Buat kalian pecinta kopi mungkin gak asing lagi dengan yang namanya "barista" Â apalagi buat kalian yang sering nongkrong di Coffeeshop, Warung Kopi, atau tempat2 lain yang menyajikan kopi sebagai Hidangannya.Â
Dari yang murah meriah sampai yang agak "pricy" Budaya "ngopi" sendiri sudah menjadi trend dan kebiasaan mulai dari orang tua hingga anak muda saat ini, entah itu penikmat kopi sachet atau yang harus ngopi di coffeshop. Hendaknya jangan ada perdebatan di dalemnya ya gaes, karena mungkin punya penilaiannya masing-masing ya !.
Berbicara mengenai Barista, FYI profesi ini sekarang sedang hype dikalangan anak muda sendiri dan dianggap "keren" katanya, namun pada pelaksanaanya menjadi barista tidaklah mudah banyak teknik dan informasi yang harus dimiliki dan didapatkan oleh sang barista mulai dari Mengetahui berbagai jenis kopi,Â
Menguasai Alat Peracik Kopi itu sendiri, Menguasai teknik berkomunikasi ketika berhadapan dengan pelanggan dan hal lainnya diluar profesi itu. Barista sendiri dituntut untuk cekatan, membuat kopi sesuai dengan yg diinginkan pelanggan.Â
Penilaian layak tidaknya suatu coffeeshop bisa datang dari barista juga loh ! banyak dari pelanggan yang menaruh perhatian lebih pada rasa kopi dan ada juga yang mengeluhkan terkait pelayanan yang diberikan oleh si "peramu kopi".
Timbul pertanyaan dari penulis Kenapa profesi barista ini sendiri banyak diincar oleh kebanyakan anak muda ? padahal banyak tantangannya dan apa yang sebenarnya diincar oleh anak muda untuk menjadi barista itu sendiri ? apa hanya karena mengikuti trend yang beredar ?, kenapa harus menjadi barista ? apa karena memang pure kebutuhan ekonomi dan untuk menjadi mandiri ? entahlah mungkin banyak alasan yang digunakan oleh "barista" itu sendiri. Untuk menjawab pertanyaan itu penulis terjun langsung ke cofeeshop sekaligus ngobrol-ngobrol manja dengan 2 narasumber yang berprofesi sebagai barista.
Arif (21) Barista Kopi Nomo Bandung, Mahasiswa Sastra Indonesia UNPAS Bandung yang mengambil pekerjaan paruh waktu sebagai barista, ia sudah menggeluti profesi barista ini selama 2 tahun, banyak suka dan duka yang telah dilalui sang penyeduh kopi ini, ia bercerita tujuannya terjun menjadi penyeduh kopi berawal karena menjadi barista merupakan pekerjaan yg cukup/bisa dilakukan untuk mahasiswa sebagai sidejob, juga karena sudah terlanjur nyemplung juga disana. selagi masih halal ya dilakuin aja. Arif berpesan kepada barista muda lainnya ialah belajar tentang pekerjaannya  untuk meningkatkan skill bukan konten instastory.
Rifqy (21) Barista kopi selatan Bandung, Mahasiswa Teknik Mesin UPI Bandung, baru menjadi barista kurang lebih 6 bulan berawal dari nongkrong bareng lalu lama kelamaan berkenalan dengan pemilik selatan kopi dan dari situlah ia memulai menjadi barista.Â
Memilih menjadi barista bukan mengikuti trend yang berkembang saat ini menjadi barista lebih untuk mencari pengalaman dan membuat kopi yang nikmat untuk diri sendiri pada awalnya. Menjadi barista menambah relasi pungkasnya, Ia berpesan jangan pernah menjadikan barista sebagai trend dan gaya semata tapi menjadi ajang untuk mencari pengalaman, menambah relasi dan sarana pembelajaran mengenai jenis-jenis kopi dan cara pengolahannya.
Terlepas dari hanya mengikuti trend atau murni karena ingin memiliki skill di bidang barista  kembali lagi ke pribadi masing-masing dari barista itu sendiri kita tidak bisa menjudge seseorang karena profesi yang dipilihnya, Namun penulis berpesan "jadikanlah trend bukan hanya menjadi ajang gaya namun ambillah setiap pelajaran dan hal yang bisa diulik dari Trend itu sendiri".Â
Budaya ngopi tidak mudah terpisahkan dari masyarakat Indonesia saat ini, "Gak Ngopi kaya ada yang kurang" ungkap salah satu pengunjung coffeshop, Kopi telah menjadi Industri baru dan trend di kalangan anak muda, akan sangat disayangkan jika kopi kualitas ternama tidak diikuti dengan barista yang berkompeten untuk mengolahnya.