Dear Mas Iqbal,
Halo, Mas Iqbal, saya sedang membaca buku Anda. Tulisan Mas Iqbal bagus sekali. Saya benar-benar menikmati di setiap kata yang Anda tulis. Betul kata Mas Iqbal, kehidupan ini sebetulnya terkait betul dengan soal waktu. Menurut saya semua pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban. Untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan cuma waktu. Dan hanya dengan keheningan kita bisa mengapungkan kenangan, mengembalikan cinta yang hilang, menerbangkan amarah, mengulang manis keberhasilan dan indah kegagalan. Hening menjadi cermin yang membuat kita berkaca-suka atau tidak pada hasilnya. Overall, saya suka dengan buku Anda.
Ok, Mas Iqbal, segitu dulu ya. Akan saya baca buku ini hingga selesai, dan dengan suka cita akan saya rekomendasikan kepada para pembaca buku saya. Saya doakan Anda sukses dalam meniti karir di dunia kepenulisan. Yuk kita sama-sama sukses.
Pesan saya untuk Anda seperti yang saya tulis di novel Petir, “Percaya bahwa di dunia ini tak ada yang sia-sia. Membiarkan hidup dengan caranya sendiri menggiring kita menuju sebuah jawaban.”
Salam untuk istri ya,
Dee
Speechless... Saya tidak bisa mengatakan apa-apa setelah membaca email dari Dee. Saya masih tidak percaya dengan barusan yang saya baca. Hati dan pikiran saya terasa ‘nyess’, sejuk sekaligus emosional. Baru kali ini saya mendapatkan respons yang luar biasa dari penulis ternama. Sungguh, hal itu memberikan energi yang dahsyat bagi saya untuk menekuni dunia kepenulisan ini.
Saya benar-benar mengagumi hatinya seperti halnya mengagumi karya-karyanya. Kerendahan hati dan kepedulian terhadap penulis pemula (semacam saya) itulah yang barangkali menjadi pembeda dengan penulis top lainnya. Saya berdoa semoga Dee selalu diberi kesehatan dan keistiqamahan dalam kebaikan.
Sepertinya mata saya basah. Apakah saya menangis terharu?