Ā Ā Pendidikan kewarganegaraan memegang peranan yang semakin mendesak dalam konteks era kontemporer, khususnya di Indonesia. Urgensi meningkatnya peran pendidikan kewarganegaraan didasari oleh bukti-bukti aktual yang terungkap melalui berita dan teori-teori yang tercatat dalam berbagai jurnal akademik. Kelemahan pemahaman terhadap nilai-nilai kewarganegaraan, terutama yang terkait dengan Pancasila, di kalangan generasi muda merupakan masalah yang memerlukan perhatian mendalam.
Ā Ā Di tengah arus globalisasi dan transformasi sosial-politik yang cepat, penting bagi masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, untuk memiliki pemahaman yang kokoh tentang hak, kewajiban, dan nilai-nilai yang mendasari kewarganegaraan. Hal ini diperparah oleh perkembangan terkini dalam berita, yang menunjukkan adanya konflik sosial, ketidaksetaraan, dan ketegangan politik di berbagai lapisan masyarakat. Dalam pandangan para ahli yang terdokumentasi dalam jurnal-jurnal terkemuka, pendidikan kewarganegaraan bukan hanya tentang menghafal teori atau nilai-nilai kewarganegaraan semata. Lebih dari itu, pendidikan kewarganegaraan adalah proses pembentukan karakter dan kepribadian individu sebagai warga negara yang bertanggung jawab. Dalam artian lain bahwa penting sekali mengajarkan pemikiran kritis, etika, dan empati kepada generasi muda agar mereka dapat aktif berkontribusi secra positif untuk pembangunan atau perkembangan bangsa Indonesia.
Ā Ā Saat ini, dikarenakan kurangnya pemahaman generasi muda terhadap konsep-konsep kewarganegaraan, terutama Pancasila, menunjukkan perlunya upaya yang mendesak untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam hal kewarganegaraan. Generasi muda memegang peran penting sebagai agen perubahan di masa yang akan datang, oleh karena itu mereka memerlukan pemahaman dan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan sosial dan politik yang kompleks.
Ā Ā Sejumlah fakta terkini menyoroti tantangan yang perlu diselesaikan. Dr. Elly Hasan Sadely, seorang akademisi dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto, telah mengungkapkan kekhawatirannya terhadap minimnya pemahaman Pancasila di kalangan generasi muda. Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai kewarganegaraan masih belum tergarap secara memadai di kalangan mahasiswa. Hasil survei dari BPIP juga menegaskan masalah serupa, di mana sekitar 24 dari 100 responden tidak menghapal sila-sila dalam Pancasila, yang menandakan kurangnya pengetahuan dasar mengenai negara di kalangan masyarakat.
Maka dari itu, pemahaman akan pentingnya pemahaman kewarganegaraan, terutama terkait dengan Pancasila, menjadi faktor utama dalam menghadapi permasalahan pemahaman nilai-nilai Pancasila di tengah masyarakat masa kini. Untuk menanggulangi hal ini, langkah-langkah seperti program Profil Pelajar Pancasila yang dicanangkan pemerintah bisa menjadi langkah positif dalam meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap Pancasila di kalangan generasi muda Indonesia.
Diharapkan dengan menyadari urgensi pendidikan kewarganegaraan bagi mahasiswa masa kini dapat menanggulangi hal hal yang tidak diinginkan dimasa depan dan juga menghasilkan langkah-langkah yang konkret yang mana diperlukan untuk memastikan generasi muda turut serta dalam membangun masyarakat sesuai dengan cita-cita Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Langkah-langkah tersebut antara lain meningkatkan kurikulum pendidikan kewarganegaraan, memperkuat program-program seperti Profil Pelajar Pancasila, dan mengikutsertakan mahasiswa dalam berbagai dialog dan diskusi tentang kewarganegaraan. Dengan upaya tersebut, mahasiswa masa kini diharapkan mampu menjadi pemimpin yang lebih baik dan berkomitmen pada nilai-nilai kewarganegaraan yang menjadi pondasi Negara Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H