Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal Bagus
Muhammad Iqbal Bagus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Hallo, Perkenalkan saya Muhammad Iqbal Bagus Prabowo mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2023, saya mengambil prodi ilmu komunikasi dikarenakan, prodi ini sesuai dengan passion saya yang suka dengan hal hal yang berkaitan dengan media.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Representasi Perilaku Menyimpang pada Film Dilan dalam Pembentukan Karakter Remaja

7 Januari 2024   17:48 Diperbarui: 7 Januari 2024   17:53 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masa remaja sering dianggap sebagai periode yang menentang tetapi juga merupakan waktu yang penuh dengan peluang untuk pertumbuhan dan pembelajaran, perubahan yang terjadi pada remaja sangat terlihat mulai dengan pubertas. Masa remaja juga merupakan waktu di mana individu mulai mencari identitas diri mereka. Proses pencarian jati diri ini seringkali melibatkan eksplorasi nilai-nilai, minat dan tujuan hidup yang akan membentuk dasar kepribadian mereka.

Perilaku menyimpang remaja sudah menjadi masalah sosial yang sering muncul di Indonesia, masalah yang cukup menghawatirkan. Aktivitas menyimpang remaja yang terjadi seperti membolos, mengonsumsi minuman keras, tawuran antar sekolah dan masih banyak lainnya. Aktivitas yang terus berkembang karena permasalahan ini tidak didukung dengan aktivitas remaja yang positif serta kurangnya pendekatan terhadap nilai-nilai norma dan agama pada mereka (Hardiyanto & Romadhona, 2018).

Pada tahun 2018 film yang sedang populer adalah film Dilan 1990, film yang menceritakan kehidupan remaja pada tahun 90-an. Pada film Dilan 1990 menggambarkan remaja yang tidak teratur dan emosional  yang berubah-ubah dinamakan masa stres. Peneliti menemukan bahwa film Dilan 1990 menyampaikan bahwa bentuk penyimpangan sudah banyak terjadi bahkan pada remaja tahun 1990. Kenakalan yang terjadi tidak hanya dalam lingkup sekolah namun, juga terjadi di lingkup luar seperti pertemanan, keluarga, pasangan dan lainnya. Penyimpangan yang terjadi di film Dilan 1990 ini yaitu bentuk kenakalan remaja, mulai dari kenakalan yang menimbulkan korban fisik, kenakalan yang menimbulkan korban materi, dan kenakalan yang tidak menimbulkan korban. Film Dilan 1990 ini menampilkan gambaran dari sebuah kenyataan sosial mengenai bentuk-bentuk perilaku menyimpang yang terjadi pada remaja (Dwi et al., 2022).

Generasi muda para remaja sebagai kaum muda diharapkan dapat memegang kendali negara di masa depan, sehingga para remaja dapat menentukan arah pembangunan bangsa. Sebagai penerus bangsa pendidikan karakter bagi remaja merupakan hal yang sangat penting, pada remaja yang memiliki karakter yang kuat cenderung dapat mencegah timbulnya penyimpangan remaja dan kenakalan-kenakalan remaja (Shidiq & Raharjo, 2018).

Jurnal (Su'ud, 2011) yang membahas penyimpangan pada remaja, menjadi landasan untuk penulisan artikel saya yang mengeksplorasi lebih dalam fenomena penyimpangan remaja. Artikel ini mencapai daya tariknya melalui penyajian informasi yang aktual dan relevan, disampaikan dengan gaya bahasa yang mengena dan jelas. Dalam konteks masa kini, isu-isu penyimpangan remaja semakin mengemuka, dan artikel ini tidak hanya memberikan wawasan tambahan tetapi juga meningkatkan pemahaman pembaca terhadap permasalahan yang kompleks ini.

Berdasarkan penelitian (Su'ud, 2011). Terdapat beberapa perilaku menyimpang pada remaja di kelurahan Boepinang, kecamatan Poleang, kabupaten Bombaana di antaranya sebagai berikut :

Dari data penelitian tersebut didapatkan hasil mayoritas respondennya pernah berkelahi sebanyak 69%. Alasan mereka melakukan hal tersebut dikarenakan remaja masih memiliki gejolak jiwa dan emosi yang tinggi, mereka pada umumnya belum mampu untuk mengontrol emosi mereka. Perkelahian pada remaja sering terjadi pada remaja putra, perkelahian yang terjadi antar kelompok maupun individu. Frekwensi perkelahian yang dilakukan remaja mayoritas 77% menyatakan sering melakukannya dan sekitar 19% jarang melakukannya.

Lalu selain hal itu ada juga data yang di dapatkan yaitu didapatkan hasil sebanyak 67% pernah meminum minuman keras, kebanyakan dilakukan oleh remaja putra, sisanya 33% tidak pernah melakukan. Alasan mereka melakukan hal tersebut dikarenakan agar terlihat keren dan disegani orang-orang apabila mereka mabuk. Biasanya remaja pesta minuman keras ketika ada perayaan pesta perkawinan, hal yang mengejutkan adalah pemilik acara pesta perkawinan yang menyediakan minuman kepada remaja-remaja yang datang menghadiri pesta tersebut. Hal ini terjadi karena sikap masyarakat yang permisif terhadap perilaku menyimpang tersebut, sehingga yang menjadi latar belakang masalah ini adalah sikap masyarakat yang sudah salah.

Masalah perilaku menyimpang pada remaja ini terjadi karena ada beberapa faktor yaitu (Su'ud, 2011):

  • Yang pertama menjadi faktor kenakalan remaja yaitu pemahaman norma dalam masyarakat, sekolah yang merupakan lembaga pendidikan penting bagi anak-anak untuk dapat memahami arti penting tata nilai dan norma yang ada di lingkungan mereka. Peran sekolah membantu keluarga atau orang tua dalam mendidik anak mereka, meskipun fakta ini menunjukkan peran keluarga menjadi yang kedua. Cukup disayangkan karena seharusnya keluarga menjadi yang pertama, karena anak menghabiskan banyak waktunya di rumah. Tata norma dalam masyarakat banyak yang sedikit mengerti akan tata nilai norma yang ada, berakibatkan rentannya melakukan pelanggaran dan menyalahi aturan-aturan dan tata nilai tersebut.
  • Selanjutnya ada pengaruh dari teman sepermainan, pengaruh teman sebaya cukup besar dalam mempengaruhi perilaku menyimpang remaja. Remaja yang sering berkumpul dan bermain bersama temannya dapat terpengaruh apabila dalam kumpulan itu terdapat teman yang memberikan pengaruh buruk. Teman-teman yang sering mengajak melakukan hal-hal buruk biasanya teman yang sangat membutuhkan satu sama lain dan sulit untuk dipisahkan.

Solusi  dari permasalahan tersebut adalah dengan melakukan kegiatan sosialisasi mengenai norma kemasyarakatan dengan tujuan meningkatkan pemahaman norma pada masyarakat. Sosialisasi yang dapat dilakukan dengan kegiatan seperti penyuluhan, kampanye maupun diskusi. Kemudian dalam hal penegakan hukum untuk lebih dipertegas agar memberikan efek jera bagi para pelaku penyimpangan sosial. Memilih lingkungan pertemanan yang memberikan pengaruh positif dan berkualitas serta mencari kegiatan seperti hobi untuk mengisi waktu dengan hal yang positif agar terhindar dari pengaruh buruk, meminimalisir terjadinya penyimpangan perilaku pada remaja.

  • JURNAL REFERENSI

Dwi, E., Idola, P., Putri, P., Komunikasi, I., Komunkasi, F., & Telkom, U. (2022). Analisis Perilaku Menyimpang Pada Remaja Dalam Film Dilan 1990. EProceedings of ..., 8(6), 3347--3354. https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/management/article/view/18935

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun