Mohon tunggu...
iqbale
iqbale Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Hubungan Antara PDRB Lapangan Usaha dengan Dinamika Jumlah Penduduk Kota Bandung

23 September 2024   22:55 Diperbarui: 12 Oktober 2024   13:03 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) adalah nilai tambah barang dan jasa dari aktivitas ekonomi di suatu wilayah dalam periode tertentu, dihitung melalui pendekatan produksi, pendapatan, atau pengeluaran. PDRB Harga Berlaku menggunakan harga saat ini untuk menunjukkan struktur ekonomi, sementara PDRB Harga Konstan menggunakan harga tahun dasar untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.PDRB Kota Bandung merupakan indikator ekonomi yang menggambarkan total nilai tambah dari seluruh aktivitas ekonomi di wilayah Kota Bandung dalam periode tertentu, biasanya tahunan. Mencakup output dari berbagai sektor seperti industri, perdagangan, jasa, dan pariwisata, PDRB ini digunakan untuk mengukur kinerja dan pertumbuhan ekonomi kota, menganalisis struktur perekonomian, serta menjadi dasar dalam perencanaan pembangunan dan pengambilan keputusan ekonomi oleh pemerintah dan pemangku kepentingan di Kota Bandung.

Laju pertumbuhan penduduk juga memegang peranan penting dalam menentukan arah dan keberlanjutan pembangunan ekonomi. Peningkatan jumlah penduduk berpotensi menambah permintaan terhadap berbagai barang dan jasa, namun juga dapat memberikan tantangan tersendiri dalam hal penyediaan infrastruktur, layanan kesehatan, dan pendidikan. Oleh karena itu, pemantauan dan analisis terhadap pertumbuhan penduduk sangat penting dalam merancang kebijakan yang efektif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Metode analisis data yang digunakan adalah menggunakan data kuantitatif dengan metode analisis data PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi dengan Jumlah Kependudukan.

  • Kumpulkan data PDRB dari berbagai lapangan usaha (seperti pertanian, industri, dan jasa) dan data demografi penduduk (jumlah penduduk, distribusi usia, dan tingkat pendidikan).

Analisis bagaimana perubahan dalam jumlah penduduk mempengaruhi PDRB. Misalnya, pertimbangkan rasio ketergantungan penduduk dan bagaimana ini berhubungan dengan lapangan usaha yang dominan

PDRB Kota Bandung berdasarkan lapangan usaha dan bagaimana pertumbuhan ini berhubungan dengan perubahan dalam jumlah penduduk

olah data  (dokpri)
olah data  (dokpri)

Untuk analisis yang lebih komprehensif, data PDRB dan pertumbuhan penduduk sering disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, memungkinkan pemangku kepentingan untuk melihat tren dan membuat proyeksi ke depan. Visualisasi data ini sangat berharga dalam perencanaan ekonomi dan pengambilan keputusan kebijakan publik. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan ukuran penting yang menunjukkan nilai total barang dan jasa yang dihasilkan di suatu daerah dalam periode tertentu. PDRB tidak hanya mencerminkan aktivitas ekonomi, tetapi juga berfungsi sebagai indikator kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi, yang diukur melalui PDRB, dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk investasi, konsumsi, pengeluaran pemerintah, dan neraca perdagangan. Di sisi lain, jumlah penduduk berperan krusial dalam mempengaruhi PDRB. Pertumbuhan jumlah penduduk dapat meningkatkan permintaan barang dan jasa, sehingga mendorong produksi dan pertumbuhan ekonomi. Berikut adalah tabel dan Grafik PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Berlaku.

PDRB atas dasar harga berlaku:

Data ini mencerminkan nilai ekonomi Kota Bandung dari tahun 2014 hingga 2023 dalam bentuk harga yang sedang berlaku pada tiap tahun tersebut. Nilai PDRB ini meningkat dari Rp 172.697.869,4 juta di tahun 2014 menjadi Rp 351.284.454,7 juta pada tahun 2023.

- Grafik yang ditampilkan memperlihatkan tren kenaikan yang konsisten dari tahun ke tahun. Meskipun ada sedikit perlambatan pertumbuhan sekitar tahun 2020 (mungkin terkait dengan dampak pandemi COVID-19), tren keseluruhan tetap menunjukkan pertumbuhan yang positif.

. PDRB atas dasar harga konstan:

- Data ini diambil dengan memperhitungkan inflasi, sehingga menunjukkan pertumbuhan ekonomi riil atau sejati. PDRB atas dasar harga konstan untuk Kota Bandung juga menunjukkan peningkatan, dimulai dari Rp 416.882,8 juta pada tahun 2014 menjadi Rp 665.907,4 juta pada tahun 2023.

 - Grafik ini juga menunjukkan pertumbuhan yang stabil, meskipun sedikit lebih datar dibandingkan dengan PDRB harga berlaku, karena inflasi sudah disesuaikan dalam penghitungan ini. Seperti halnya pada harga berlaku, ada sedikit perlambatan di tahun 2020 dan 2021, yang kemudian diikuti oleh pemulihan di tahun-tahun berikutnya.

Harga Berlaku vs. Harga Konstan:

- PDRB harga berlaku mencerminkan total nilai produksi berdasarkan harga pasar pada tahun-tahun yang bersangkutan. Oleh karena itu, angka ini dipengaruhi oleh inflasi dan perubahan harga. Sedangkan PDRB harga konstan mencerminkan nilai produksi riil, sehingga tidak terpengaruh oleh inflasi.

 - Grafik PDRB harga berlaku memiliki kenaikan yang lebih curam dibandingkan grafik PDRB harga konstan, yang menunjukkan bahwa inflasi berkontribusi pada peningkatan nominal dari PDRB.

Pertumbuhan Ekonomi:

- Keduanya menunjukkan tren positif secara keseluruhan, namun data harga konstan memberikan gambaran yang lebih akurat tentang pertumbuhan ekonomi nyata. Inflasi yang terjadi setiap tahun menambah kesan pertumbuhan yang lebih signifikan pada data harga berlaku. Secara keseluruhan, PDRB Kota Bandung menunjukkan perkembangan ekonomi yang sehat, dengan pertumbuhan baik dalam hal nominal (harga berlaku) maupun riil (harga konstan). (Yofhi Septian Panglipurningrum & Tri Nurdyastuti, 2020)

. Berikut adalah beberapa solusi untuk meningkatkan PDRB berdasarkan lapangan usaha dengan mempertimbangkan jumlah kependudukan:

Tren Pertumbuhan:

PDRB menunjukkan pertumbuhan yang lebih konsisten dibandingkan dengan jumlah penduduk. Meskipun jumlah penduduk berfluktuasi, PDRB tetap menunjukkan tren peningkatan.

Dampak Pandemi:

Terlihat perlambatan pertumbuhan PDRB pada tahun 2020, yang mungkin disebabkan oleh pandemi COVID-19.

Jumlah penduduk justru meningkat pada 2020, yang mungkin disebabkan oleh perubahan pola migrasi atau faktor demografi lainnya.

Produktivitas:

Meskipun jumlah penduduk relatif stabil, PDRB terus meningkat, yang mengindikasikan peningkatan produktivitas ekonomi per kapita.

Fluktuasi Demografi:

Jumlah penduduk menunjukkan fluktuasi yang lebih signifikan dibandingkan PDRB, terutama penurunan tajam pada 2022. (Unggulan et al., 2017)

Kesimpulan Umum Secara keseluruhan, Kota Bandung menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang stabil meskipun menghadapi tantangan seperti pandemi dan fluktuasi jumlah penduduk. Pertumbuhan ekonomi ini terutama didorong oleh sektor industri, perdagangan besar dan eceran, serta transportasi. PDRB atas dasar harga konstan juga menunjukkan pertumbuhan yang stabil, meskipun lebih datar dibandingkan dengan PDRB harga berlaku karena telah disesuaikan dengan inflasi.

Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Rosalina Kumalawati S.Si., M.Si., dosen pengampu mata kuliah Geografi Ekonomi, karena telah memberikan waktu dan kesempatan kepada saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun