Mohon tunggu...
Moh Iqbal NB
Moh Iqbal NB Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mencatat aneka perjalanan, merekam kesan dan menghayati indahnya alam

Memetik Hikmah Kebesaran-MU disetiap Petualanganku

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Lebaran Dua Minggu Lagi, Jokowi Dua Periode Lagi

21 Mei 2019   06:47 Diperbarui: 21 Mei 2019   07:01 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Di Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bersama Emil Dardak memenangkan Pilgub 2018 dengan perolehan 10.465.218 suara,  yang diusung oleh Partai Demokrat, Golkar, NasDem, PPP, Hanura, dan PAN. Selain Demokrat dan PAN yang kini berkoalisi dengan paslon 02, kemenangan ketua Muslimat NU  itu, karena terdapat unsur partai Golkar, Nasdem, PPP dan Hanura berkontribusi suara untuk paslon 01. 

Sementara itu, pesaingnya, Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno yang diusung oleh PDIP, PKB, PKS dengan perolehan 9.076.014 suara. Menariknya, terdapat dua pasang partai pengusung masing masing paslon, yakni PDIP dan PKB di kubu 01 kemudian PKS dan Gerindra di kubu 02. Artinya, masing masing kedua partai pengusung memiliki suara untuk disuplai kepada calon presidennya.

2. Tingkat Kepuasaan Kinerja Jokowi Meningkat, bila pada pilpres 2014 kemarin, Prabowo-Hatta: 62.576.444, Jokowi-JK: 70.997.851, Selisih 8.421.389 suara, maka pada pilpres kali ini, selisih keduanya mencapai dua kali lipat. 

Saya melihat, salah satu faktor utama melonjaknya suara Jokowi-Ma'ruf dikarenakan pengaruh kuatnya dukungan massa yang menaruh fanatisme parpol. Kita lihat, parpol yang berkoalisi pada kedua paslon sejak 2014 dan 2019, merupakan koalisi parpol yang sama, kecuali Golkar dan PPP yang pada 2014 berada pada kubu Prabowo-Hatta, namun 2019 menjadi suksesor Jokowi-Ma'ruf.

Untuk memberikan analisa setingkat anak SD, dapat memberikan gambaran bahwa, sedangkan 2014 tanpa didukung oleh Golkar dan PPP, Jokowi-JK pada saat itu masih memenangkan pilpres, nah bagaimana jadinya kedua parpol lawas ini, terhadap perolehan suara Jokowi-Ma'ruf?  

Selain karena faktor dukungan parpol, saya melihat adanya sebuah tanda berupa tingkat kepuasaan atau kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Jokowi sangat tinggi. 

Tidak heran, sosok Presiden RI ke 7  ini menjadi figur yang telah menanamkan simpatik di hati rakyat. Sehingga, bagaimanapun terpaan fitnah atau hoax yang menerpa kepribadian maupun pelaksanaan kerja sebagai kepala negara, masyarakat sepertinya tidak mudah lagi digoyangkan keyakinanannya untuk tidak memilihnya.

3. Karena Dukungan Nahdlatul Ulama. Tidak dibisa dipungkiri lagi, bahwa Organisasi Islam terbesar di Nusantara ini, memiliki andil besar dalam memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf. 

Meski tidak terang-terangan secara organisasi untuk berpolitik praktis, namun warga Nahdhiyin tentunya merasa terpanggil untuk memenangkan paslon 01, karena siapa lagi dibalik sosok Kyai sepuh, Ma'ruf Amin. 

Selain itu, NU yang dikenal sangat tegas menjaga Agama, bangsa dan Negeri, melindungi Pancasila dan NKRI  dari serangan Islam Transnasional, yang kini bersemayam dibalik pesaing 01.

Maka tidak heran, bila NU selalu terdepan atau pasang badan terkait menyelamatkan NKRI dari pengaruh sistem khilafah yang digaungkan oleh HTI (kini menjadi ormas terlarang di Indonesia). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun