Mohon tunggu...
Iqbal Bagus Alfiansyah
Iqbal Bagus Alfiansyah Mohon Tunggu... Pelajar -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perlukah Menekan Botol dalam Masa Orientasi Siswa Baru?

10 Oktober 2015   06:33 Diperbarui: 10 Oktober 2015   07:51 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mungkin judul tersebut terlihat aneh. Tetapi tentu saja "botol" di sini bermakna lain. Itu adalah bagian dari analogi berikut :

"Tentu saja kalau seseorang mau sukses dan mengeluarkan potensinya, dia harus ditekan. Ibarat sebuah botol yang berisi air, jika botol tersebut ditekan maka airnya akan keluar"

Itulah kalimat yang pernah saya dengar dari seseorang yang menggunakan perumpamaan tersebut sebagai justifikasi untuk melibatkan penekanan mental atau bahkan fisik pada masa pengenalan orang baru terhadap lingkungannya yang baru di bidang pendidikan. Ya, di tulisan ini saya menyinggung tentang masa orientasi siswa baru yang -- biasanya -- pelaksanaannya dipasrahkan kepada seniornya dan saya juga akan memaparkan bantahan dari kalimat di atas. Tak jarang para senior tersebut bertindak semena-mena terhadap juniornya dengan dalih “menyiapkan para junior agar dapat menghadapi dunia kerja yang kejam dan tidak memaafkan”. Saya akan menguraikan berbagai alasan mengapa cara-cara yang biasanya mereka lakukan, yakni menekan junior-juniornya – di tulisan ini saya mendefinisikan “tekanan” sebagai tindakan senior yang membentak-bentak, memberikan tugas yang aneh-aneh yang sebenarnya tidak memiliki esensi, dan lain-lain kepada juniornya – sebenarnya kurang tepat dan tidak seharusnya dilakukan.

Saya akan menyampaikan alasan-alasan dan uraian saya dengan membantah dan mematahkan analogi di atas, dan tentunya dengan bahasa yang analogis pula.

  1. Tentu saja menekan botol akan mengeluarkan isinya. Tetapi dengan menekan botol tersebut, akan tertinggal sebuah bekas atau kerusakan pada botol. Apakah ada cara agar kita bisa mengeluarkan isi botol tersebut dengan cara yang tidak merusak atau meninggalkan bekas pada botol tersebut? Tentu saja ada, dan cara ini tidak menguras tenaga seperti menekan botol tersebut. Yaitu dengan memutar botol tersebut sehingga isinya bisa keluar ke tempat yang kita inginkan.

    Kesimpulannya adalah daripada menekan para junior, akan lebih baik jika senior membimbing atau memotivasi junior tersebut agar dia bisa mengeluarkan potensinya tanpa menekannya. Energi yang dikeluarkan pun tidak akan sebanyak bila menekan anak tersebut. Perlakuan senior yang kasar dan kerap kali memarahi juniornya dapat meninggalkan kesan yang tidak baik pada diri junior tersebut. Dan tak jarang kesan tersebut terus membekas dalam jangka waktu yang panjang. Tanpa menekan junior, panitia – atau senior – tidak perlu berlelah-lelahan, junior pun senang karena merasa dihargai dan diperlakukan dengan baik.

  2. Jika botol tersebut ditekan, benar adanya bahwa air di dalam botol tersebut akan keluar. Tetapi jumlah air yang keluar tidak akan sebanyak bila botol itu diputar seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, akhirnya, botol itu pun kosong. Air yang keluar dikarenakan tekanan pada botol tersebut jumlahnya sangat sedikit, bisa jadi hanya berupa butiran atau percikan air. Selain itu, juga masih terdapat sisa air di botol tersebut.

    Kesimpulannya adalah dengan memerlakukan junior dengan baik dan tanpa kekerasan, baik kekerasan yang bersifat fisik maupun psikis, akan memberikan ruang bagi junior tersebut untuk mengeluarkan potensinya sesuai dengan kemampuan dan cara yang ia bisa, sehingga semua potensi yang ia miliki bisa keluar secara alami tanpa paksaan. Tentu saja hal ini sangat kontras jika dibandingkan dengan jika ada tekanan. Dengan adanya tekanan, potensi yang dikeluarkan oleh junior kurang maksimal karena ia dikekang oleh senioritas dari seniornya, berikut peraturan-peraturan otokratis yang dikeluarkan oleh seniornya tersebut sehingga ia kurang leluasa mengeluarkan potensinya sendiri. Tak jarang, akhirnya potensi yang sebenarnya dimiliki oleh junior tersebut terpaksa dikubur lagi dalam-dalam karena pembatasan oleh seniornya tersebut dalam bentuk tekanan yang diberikan kepadanya.

  3. Jika botol tersebut diputar, maka air akan tertuang ke sebuah wadah. Wadah tersebut akan menampung air dengan baik sehingga air tidak tumpah dan berceceran di mana-mana. Hal ini tentu kontras jika dibandingkan dengan air yang keluar karena adanya tekanan pada botol tersebut. Air yang keluar akan berceceran ke mana-mana tanpa wadah atau penampung yang jelas.

    Kesimpulan di poin ini kurang lebih masih memiliki konteks yang sama dengan poin sebelumnya. Dengan absennya tekanan kepada junior, maka junior tersebut akan bebas menuangkan potensinya ke bidang yang ia minati. Tidak ada paksaan yang ditimpakan kepada dirinya. Lain halnya jika junior tersebut ditekan, potensinya akhirnya tak jarang disalurkan ke bidang yang sebenarnya kurang ia minati. Tetapi hal tersebut terpaksa ia lakukan untuk memenuhi tuntutan – atau keinginan – dari senior beserta peraturannya yang otokratis.

  4. Setelah menuangkan air ke dalam suatu wadah, hampir pasti anda menyimpannya, bukan? (Anggaplah wadah tersebut adalah sebuah ember untuk menampung air untuk, mungkin, menyiram tanaman di depan rumah anda). Air tersebut anda simpan karena anda akan menggunakannya lagi di kemudian hari. Tetapi jika anda melihat ada air yang berceceran di lantai atau meja di rumah anda, sudah pasti anda akan membersihkannya.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun