Seuntai tulisan harus membutuhkan spasi untuk dimengerti. Jarak perkata semakin jelas terbaca bila ada spasi spasi yang membalut cerita, hingga pembacanya terlarut dalam fantasi.
Seindah apapun cerita yang ditulis, semuanya pasti memerlukan paragraf. Tanpa jarak yang memisahkan setiap kalimat, maka kisah yang dituangkan menjadi kurang menarik.
Begitupun dengan kita, terkadang kita membutuhkan spasi dan paragraf dalam merajut alinea cerita rumah tangga yang indah. Semakin panjang kisah yang ingin kita rajut, maka semakin banyak kita membutuhkan spasi dan paragraf. Hal itu bisa berupa kesibukan kerja masing-masing, dan memang hal itu yang sementara kita lalui.
Saat pulang kerja karena lembur, saya mendapati seorang ibu dan anak sedang tertidur pulas dan kembali meninggalkan mereka untuk berangkat kerja dalam kondisi keduanya masih terlelap meneruskan mimpinya . Kadangkala tidur ditempat kerja menjadi solusi bila malam sudah mencekam.
Rutinitas ini memang menjadi fitnah dilingkungan tempat tinggal, banyak hal hal yang tidak karuan, membisik ditelinga, namun sudahlah, itu bukanlah penyurut semangatku untuk berkreasi.Â
Itulah spasi yang membuat kisah makin bermakna dan untuk menggapainya dibutuhkan pengorbanan. Yaaa, kesukarelaan yang harus dipikul kepala rumah tangga untuk mencari rezeki. Adanya jarak, maka menghasilkan kerinduan, itulah kerinduan yang selalu dinantikan istri menunggu suaminya pulang memenuhi spasinya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H