Mohon tunggu...
muhamad iqbal
muhamad iqbal Mohon Tunggu... -

I live in Depok and I have studied at Gunadarma University since 2012

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pudarnya Kebudayaan Akibat Globalisasi

11 Juni 2013   21:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:11 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap bangsa, suku, dan daerah pasti memiliki kebudayaan yang berbeda. Karena kebudayaan merupakan salah satu ciri khas yang membedakan suatu suku dengan suku yang lainnya. Manusia yang baru lahir pasti memiliki kebudaan, dan kebudayaan itu akan tumbuh dengan sendirinya mengikuti apa yang dilakukan disekitarnya. Gotong-royong adalah salah satu contoh yang paling dasar suatu kebudayaan. Gotong-royong sangat sering dilakukan dalam kegiatan sehari-hari. Mengerjakan sesuatu akan lebih mudah diselesaiakan apabila dikerjakan dengan bergotong-royong. Karena beban yang didapat akan lebih sedikit dan lebih mudah untuk mengerjakannya.

Masih banyak contoh-contoh kebudayaan lain yang dimiliki masing masing daerah atau suku. Di Indonesia sangat banyak kebudayaan. Indonesia adalah negara yang paling banyak memiliki kebudayaan. Kebudayaannya antara lain bisa berupa tari, siifat, gaya hidup, dll. Didunia ini tidak ada satupun negara yang memililki kebudayaan yang sama. Dengan itulah yang membuat dunia ini semakin indah dan unik. Walaupun berbeda tetapi semua negara dapat saling berhubungan satu dengan yang lainnya dengan cara kerja sama dalam bidang tertentu untuk memenuhi kebutuhan negaranya masing-masing.

Dalam kehidupan berbudaya, setiap manusia harus menghargai kebudayaan yang lain jika ingin dihargai oleh manusia yang lainnya. Sebab jika kita salah berbuat atau menyalahi kebudayaan orang lain, dapat membuat perselisihan dianatara keduanya. Contohnya, tawuran antara daerah yang menyebabnya tewasnya orang yang tidak berdosa. Itu karena orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang tidak mau menghargai kebudayaan orang lain. Mencoret-coret pakaian ketika kelulusan sekolah. Banyak siswa-siswi yang membuat onar ketika kelulusan sekolah. Padahal ada hal yang lebih baik dilakukan daripada melakukan hal tersebut. Perbuatan itu yang dapat merusak kebudayaannya. Semua itu adalah perbuatan tidak terpuji untuk ditiru. Namun ada daerah yang membuat tawuran atau perang menjadi suatu budaya didaerahnya.

Banyak para ahli yang mendefinisikan pengertian dari kebudayaan, misal:

·Melville j. Herkovits dan Bronislow Malinowski mengemukakan “cultural determinism” yang artinya segala sesuatu yang terdapat didalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu, contoh: masyarakat di pedesaan adalah masyarakat agraris karena kebanyakan pekerjaannya bertani.

·Herkovits, Memandang kebudayaan sebagai “ super organic”. Artinya kebudayaan yang turun temurun dari generasi ke generasi hidup terus , meskipun manusai penghasil kebudayaan sudah silih berganti karena kehidupan dan kematian tapi kebudayaan tetap hidup terus.

·Sutan takdir alisyahbana, Menyatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikit, hal ini amat luas apa yang disebut kebudayaan sebab semua laku dan perbuatan tercakup didalamnya.

·EB Tylor, Mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut: Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,moral, hokum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh menusia sebagai anggota masyarakat.

Sebetulnya masih banyak lagi pendapat para ahli dari seluruh dunia. Kebudayaan juga bisa jadi salah satu daya tarik suatu negara untuk mendsapatkan keuntungan dengan mempromosikan kebudayaan negara itu sendiri. Karna dengan itu dapat menarik banyak wisatawan untuk berkunjung kenegaranya.

Namun pada jaman sekarang kebudayaan di Indonesia sangan memprihatinkan. Banyak anak-anak di Indonesia yang tidak mau melestarikan kebudayaannya akibat globalisasi. Hanya karna ingin mengikuti kebudayaan asing, dan tidak mau menunjukan budayanya sendiri kepada negara asing. Padahal para penerus bangsalah yang diharapkan dapat mewariskan kebudayaan Indonesia ini untuk masa-masa yang akan datang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun