stabilitas Ketahanan Pangan di Indonesia Terancam

14 Juni 2023   20:43 Diperbarui: 14 Juni 2023   20:56 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beras memiliki sejarah panjang dalam memastikan ketahanan pangan di banyak negara, termasuk Indonesia. Khususnya di Asia, komoditas ini menjadi sangat penting untuk menjamin ketahanan pangan global. Ketahanan pangan dipengaruhi oleh stabilitas produksi beras, terutama di negara berkembang. Penekanan yang berlebihan pada beras akan membuat suatu negara bergantung pada beras. Ketika produksi dalam negeri tidak dapat memenuhi permintaan, kondisi ini akan berkelanjutan dan membuat suatu negara rentan. Sementara itu, akan terjadi ketidakstabilan pasokan beras (pangan) negara jika negara lain melarang ekspor. Indonesia sangat menekankan pada produksi beras. Fakta bahwa nasi adalah makanan pokok utama di negara ini adalah salah satu penyebab utamanya. Perekonomian dan stabilitas negara tidak bisa terus bergantung pada beras. Untuk mengurangi ketergantungan pada beras, maka diperlukan diversifikasi pangan.

Pihak terkait mengharapkan adanya regulasi yang berpihak pada petani sebagai produsen, seperti pelarangan impor beras saat panen atau barang lain yang dapat diproduksi sendiri. Tidak ada regulasi yang menyentuh semua lini pemangku kepentingan untuk menjamin ketahanan pangan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa berbagai elemen biofisik, politik, sosial, ekonomi, budaya, psikologis, dan perilaku berdampak pada pengendaliannya.

Banyak hal telah muncul sebagai akibat dari pandemi COVID-19, termasuk meningkatnya kesadaran masyarakat akan limbah makanan. Hal ini tidak ada hubungannya dengan masalah lingkungan dan lebih berkaitan dengan keinginan orang untuk menghemat uang. Modal sosial di Indonesia yang menunjukkan kepedulian terhadap mereka yang membutuhkan selama pandemi menunjukkan bahwa negara ini dapat maju dengan inisiatif berbasis komunitas untuk membantu warganya. modal sosial Indonesia yang kuat dapat mendukung upaya bantuan ekonomi terkait pandemi.

Wabah Covid-19 berdampak pada banyak sektor. Pandemi mengakibatkan hilangnya pekerjaan bagi masyarakat, membuat bisnis sangat sulit untuk bertahan, dan meningkatkan ketidakpastian seputar kemakmuran ekonomi. Individu yang rentan, seperti mereka yang berpenghasilan menengah dan rendah, merasakan dampaknya lebih tajam. Topik tentang ketahanan pangan diangkat sebagai akibat dari implikasinya.

Indonesia merupakan negara berkembang yang terus mengalami kesulitan mencapai ketahanan pangan. Pandemi Covid-19 hanya mempersulit pemenuhan empat pilar penting ketahanan pangan yang sudah menghadapi berbagai kendala. Terlepas dari reputasinya sebagai negara agraris, Indonesia terus menghadapi tantangan terkait input, perubahan penggunaan lahan, dan masalah pertanian lainnya.

Indonesia harus lebih berupaya meningkatkan intensifikasi pertanian untuk memanfaatkan lahan pertaniannya yang terbatas dengan lebih baik, mendorong kaum muda untuk bekerja di industri, dan pertanian korporasi untuk meningkatkan pendapatan petani. Ketergantungan pada impor lebih cenderung menimbulkan masalah di masa depan. Masalah lainnya adalah penekanan yang berlebihan pada beras sebagai bahan utama dalam mencapai ketahanan pangan. Dengan aturan dan tindakan, inisiatif diversifikasi pangan perlu didorong lebih keras.

Dibalik  segala hambatannya, pandemi juga membuka peluang baru, seperti pemahaman yang lebih baik tentang limbah makanan, modal sosial yang menunjukkan solidaritas yang membantu pada saat dibutuhkan, dan kekuatan lokal yang lebih menarik perhatian. Pasca pandemi Covid-19, perlu ditetapkan kebijakan yang tepat untuk ketahanan pangan. Hal ini membutuhkan pemahaman tentang sejarah panjang pertanian di Indonesia dan ciri-ciri lokalnya. Terakhir, seiring dengan semakin sulitnya isu ketahanan pangan, diperlukan kerja sama antara semua pemangku kepentingan atau pihak terkait untuk memecahkan masalah atau isu ketahanan pangan di Indonesia.

Berikut beberapa poin penting terkait upaya pemerintah yang bisa dikembangkan lebih lanjut dalam mengatasi masalah ketahanan pangan pasca pandemic covid-19:

1.Meningkatkan sistem penyimpanan dan distribusi pangan: Pemerintah perlu berinvestasi dalam meningkatkan fasilitas penyimpanan dan jaringan distribusi pangan untuk meminimalkan kerugian pascapanen dan memastikan pergerakan pangan yang efisien dari area produksi ke konsumen.Dalam hal ini termasuk pembangunan fasilitas penyimpanan dingin dan pengembangan infrastruktur transportasi yang lebih baik.

2.Mempromosikan pertanian perkotaan dan kebun masyarakat: Untuk meningkatkan produksi pangan lokal, pemerintah perlu mendorong inisiatif pertanian perkotaan dan pendirian kebun masyarakat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan swasembada di tingkat lokal dan memberikan masyarakat akses ke produk segar dan bergizi.

3.Memperkuat program bantuan sosial: Pemerintah perlu memperluas program bantuan sosial untuk mendukung populasi rentan yang menghadapi gangguan pangan. Hal ini termasuk menyediakan paket makanan, transfer tunai, dan dukungan nutrisi untuk rumah tangga berpenghasilan rendah dan mereka yang paling terkena dampak pandemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun