Mohon tunggu...
Muhammad IqbalFirdaus
Muhammad IqbalFirdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - UPN "Veteran" Yogyakarta

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diplomat dan Pejabat Indonesia Diberikan Pelatihan Membatik, Untuk Apa?

8 Oktober 2022   13:26 Diperbarui: 8 Oktober 2022   13:32 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari Batik Nasional ke-11 diperingati dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya menurut Kementerian Luar Negeri Indonesia. Kemlu menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) selama dua hari dengan berbagai tokoh sektor Batik Indonesia.Kita telah mengetahui bahwa, batik merupakan salah satu industry kreatif Indonesia yang paling berpotensi. Sudah menjadi hal yang pasti, untuk Sebagian besar masyarakat Indonesia sudah mengenakan Batik. Karena, Sebagian besar sekolah bahkan perusahaan di Indonesia memiliki seragam batik untuk dipakai satu kali dalam seminggu. Batik dalam pengertian umum adalah suatu kain bergambar dimana proses pembuatannya sangat unik dan secara khusus dengan menuliskan pada kain, yang kemudian pengolahaannya diproses dengan cara dan tehnik tertentu. Batik secara resmi ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan Untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi pada tanggal 2 Oktober 2009 (Masterpieces of The Oral and Intangible Heritage of Humanity).


Dengan fakta bahwa batik ditetapkan sebagai warisan internasional, maka sudah jadi kepastian bahwa batik langsung mendapatkan perhatian dari setiap masyarakat internasional serta memberikan dampak yang cukup baik bagi Indonesia, oleh sebab itu, Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan pemerintah dan masyarakat Indonesia adalah membangun upaya internasionalisasi batik untuk mempromosikan batik supaya kepentingan nasional Indonesia tercapai.


Upaya yang sudah pernah dilakukan pemerintah dalam menyebarkan budaya batik secara internasional yaitu pada masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dimana pada tahun 2012 pemerintah melakukan diplomasi batik ke Amerika Serikat sehingga batik menjadi trend yang cukup diperhatikan di negeri paman sam tersebut. Seperti yang dituliskan Irham Suryo Susanto dan Supriyadi dalam tulisannya yang berjudul "Diplomasi Batik Indonesia di Amerika Serikat Pada Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono" bahwa beberapa selebriti Hollywood seperti Jessica Alba, Lenka, serta Reese Witherspoon mengenakan batik dalam aktivitas sehari-hari. Upaya yang dilakukan pada saat itu adalah memasukkan kegiatan membatik sebagai salah satu kurikulum di sekolah dasar dan sekolah menengah di Amerika lebih tepatnya di Chicago. Tentunya upaya tersebut dapat menjadi perhatian bagi masyarakat Amerika.


Upaya dalam menyebarkan batik ke dunia internasional tidak berhenti di situ saja, pada masa pandemi COVID-19 ini, sektor batik Indonesia mengalami penurunan finansial, yang dikatakan oleh Kementerian Luar Negeri yang telah memasukkan batik ke dalam diplomasi Indonesia. Akibatnya, sektor batik membutuhkan upaya-upaya yang lebih untuk segera memulihkan penurunan ini.
"Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan kurikulum yang dapat menciptakan ekosistem yang menumbuhkan peluang bagi tumbuhnya industri batik. Hasil dari kurikulum ini adalah pemangku kepentingan dan pengambil kebijakan yang mampu menciptakan ekosistem yang kondusif bagi industri batik," kata Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar dalam sambutan pembukaan FGD online bertajuk "Menghadirkan Batik dalam Kurikulum Diplomatik serta Pelatihan dan Penjahit Membuat Kursus untuk Diplomat dan Pejabat Indonesia" di Pusdiklat Kemlu. Kurikulum tersebut diharapkan dapat digunakan oleh para diplomat untuk mendukung promosi batik oleh misi-misi Indonesia di luar negeri. Diharapkan proyek ini akan berdampak signifikan pada pasar batik, termasuk perusahaan-perusahaan kecil.


FGD yang dipimpin oleh Dr. Yayan G.H. Mulyana, Direktur Pusdiklat Kemlu, membahas sembilan topik utama, antara lain pelestarian signifikansi budaya batik dan signifikansi pendidikan, beasiswa, dan kerjasama dalam industri batik. Para duta besar, pejabat pemerintah, pengusaha batik, desainer, pemilik usaha kecil dan menengah, peneliti, dan perwakilan dari Kedutaan Besar Australia, Yayasan Batik Indonesia, dan UNESCO Jakarta turut hadir dan menjadi pembicara dalam FGD tersebut.


Kementerian Luar Negeri merencanakan sejumlah acara menjelang Hari Batik Nasional ke-11 untuk lebih menonjolkan batik sebagai komponen penting dari diplomasi Indonesia. Pada 28 Agustus 2020, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar memberikan keynote address untuk membuka webinar bertajuk "Batik Sebagai Aset Diplomasi dan Ekonomi Kreatif". Dilanjutkan dengan jual beli meja usaha kecil menengah untuk mempromosikan barang produksi lokal dengan tagar #BanggaBuatanIndonesia. Acara yang bertujuan untuk membantu langsung usaha kecil dan menengah batik Indonesia yang terdampak parah akibat pandemi COVID-19 ini mampu menghimpun dana sebesar Rp2.595.821.910 melalui penjualan online.


Dapat disimpulkan bahwa upaya pemerintah untuk meningkatkan upaya penyebaran budaya batik kepada masyarakat internasional kali ini sangatlah unik. Dengan menghadirkan batik dalam kurikulum diplomatik serta memberikan pelatihan diplomat dan pejabat Indonesia diharapkan dapat menghasilkan ide menarik dari para diplomat dalam memproyeksikan cara baru untuk menyebarkan budaya batik kepada masyarakat asing. Dalam melakukan misi penyebaran ini, tidak hanya pemerintah saja yang perlu bergerak, namun masyarakat Indonesia pun sudah seharusnya mendukung serta membantu upaya pemerintah ini. Salah satu cara yang bisa diterapkan bagi masyarakat Indonesia adalah menyempatkan menggunakan batik dalam kegiatan tertentu, lalu menyebarkan informasi terkait batik melalui platform media sosial karena di media sosial tersebut masyarakat dapat menyebarluaskan informasi ke seluruh dunia. Dengan begitu, industri batik di Indonesia akan berkembang pesat dan menghasilkan keuntungan yang tinggi, serta akan memberikan dampak yang sangat positif bagi Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun