Kehidupan di Kota dan di Desa pada zaman sekarang memang sangat beda tipis. Dua puluh tahun yang lalu masih terlihat perbedaanya. Namun seiring mudahnya transportasi anar kota dan desa semakin mudah dan akses informasi dari kota ke desa semakin lancer, perbedaan itu perlahan hilang. Namun tetap memiliki perbedaan di beberapa sisi kemasyarakatan.
Di desa, kebudayaan terbentuk sudah lama dan cenderung menetap. Kerja bakti, gotong royong, soyo¸ bersih desa mash sering diadakan. Perbedaan pendapat saat kerja bakti didesa tidak nampak dan cenderung sangat sedikit gesekan. Yang ada adalah manuruti sesepuh desa, yang lebih tua, yang lebih mengerti atau yang memiliki hajat. Diantara mereka tidak banyak berpendapat yang dapat memperlambat suatu pekerjaan atau bahkan ada yang terasa sakit hati. Beda jika kita memasuki kota, yang mana perumahan baru dihuni dengan ibu-ibu muda.Â
Semua pendatang yang memilikipekerjaan dikota. Perumahan-perumahan dihiasi dengan pagar besi dan tertutup rapat serta terjaga ketat. Kebudayaan tergolong baru karena para pendatang membawa kebudayaannya masing masing. Sehingga kebudayaan satu dengan yang lain belum bersatu. Beda lagi jika membahas kemajuan teknologi yang sangat pesat, pengetahuan yang semakin banyak, ide-ide dan gagasan sangat ketat. Begitu gambaran kehidupan di kota, semua ingin menyumbangkan ide dan ingin menerapkan gagasanya. Namun mereka banyak yang ketimpangan dengan jam kerja mereka. Akibatnya yang punya ide , ya itulah yang menjalankan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H