Mohon tunggu...
iqbal fadli muhammad
iqbal fadli muhammad Mohon Tunggu... proletar -

peneliti & digital nomad

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Dibalik Rangkaian Kejadian Demo Taksi Hari Ini, Siapakah Dalang Dari Semua Ini?

22 Maret 2016   15:01 Diperbarui: 22 Maret 2016   15:12 1970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senin 14 Maret 2016 lalu media dihebohkan dengan demo ribuan pengendara taksi di 3 titik yaitu balai kota, istana negara dan di depan kantor kementrian komunikasi dan informasi. Hal ini dipicu oleh makin berkembangnya taksi berbasis aplikasi atau taksi online, walaupun baru ada 2 kekuatan utama yaitu perusahaan UBER dan GRAB. 

Pro dan kontrapun ramai dituangkan dari berbagai kalangan elemen masyarakat, dimulai adanya interpensi dari perusahaan pengendara taksi bernaung hingga kekesalan pribadi supir taksi akibat pendapatan yang semakin berkurang. Namun jika dilihat dari sudut pandang luas hal ini bukanlah masalah sepele karena ketika sore hari, Pak Menteri perhubungan Jonan segera menghubungi mentri komunikasi dan informatika untuk menutup akses 2 aplikasi uber dan grab..

 [caption caption="liputan 6"][/caption]1 hari selepas demo ribuan sopir taksi, World Bank mengadakan pemaparan analisis 3 bulanan mengenai perkenomian Indonesia di Universitas Paramadina.  Tema yang diusung dalam pemaparan ini adalah “ Perlunya investasi swasta “ dengan topik utama analisis pertumbuhan perekonomian Indonesia.  

Hal ini langsung direspon dengan pemanggilan menteri komunikasi dan informatika oleh Jokowi guna membahas masalah taksi umum dan taksi online, dimana responnya  berdampak postif untuk pengusaha taksi online. 

Namun jika digabungkan dari adanya demo dan pemaparan analisis world bank mengenai perlunya investasi swasta serta respon  yang cepat dari pak Jokowi maka dapat ditarik suatu permasalahan yaitu masih bergantungnya pemerintah terhadap hasil analisis world bank terkait kebijakan perekonomian. 

Walaupun sejauh ini world bank lah lembaga yang sangat rajin meneliti mengenai perekonomian Indonesia, bahkan menurut pemaparannya pertumbuhan ekonomi jauh dibawah prediksi anggaran pendapatan belanja negara APBN sebesar 5,2 persen namun analisis world bank saat ini hanya 4,9 persen hingga Maret 2016.

Walaupun hanya sebuah isu dan dugaan  namun hal ini direspon cepat oleh para supir taxi pada hari ini selasa 22 Maret 2016, video amatir hingga photo-photo bertebaran melalui sosial media hingga pemberitaan oleh media massa. Dimulai dari swiping massal para supir taxi di pusat jakarta, pengeroyokan tukang ojek online, hingga penghancuran taxi yang masih melakukan aktivitas pengangkutan penumpang. 

Jika ditarik garis merah dari beberapa kejadian ini, asal muasalnya bukan hanya semata kebencian para supir taxi perusahaan atas kemuncullan taxi berbasis online. Namun menurut penulis, ini adalah persaingan para bos perusahaan swasta dimana mayoritas pemilik perusahaan taxi berbentuk sero maupun koperasi dan para investor. Dimana beberapa hari yang lalu di pasar saham sering terjadinya penurunan saham perusahaan berbasis transportasi seperti taxi biru dan taxe express dll. 

Selain itu munculnya pembertiaan mengenai lippo group yang menjadi salah satu investor dari taxi berbasis online yaitu Grab menambah polemik pemangku kepentingan para bos-bos perusahaan.

Sejatinya world bank berperan besar mengenai rangkaian kejadian ini dikarenakan rekomendasinya berupa perlunya peningkatan investasi swasta. Serta respon cepat yang ditanggapi oleh Pak Jokowi menjadi masalah selanjutnya yang mana masyarakat kini semakin kritis. 

Jika dibandingkan dengan  polemik pelarangan taksi uber juga sebelumnya pernah terjadi diberbagai kota seperti Bandung dan Bali namun respon yang diambil tidak secepat kejadian akhir-akhir ini. Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa rekomendasi world banklah dapat diduga sebagai indikator utama. Terlepas dari hal itu walaupun masyarakat harus menerima legowo karena inilah pasar bebas dimana investasi swasta maupun asing bebas berkeliaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun