Mohon tunggu...
Iqbal Djawad
Iqbal Djawad Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin Makassar

Ph.D di Bidang Aquatic Animal Physiology, Hiroshima University

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Bangsa Berpendidikan

16 April 2020   20:30 Diperbarui: 16 April 2020   20:23 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Memang tidak salah. Tetapi, tetap saja akan menimbulkan masalah, jika yang bersangkutan tidak memiliki kemampuan memilih dan memilah informasi yang benar. Sementara informasi yang berseliweran di dunia maya saat ini, sangat berbeda dengan ensiklopedia yang telah berpuluh tahun menjadi sumber ilmu pengetahuan, di mana, konten dan sumbernya dapat dipertanggungjawabkan.

Tetapi, kita pun mesti berhati-hati menerapkan konsep itu. Jangan sampai kita hanya melahirkan generasi yang individualistik. Di dunia sekarang ini, peserta didik tidak cukup hanya menguasai informasi. Tetapi juga harus belajar memimipin dan bekerja sama. Sebab kondisi mutakhir menunjukkan bahwa keterampilan ini menjadi kunci sukses di dalam meniti karier. Di sinilah letak pembelajaran yang lebih menekankan pada aspek sosio-emosional menjadi sangat penting.

Sampai di sini, muncul pertanyaan, apa yang diperlukan untuk menciptakan dan membangun bangsa berpendidikan? Political will. Untuk mereformasi sistem pendidikan kita, memang memerlukan kehendak politik yang besar dan kuat, termasuk menghadapi berbagai hambatan di dalam upaya "memodernisasi" sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan tinggi di seluruh negeri.

Dalam beberapa dekade terakhir, berbagai inovasi sistem pendidikan telah terjadi dan terus berkembang di beberapa sekolah dan institusi perguruan tinggi. Ketika seluruh pemangku kepentingan dunia pendidikan, bersedia membuka diri dan mau bergerak bersama merespon perubahan dengan melakukan inovasi secara terus-menerus, yakin, Indonesia akan lahir  sebagai sebuah bangsa berpendidikan. Pada era itu, pendidikan akan menjadi ujung tombak bagi pengembangan kebudayaan dan teknologi.

Hanya perlu disadari bahwa prasyarat mutlak untuk membangun sebuah bangsa berpendidikan, adalah mengubah perspektif kita tentang sekolah itu sendiri. 

Secara subtantif, pertama-tama, sekolah harus dipahami sebagai proses menuntut ilmu. Setelah itu, adminstrasi pendidikan diperlukan untuk menata tertibkan seluruh rangkaian proses itu, termasuk memanfaatkan berbagai peluang yang mungkin diberikan oleh kemajuan teknologi hari ini.

Sekarang, apakah bersekolah itu untuk menuntut ilmu atau hanya mencari selembar ijazah? Tidak perlu lagi  dipersoalkan. Dua-duanya penting. 

Pada intinya, kita tidak mau pendidikan kita seperti yang ditulis John Dewey (1989) di dalam "Waste in Education : The School and Society", "Sampah terbesar yang dihasilkan oleh sekolah berasal dari ketidakmampuannya membuat seorang anak mampu memanfaatkan pengalamannya di luar sekolah. Sebaliknya, apa yang dipelajarinya di sekolah, tak mampu ia terapkan dalam kehidupannya sehari-hari."

Jika konsep merdeka belajar yang dimaksud Menteri Nadiem mencakup itu semua, bukan mustahil kalau konsep itu dapat menjadikan Indonesia sebagai bangsa berpendidikan. Yang pasti, kita membutuhkan lompatan dan terobosan untuk mengejar ketertinggalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun