Mohon tunggu...
Iqbal Anas
Iqbal Anas Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teacher, Trainer, Writer and Content Creator

Suka baca-baca, dan kalau lagi mood ditulis, www.iqbalanas.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membongkar Ketidakefektifan Sistem Pembelajaran di Sekolah

22 Juli 2024   13:26 Diperbarui: 22 Juli 2024   13:27 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Membongkar Ketidakefektifan Sistem Pembelajaran di Sekolah

Sistem pembelajaran di sekolah-sekolah kita telah menjadi topik perdebatan yang hangat dalam beberapa dekade terakhir. Banyak yang menganggap bahwa metode dan pendekatan yang ada saat ini tidak lagi sesuai dengan kebutuhan siswa dan tuntutan zaman. Artikel ini bertujuan untuk membongkar beberapa aspek ketidakefektifan dalam sistem pembelajaran di sekolah dan memberikan pandangan tentang kemungkinan solusi.

1. Masalah Kurikulum yang Ketinggalan Zaman

Salah satu masalah utama dalam sistem pembelajaran adalah kurikulum yang sering kali dianggap ketinggalan zaman. Kurikulum pendidikan di banyak negara masih didasarkan pada model pendidikan yang dikembangkan lebih dari satu abad yang lalu. Hal ini berarti bahwa sebagian besar materi ajar tidak mencerminkan perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang cepat. Siswa belajar tentang teori dan konsep yang mungkin tidak relevan lagi dengan kebutuhan dunia kerja saat ini.

Misalnya, banyak kurikulum masih sangat berfokus pada hafalan dan penguasaan fakta-fakta dasar daripada keterampilan kritis seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, dan kreativitas. Di era digital ini, keterampilan teknis dan digital menjadi semakin penting, tetapi sering kali tidak mendapatkan perhatian yang memadai dalam kurikulum yang ada.

2. Metode Pengajaran yang Monoton dan Tidak Beragam

Metode pengajaran yang monoton juga menjadi faktor yang berkontribusi pada ketidakefektifan sistem pembelajaran. Banyak sekolah masih menggunakan metode pengajaran tradisional yang berpusat pada guru, di mana guru menjadi satu-satunya sumber informasi dan siswa hanya duduk dan mendengarkan. Pendekatan ini tidak memberikan ruang bagi siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Metode pengajaran yang tidak bervariasi juga mengabaikan gaya belajar yang berbeda di antara siswa. Setiap siswa memiliki cara yang berbeda dalam memproses informasi---beberapa mungkin lebih suka belajar melalui pengalaman langsung, sementara yang lain lebih suka melalui bacaan atau diskusi. Kurangnya variasi dalam metode pengajaran dapat membuat beberapa siswa merasa tidak terlibat atau bahkan tertinggal.

3. Kurangnya Fokus pada Keterampilan Sosial dan Emosional

Sistem pembelajaran tradisional sering kali mengabaikan pentingnya keterampilan sosial dan emosional dalam perkembangan siswa. Pendidikan tidak hanya tentang mentransfer pengetahuan tetapi juga tentang membentuk karakter dan keterampilan interpersonal yang penting untuk kehidupan di luar sekolah.

Siswa perlu belajar bagaimana berkomunikasi dengan baik, bekerja dalam tim, dan mengelola emosi mereka. Keterampilan ini tidak hanya penting untuk sukses di dunia kerja tetapi juga untuk kehidupan pribadi mereka. Sayangnya, banyak sekolah belum secara efektif mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional ke dalam kurikulum mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun